Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Unik Smilodon, Kucing Bergigi Pedang dari Zaman Prasejarah!

default-image.png
Default Image IDN
Intinya sih...
  • Smilodon adalah genus kucing besar dengan badan berotot, tinggi, dan dua taring panjang.
  • Para ahli memiliki teori mengenai fungsi taring raksasa Smilodon yang berguna untuk membuka dan mengoyak struktur keras seperti cangkang armadilo raksasa serta untuk menyayat dan menusuk mangsa.
  • Tercatat terdapat tiga spesies Smilodon, yaitu Smilodon populator, Smilodon fatalis, dan Smilodon gracilis dengan berat bervariasi dari 55 kg hingga 400 kg.

Harimau atau singa saja sudah terlihat garang dan dapat mencabik-cabik mangsanya dengan sadis. Kalau begitu coba bayangkan harimau dengan ukuran lebih besar dan punya dua taring panjang di mulutnya, pasti sangat menyeramkan. Di masa prasejarah ada banyak hewan seperti itu, mereka disebut kucing bergigi pedang atau saber toothed cat.

Salah satu hewan yang menyandang nama tersebut adalah Smilodon. Smilodon sendiri adalah genus kucing besar yang hidup pada periode Pleiostocene. Mereka punya badan besar, berotot, tinggi, dua taring panjang, dan ekor pendek. Smilodon juga berkerabat dengan kucing-kucing modern seperti singa, harimau, macan tutul, sampai kucing domestik. Simak artikel ini untuk mengulik lebih dalam mengenai kucing bergigi pedang satu ini!

1. Punya taring yang panjang

Ilustrasi Smilodon (commons.wikimedia.org/Charles Robert Knigh)

Sebenarnya semua mamalia karnivora memiliki taring atau gigi yang menonjol, bahkan manusia juga punya, lho. Melansir Colgate, gigi atau taring ini sedikit menonjol, tajam di ujung dan terletak di bagian kanan dan kiri rahang. Gigi semacam ini disebut canine dan berguna untuk menggigit, mengoyak daging dan beberapa fungsi lain. Namun Smilodon punya canine yang panjangnya dapat mencapai 20 cm, lebih besar dari canine hewan lain.

Para ahli punya banyak teori mengenai fungsi dari taring raksasa tersebut. Peneliti seperti Richard Owen dan Edward Drinker Cope berpendapat kalau taring tersebut berguna untuk membuka dan mengoyak struktur keras seperti cangkang armadilo raksasa. Sementara itu peneliti lain seperti George Gaylord Simpson berteori kalau taring tersebut berguna untuk menyayat dan menusuk mangsa. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menguak misteri mengenai taring Smilodon.

2. Hidup di zaman Pleistocene

default-image.png
Default Image IDN

Dilansir GBIF, Smilodon hidup antara 2.5 juta tahun yang lalu hingga 10.000 tahun yang lalu di zaman Pleistocene. Habitatnya berupa hutan dan padang rumbut dengan rerumputan tinggi. Tanaman dan hewan yang hidup di zaman ini mirip dengan yang hidup di masa kini. Hanya saja beberapa dari mereka punya tubuh yang lebih besar. Berdasarkan bukti fosil kucing besar satu ini mendiami Benua Amerika. Ia juga bersaing dengan predator lain seperti serigala dan beberapa jenis kucing purba lain.

3. Kekerabatan smilodon dengan kucing modern

default-image.png
Default Image IDN

Smilodon merupakan kucing besar dari family felidae, jelas Mindat. Lebih spesifiknya Smilodon merupakan kucing dari subfamily Machairodontinae, subfamily ini berisikan beberapa kucing bergigi pedang lain seperi Homotherium dan Meganteron. Ia berkerabat cukup dekat dengan beberapa kucing lain seperti harimau, singa, macan tutul, dan kucing domestik. Tapi kamu tidak boleh menganggap kalau Smilodon adalah nenek moyang dari kucing besar di zaman modern. Kucing-kucing di masa modern lebih cocok disebut saudara atau sepupu dari Smilodon.

4. Punya tiga spesies

Ilustrasi Smilodon fatalis, salah satu spesies Smilodon (commons.wikimedia.org/Dantheman9758)

Tercatat terdapat tiga spesies Smilodon, yaitu Smilodon populator, Smilodon fatalis dan Smilodon gracilis, jelas Prehistoric Wildlife. S. gracilis menjadi spesies paling kecil dengan berat sekitar 55 sampai 100 kg, sementara itu S. populator jadi spesies terbesar dengan berat mencapai 400 kg. S. gracilis juga jadi spesies paling tua, kemudian diikuti S. fatalis dan terakhir spesies termuda adalah S. populator. Corak dan pola tubuh ketiganya belum diketahui karena belum ada bukti fosil berupa kulit yang ditemukan. Jika fosil tersebut sudah ditemukan mungkin kita akan tahu bagaimana perbedaan dan wujud ketiga spesies Smilodon tersebut.

5. Makanan smilodon

default-image.png
Default Image IDN

Prehistoric Fauna dan National Parks Service menjelaskan kalau mammoth, bison, unta, tapir, sloth tanah, bahkan nenek moyang manusia menjadi makanan utama dari kucing bergigi pedang ini. Ia adalah predator penyergap dengan taktik berburu yang efisien dan cepat. Jika melihat anatomi tubuhnya dapat disimpulkan kalau Smilodon punya badan yang kuat dan kemampuan melompat yang baik. Seperti kucing besar di masa modern Smilodon juga mampu meraung, lho.

6. Penemuan fosil smilodon

default-image.png
Default Image IDN

Tahun 1830 jadi tahu di mana fosil Smilodon pertama kali ditemukan, terang Extinct Animals. Namun baru di tahun 1842 nama Smilodon diberikan secara resmi oleh Peter Wilhelm Lund. Smilodon populator jadi spesies pertama yang diberi nama dan diresmikan oleh Lund. Setelah penemuan pertama tersebut banyak fosil Smilodon lain yang ditemukan di dideskripsikan.

Smilodon gracilis ditemukan pada tahun 1880 oleh Edward Drinker Cope. Kemudian Smilodon fatalis ditemukan pada tahun 1869 oleh tim paleontolog yang dipimpin oleh Joseph Leidy. Dari ketiga spesies tersebut, S. fatalis jadi salah satu spesies yang  fosilnya paling sering ditemukan. Fosil S. fatalis kerap ditemukan di situs Rancho La Brea di California, Amerika Setikat.

Hewan dari zaman prasejarah punya banyak keunikan yang tidak dimiliki hewan di masa modern. Hal ini tercermin dari Smilodon, kucing besar yang punya dua taring dengan ukuran yang sangat besar dan panjang. Walau sudah punah Smilodon menjadi pengingat manusia bahwa ada banyak hewan luar biasa yang hidup di muka bumi. Fosil Smilodon juga kerap diteliti untuk mengungkap misteri mengenai kehidupan prasejarah. Smilodon jadi salah satu hewan purba yang menarik perhatian banyak orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us