Thailand kini menjadi salah satu negara paling diminati oleh wisatawan dunia. Di antara banyak objek wisata yang dimilikinya, The Grand Palace menjadi yang amat populer.
Kompleks bangunan seluas 218.000 meter persegi ini awalnya adalah tempat tinggal resmi Raja Thailand sejak 1782. Ratusan tahun berdiri membuatnya memiliki sejarah panjang yang unik. Berikut ini enam fakta mengenai The Grand Palace yang wajib kamu tahu!
Pembangunan Grand Palace dilakukan sejak 1782 di bawah pemerintahan Raja Phutthayotfa Chulalok atau yang dikenal sebagai Raja Rama I. Saat itu Raja Rama I yang berhasil merebut kekuasaan dari Raja Taksin ingin membangun ibu kota untuk dinasti barunya, Dinasti Chakri.
Ibu kota yang awalnya berlokasi di Thonburi dipindah ke sisi timur Bangkok, tempat Grand Palace saat ini berada. Grand Palace lalu digunakan sebagai kantor sekaligus rumah bagi Raja Rama I.
Grand Palace terus ditambah dan diperbaiki di pemerintahan Raja selanjutnya, terutama oleh Raja Chulalongkorn. Pada 1925, keluarga kerajaan dan pemerintah mulai gak menempatkan Grand Palace lagi, terutama setelah monarki dihapuskan pada 1932.
Grand Palace disebut sebagai situs wisata suci sehingga pengunjung diharuskan mengikuti beberapa aturan berpakaian. Misalnya harus memakai baju berlengan dan celana panjang, lalu larangan pakaian berbahan tembus pandang.
Grand Palace dianggap sebagai jantung spiritual Kerajaan Thailand atau salah satu kuil Buddha terpenting di Thailand sejak menjadi tuan rumah Buddha Zamrud. Padahal sebelumnya, antara 1782 hingga 1925 Grand Palace digunakan sebagai kediaman kerajaan, kementerian perang, percetakan uang Thailand, Pengadilan Kerajaan, dan keperluan administrasi pemerintahan lainnya.
Hari ini wisatawan melihat Grand Palace sebagai objek wisata yang sangat megah. Namun ternyata, Raja Rama I sempat mengalami kehabisan dana dan kekurangan material saat proses pembangunan.
Kondisi ini membuat mereka terpaksa membangun istana menggunakan kayu. Bahkan, istana juga dipagar dengan sederhana menggunakan kayu.
Bertahun-tahun setelah upacara seremonial perpindahan raja ke istana baru, mereka mulai mengganti kayu dengan batu. Raja Rama I memerintahkan prajuritnya untuk membongkar bangunan-bangunan kecuali kuil di ibu kota lama, Ayutthaya.
Bahan-bahan ini kemudian digunakan untuk membangun kembali tembok, benteng, gerbang, aula singgasana, dan tempat tinggal kerajaan. Kapel kerajaan juga dibangun kembali dan menjadi rumah Buddha Zamrud.
Di dalam komplek Grand Palace terdapat sebuah kapel yang lebih populer disebut Kuil Buddha Zamrud. Kapel kerajaan ini terletak di dalam batas-batas istana dan dibangun pada 1783.
Sudah menjadi tradisi untuk memiliki kapel di halaman istana kerajaan untuk digunakan sebagai tempat tinggal para biksu. Kapel di Grand Palace dikelilingi oleh empat sisi rantai serambi berdinding dengan tujuh gerbang yang berbeda.
Raja Rama I meminta bantuan kepada seorang arsitek asal Inggris dalam pembangunan Grand Palace. Bangunan ini akhirnya identik dengan gaya khas bangunan Renaisans Italia.
Kuil Buddha Zamrud awalnya memiliki arsitektur khas Thailand dibandingkan dengan Grand Palace secara keseluruhan. Namun, ketika Raja Rama V mengambil alih kekuasaan, dia merenovasinya dengan gaya atap siam dan mondhop.
Bagian dalam Grand Palace adalah tempat tinggal khusus untuk istri dan anak-anak raja. Wilayah ini seluruhnya dihuni oleh perempuan dan anak laki-laki di bawah usia pubertas.
Sejak dulu gak sembarang orang diperbolehkan masuk ke area dalam Grand Palace. Bahkan saat ini pun sangat tertutup, meskipun sudah gak ada lagi bangsawan yang tinggal di dalamnya.
Grand Palace adalah ikon bagi Thailand. Kemegahan bangunan membuat objek wisata ini selalu dipadati oleh ribuan wisatawan. Tertarik untuk mengunjunginya?