Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Pembantaian Westerling, Pembunuhan Massal di Sulawesi Selatan

zonasatu.co.id

Nama Raymond Westerling mungkin jadi nama yang asing bagi kita saat ini. Namun siapa sangka, jika di tahun 1946 Westerling justru sangat dikenal bukan hanya di kalangan warga dan militer Belanda namun juga rakyat Indonesia khususnya rakyat Sulawesi Selatan.

Sayangnya kepopuleran nama Westerling bukan karena pria Belanda ini pernah membantu Indonesia melainkan karena kekejamannya dalam upaya pembunuhan massal di Sulawesi Selatan yang kemudian dikenal dengan nama Pembantaian Westerling.

1. Terjadi setelah kemerdekaan

kalimat.id

Di awal kemerdekaan, Belanda hanya mengakui Jawa, Sumatera, dan Madura sebagai wilayah Indonesia. Pengakuan itu tertulis dalam Perjanjian Linggarjati. Namun saat perjanjian itu dibuat, beberapa daerah di luar Jawa dan Sumatera masih melakukan berbagai perlawanan dengan Belanda.

Salah satu wilayah yang memiliki perlawanan paling kuat adalah di Sulawesi Selatan. Walaupun banyak pejuang sudah ditangkap, namun perlawanan tidak kunjung padam. Hal ini membuat Belanda kewalahan dan memutuskan mengirimkan pasukan khusus untuk mengatasi perlawanan rakyat Sulawesi Selatan.

2. Mengumpulkan informasi dengan bantuan pengkhianat

nikopejoeang.blogspot.com

Pasukan khusus ini kemudian dinamakan Depot Special Forces atau yang dikenal dengan nama DST dan dipimpin langsung oleh Raymond Westerling. DST tiba di Sulawesi pada tanggal 15 November 1946 dan mendirikan markas di Makassar. Tidak langsung bergerak, dengan bantuan para pengkhianat rakyat, DST lebih dulu mengumpulkan informasi dan melacak keberadaan para pejuang dan pendukungnya.

3. Pembantaian terjadi dalam beberapa tahap

id.pinterest.com

Westerling sendiri baru tiba pada tanggal 5 Desember 1946. Bersama 120 pasukan DST, ia menyusun strategi penumpasan pemberontakan. Penumpasan pertama dilakukan pada tanggal 12 Desember 1946, pukul 4 pagi.

Seperti yand dilansir dari laman dictio.id, Westerling bersama 58 pasukannya mengepung desa sekitar Batua dan mengumpulkan semuanya. Mereka kemudian memisahkan laki-laki dari anak-anak dan perempuan.

Dengan bantuan kepala desa, Westerling berhasil mengidentifikasi 35 orang yang dianggap sebagai pejuang kemerdekaan dan mengeksekusi mati mereka di depan warga desa untuk memberikan efek jera kepada siapa pun yang berani memberontak kepada pemerintahan Belanda.

4. Sebanyak 40 ribu orang Sulawesi meninggal dalam pembantaian ini

dictio.id

Selain warga desa Batua, Westerling juga melakukan sweeping ke sejumlah desa di Sulawesi Selatan. Pola yang diberlakukan selalu sama yaitu mengepung desa, mengumpulkan seluruh warganya dan kemudian menembak mati orang-orang yang dicurigai sebagai pejuang kemerdekaan.

Selain membunuh para pejuang, Westerling dan pasukannya kerap kali menembak penduduk tidak berdosa. Pembantaian Westerling sendiri berlangsung selama tiga bulan dari bulan Desember 1946 hingga Februari 1947. Hingga kini, tidak ada yang tahu pasti berapa jumlah korban dalam aksi keji ini.

Meski begitu, delegasi Indonesia untuk PBB menyampaikan bahwa ada 40.000 orang tewas dalam Pembantaian Westerling.

5. Ironisnya, Westerling sendiri tidak pernah diadili atas kejahatannya

historia.id

Pada November 1948, Westerling dipecat oleh Belanda. Sayangnya pemecatan itu tidak membuat Westerling berhenti. Pada tanggal 23 Januari 1950, Westerling kembali membuat ulah. Dia bersama 523 Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) menyerang markas Divisi Siliwangi di Bandung dan menyebabkan kematian 79 tentara Indonesia.

Seperti yang dilansir dari historia.id, Westerling berhasil kabur ke Singapura lalu ke Tangier, sebelum terbang menuju Paris. Westerling kembali ke Belanda tahun 1952. Untuk mempertanggungjawabkan kejahatannya, Indonesia yang saat itu bernama Republik Indonesia Serikat (RIS) meminta Belanda menyerahkan Westerling.

Namun Belanda menolak permintaan itu dengan alasan Westerling adalah warga Belanda dan karena itu dia akan diadili oleh Belanda dengan tuduhan melarikan diri dari tugas militer, pembunuhan, dan perkosaan. Sayangnya hingga kematiannya tahun 1987, Westerling tidak pernah diadili atas kejahatannya.

6. Puluhan tahun berselang, pihak Belanda akhirnya meminta maaf

straitstimes.com

Pada tahun 2013, pemerintah Belanda melalui duta besarnya di Jakarta akhirnya menyampaikan permohonan maaf untuk seluruh korban pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan. Selain itu, pemerintah Belanda juga memberikan kompensasi kepada janda yang suaminya menjadi korban pembantaian Westerling sebesar 20 ribu Euro.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siti Marliah
EditorSiti Marliah
Follow Us