Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Kuil Ta Prohm, Ditelan Pohon hingga Terdapat Relief Dinosaurus

Kuil Ta Prohm
ilustrasi kuil Ta Prohm (wikimedia.org/Supanut Arunoprayote)
Intinya sih...
  • Ta Prohm berlokasi di Angkor Archaeological Park, Kamboja, dikelilingi hutan tropis dan mudah diakses
  • Dibangun pada akhir abad ke-12 oleh Raja Jayavarman VII sebagai pusat spiritual Buddha Mahayana
  • Didominasi oleh arsitektur Bayon dengan relief-detail yang memukau dan diselimuti akar pohon raksasa
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pada abad ke-12 Masehi, di tengah masa kejayaan Kerajaan Khmer, dibangunlah sebuah kuil yang kini dikenal sebagai Ta Prohm di kawasan Angkor, Kamboja. Kuil ini didirikan oleh Raja Jayavarman VII sebagai bentuk penghormatan kepada ibundanya, dan menjadi bagian penting dari kompleks spiritual serta pendidikan pada zamannya.

Ta Prohm dikenal karena ciri khasnya yang unik, yaitu struktur bangunan batu yang dibiarkan menyatu dengan alam selama berabad-abad. Akar pohon-pohon raksasa seperti tetua hutan tampak melilit bangunan. Tak heran jika banyak orang menyebutnya seperti latar film petualangan fantasi. Kini, Ta Prohm menjadi salah satu daya tarik wisata paling ikonik di Kamboja. Kira-kira, apa saja ya fakta menarik dari kuil ini? Yuk, simak!

1. Berlokasi di Angkor Archaeological Park, Kamboja

Kuil Ta Prohm
ilustrasi kuil Ta Prohm (wikimedia.org/Supanut Arunoprayote)

Dilansir laman Hello Angkor, Ta Prohm berada di kompleks Angkor Archaeological Park, sekitar 12 km timur laut dari Siem Reap, Kamboja. Lokasinya berada di dalam kawasan hutan tropis sehingga menjadikannya salah satu kuil yang penuh nuansa dan mudah dikenali di antara ratusan candi lainnya di Angkor. Kuil ini dibangun di tengah-tengah jalur spiritual dan politik kekaisaran Khmer.

Ta Prohm hanya berjarak sekitar 1 km dari candi terkenal lainnya seperti Banteay Kdei dan Angkor Wat. Meski dulunya tersembunyi oleh belantara, kini akses menuju kuil sudah cukup mudah berkat jalur yang telah ditata oleh pemerintah Kamboja dan UNESCO. Keberadaannya di hutan memberi suasana mistis, seolah-olah pengunjung tengah masuk ke dunia yang terlupakan.

2. Dibangun pada akhir abad ke-12 oleh Raja Jayavarman VII

Kuil Ta Prohm
ilustrasi kuil Ta Prohm (wikimedia.org/Alexey Komarov)

Dilansir laman Tourism Cambodia, kuil Ta Prohm dibangun pada akhir abad ke-12 oleh Raja Jayavarman VII sebagai bentuk penghormatan kepada ibunya. Nama aslinya adalah Rajavihara atau “Biara Kerajaan” yang menandakan bahwa tempat ini dirancang bukan hanya sebagai kuil, tetapi juga pusat pembelajaran spiritual Buddha Mahayana.

Patung utama di kuil ini merupakan representasi dari Prajnaparamita, dewi kebijaksanaan dalam ajarah Buddha Mahayana, yang dipercayai menggambarkan sang ibu raja. Ini menunjukkan bagaimana Raja Jayavarman VII sangat memuliakan perempuan dalam keluarganya serta menjadikan cinta kasih sebagai pondasi bangunan religius.

Selain fungsi religius, Ta Prohm juga berfungsi sebagai rumah bagi para biksu, pelajar, dan staf pendukung kerajaan. Kuil ini termasuk dalam program pembangunan masif sang raja yang mencakup rumah sakit, jalan raya, dan kuil lainnya untuk memulihkan negara pasca-invasi dari bangsa Champa.

3. Dibangun dengan gaya arsitektur Bayon

Kuil Ta Prohm
ilustrasi kuil Ta Prohm (wikimedia.org/Supanut Arunoprayote)

DIlansir laman DailyArt Magazine, Ta Prohm dibangun dengan gaya arsitektur Bayon yang dikenal lewat struktur monumental, ukiran rumit, dan penggunaan batu pasir sebagai material utama. Dinding dan pilar di kuil ini menampilkan relief-detail yang memukau, termasuk figur apsara (penari surga), makhluk mitologis, dan motif bunga lotus.

Batu pasir digunakan untuk bangunan utama karena kemampuannya menahan ukiran dengan detail tinggi, sedangkan laterit digunakan untuk struktur dasar karena kekuatannya yang besar. Struktur kuil terdiri atas beberapa halaman konsentris yang dikelilingi oleh dinding dan jalan setapak. Setiap bagian bangunan dirancang secara simetris yang mencerminkan prinsip kosmologi Buddha dan konsep mandala.

4. Diselimuti akar-akar pohon raksasa

Kuil Ta Prohm
ilustrasi kuil Ta Prohm (wikimedia.org/Gerd Eichmann)

Dilansir laman NCPedia, salah satu ciri paling ikonik dari Ta Prohm adalah bagaimana akar-akar pohon raksasa tumbuh menyelimuti dinding dan pintu kuil, seolah-olah alam sedang memeluk kembali hasil karya manusia. Pohon yang paling mencolok adalah Tetrameles nudiflora dan Ficus, yang akarnya menjalar hingga ke dasar struktur bangunan.

Fenomena ini membuat Ta Prohm sering disebut sebagai “kuil yang ditelan hutan” dan menjadi objek fotografi yang sangat populer. Akar-akar ini tidak hanya menambah estetika eksotis, tetapi juga menyimpan dilema bagi konservasi dimana akar tersebut memperkuat sekaligus merusak struktur batu. Kesan dramatis ini semakin kuat karena tekstur batu yang lapuk dan warna lumut yang menyelimuti dinding kuil.

5. Terdapat ukiran yang menyerupai Stegosaurus

Kuil Ta Prohm
ilustrasi kuil Ta Prohm (wikimedia.org/Harald Hoyer)

Relief di dinding-dinding Ta Prohm penuh dengan ukiran yang menggambarkan cerita-cerita spiritual, kehidupan sehari-hari, serta makhluk mitologis. Dilansir laman Answer Research Journal, salah satu relief yang paling banyak menarik perhatian adalah sosok hewan yang menyerupai dinosaurus Stegosaurus. Selain itu, terdapat ukiran figur apsara yang mengenakan perhiasan rumit yang menandakan pentingnya tarian sebagai elemen spiritual dan budaya pada masa itu.

Setiap detail pahatan tidak dibuat asal, melainkan menggambarkan nilai-nilai kebijaksanaan, perlindungan, dan siklus kehidupan. Menariknya, beberapa relief memperlihatkan instrumen musik, aktivitas perdagangan, dan kegiatan pendidikan. Ukiran di Ta Prohm tidak hanya berfungsi dekoratif, tapi juga sebagai dokumen visual dari peradaban kuno.

6. Dulunya merupakan institusi besar tempat belajar keagamaan

Kuil Ta Prohm
ilustrasi kuil Ta Prohm (wikimedia.org/Daniel Lautenbacher)

Dilansir laman Angkor Taxis, Ta Prohm dulunya bukan sekadar tempat ibadah, melainkan sebuah institusi besar dengan fungsi keagamaan, pendidikan, dan sosial. Menurut prasasti kuno, kuil ini dikelola oleh lebih dari 12.000 orang termasuk biksu, pendeta, pelayan, hingga penari kuil. Bahkan sekitar 80.000 penduduk dari desa sekitar terlibat dalam mendukung kegiatan logistik dan operasional sehari-hari.

Di sini, umat Buddha belajar spiritual, melaksanakan ritual, dan tinggal untuk mendalami kehidupan asketik. Keberadaan Ta Prohm membuktikan bahwa kuil-kuil Angkor bukan hanya tempat sakral, tapi juga pusat komunitas yang aktif dan terorganisir.

Selama berabad-abad, akar-akar pohon raksasa terus tumbuh melingkari bangunan batu kuno Ta Prohm, menjadikannya salah satu kuil paling unik di kawasan Angkor. Tidak seperti kuil lainnya, Ta Prohm dibiarkan menyatu dengan alam sehingga menciptakan pemandangan dramatis yang seolah membekukan waktu. Restorasinya pun dilakukan dengan prinsip minimal intervention agar keaslian dan pesona alaminya tetap terjaga. UNESCO dan Archaeological Survey of India bekerja sama untuk memastikan kuil ini tetap kokoh tanpa kehilangan karakternya. Kini, Ta Prohm tidak hanya menjadi destinasi wisata populer, tapi juga simbol harmonisasi antara budaya dan alam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us