7 Bencana Alam Terbesar Sepanjang Sejarah, Indonesia Paling Banyak!

Bencana alam dapat menewaskan puluhan hingga ratusan ribu orang. Bahkan di abad ke-20, lebih dari satu juta kematian per tahun bukanlah hal yang jarang terjadi. Bukan hanya itu, banyak warga juga yang kehilangan tempat tinggalnya hingga terpaksa harus mengungsi ke tempat lain. Pun biaya untuk pemulihan pastinya tidak sedikit. Hal ini akan sangat berdampak bagi ekonomi negara.
Tidak hanya negara-negara lain, Indonesia juga merasakan hal yang sama. Apalagi negara kita bisa dibilang wilayah yang rawan bencana karena dilalui oleh Cincin Api Pasifik dan Sabuk Alpide, terlebih lagi daerahnya juga berada di wilayah tropis (garis khatulistiwa). Terkait hal ini, sejarah telah mencatat peristiwa-peristiwa besar dan beberapa di antaranya terjadi di Indonesia. Penasaran apa saja itu? Cek di bawah ini, ya!
1. Erupsi Gunung Toba

Gunung Toba adalah gunung berapi purba yang terletak di Pegunungan Barisan, Sumatra Utara, Indonesia. Erupsi Gunung Toba terjadi sekitar 74.000 tahun lalu dan dianggap sebagai letusan gunung berapi terbesar sepanjang sejarah.
Saat itu Toba mengeluarkan sekitar 2.800 km kubik abu dan lava hingga menyebabkan musim dingin vulkanik yang cukup hebat dan hampir memusnahkan sebagian besar manusia purba. Karena pada saat abu dan lava dilepaskan ke atmosfer, unsur tersebut akan menghalangi sinar matahari hingga terjadilah penurunan suhu drastis. Terbukti suhu udara rata-rata di seluruh dunia turun 3–5 °C (5,4–9,0 °F) selama bertahun-tahun setelah letusan.
Para ilmuwan mengetahui Gunung Toba juga pernah meletus sebelumnya, yaitu sekitar 840.000 tahun lalu. Saat ini Gunung Toba bisa dikatakan ‘sedang tidur’. Tidak ada yang bisa memastikan kapan gunung tersebut akan meletus lagi.
2. Erupsi Gunung Tambora

Gunung berapi yang terletak di pantai utara pulau Sumbawa, Indonesia, ini pernah meletus pada tahun 1815. Setelah erupsi, Tambora kehilangan sebagian besar puncaknya, jadi kini hanya memiliki tinggi total 2.851 meter (9.354 kaki).
Tambora memulai erupsinya pada tanggal 5 April 1815 dengan melemparkan abu dan lava beserta getaran kecil. Klimaksnya terjadi lima hari kemudian, saat itu tanah berguncang hebat hingga menyebabkan tsunami yang mengalir deras di Laut Jawa. Sedikitnya 10.000 penduduk pulau tewas dan 35.000 rumah hancur.
Setelahnya, puing-puing Gunung Tambora menyelimuti dan mendinginkan sebagian Bumi selama berbulan-bulan, hingga mengakibatkan gagal panen di Amerika Utara dan epidemi di Eropa.
3. Erupsi Gunung Krakatau

Tahun 1883 tercatat sebagai tahun kejadian salah satu letusan terbesar dan paling mematikan sepanjang sejarah yaitu erupsi Gunung Krakatau. Krakatau terletak di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatera, yang mana daerah ini merupakan pertemuan lempeng tektonik India-Australia dan Eurasia, sebuah zona dengan aktivitas vulkanik dan seismik yang tinggi.
Dimulai pada tanggal 20 Mei 1883, Krakatau kembali aktif setelah sekian lama. Awan yang mengandung abu mencapai ketinggian 10 km dan letusan terdengar hingga ke Batavia (Jakarta) yang jauhnya 100 km. Kemudian puncaknya terjadi pada tanggal 27 Agustus 1883, letusan dahyat terdengar sampai ke Australia yang jauhnya 3.500 km dan awan abu terlemparkan hingga ketinggian 80 km.
Saking dahsyatnya, letusan Krakatau diduga setara dengan ledakan bom berkekuatan 200 megaton. Kejadian ini menewaskan lebih dari 36.000 orang dan mendinginkan seluruh suhu Bumi rata-rata 0,6°C selama beberapa bulan berikutnya.
4. Tsunami Aceh

Sekitar 20 tahun yang lalu, atau lebih tepatnya pada 26 Desember 2004, terjadi tsunami besar di Aceh. Bermula dari gempa berkekuatan 9,3 Skala Richter (SR) yang kemudian menyebabkan serangkaian tsunami dahsyat di sepanjang daratan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Sayangnya, Aceh lah yang mendapat dampak paling parah selain Sri Lanka, Thailand, dan India.
Sampai sekarang pun kejadian ini masih menjadi memori menyakitkan bagi masyarakat Aceh. Lebih dari 230.000 warga tewas, 500.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan banyak bangunan lain yang berakhir tragis oleh tsunami dengan kecepatan mencapai 800 km/jam tersebut. Nilai kerugian diduga mencapai angka US $4,5 miliar. PBB sendiri menyatakan bahwa tsunami Aceh merupakan salah satu bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi.
5. Gempa Bumi Chili

Gempa Bumi Chili tahun 1960 merupakan gempa bumi terbesar yang tercatat pada abad ke-20. Gempa yang berkekuatan 9,5 Skala Richter ini terjadi di lepas pantai selatan Chili hingga menimbulkan tsunami yang tidak hanya merusak Chili, tapi juga negara lain seperti Hawaii, Jepang, dan Filipina.
Kejadian ini menelan ribuan korban jiwa dan diperkirakan 2 juta orang kehilangan tempat tinggal. Total nilai kerugian dari semua negara yang terkena dampaknya diduga mencapai USD $550 juta.
6. Tornado Daulatpur Saturia

Tornado Daulatpur Saturia adalah tornado terkuat yang melanda distrik Manikganj di Bangladesh pada tanggal 26 April 1989. Tornado ini memegang status tornado paling mematikan dalam sejarah dengan jumlah korban tewas sekitar 1.300 orang dan total kerusakan mencapai sekitar $1,5 juta. Beberapa perkiraan menggolongkan tornado ini sebagai EF-5, yang kecepatan anginnya lebih dari 200 mph.
Setelah Amerika Serikat dan Kanada, Bangladesh merupakan negara ke-3 dalam hal frekuensi tornado tinggi. Sebelumnya pun negara ini telah berkali-kali dilanda tornado hebat, tapi tornado Daulatpur-Saturia dianggap sebagai yang terburuk sepanjang catatan sejarah.
7. Banjir Sungai Yangtze

Sungai Yangtze adalah sungai terpanjang di Asia dan salah satu jalur air utama di dunia. Sebenarnya banjir ini terjadi secara berkala di Tiongkok dan sering kali mengakibatkan kerusakan properti serta korban jiwa yang cukup besar. Beberapa banjir terakhir terjadi pada tahun 1870, 1931, 1954, 1998, 2010, dan 2020.
Adapun alasan yang menyebabkan banjir ini di antaranya yaitu pengelolaan sungai yang buruk, deforestasi, penurunan tanah, dan curah hujan. Pada tahun 1931, banjir memakan sekitar 3,7 juta korban jiwa dan membuat 40 juta orang kehilangan tempat tinggal. Kemudian tanggul yang lebih efektif dibangun, tapi banjir tahun 1954 dan 1998 masih sangat merusak dan menewaskan sekitar 30 ribu orang. Bahkan sampai saat ini, pemerintah setempat masih memikirkan solusi yang efektif agar bisa mengatasi masalah tersebut.
Kita tidak pernah tahu pasti kapan bencana akan terjadi. Tetapi kita bisa meminimalisir kerusakan pasca bencana dengan cara bersiap-siap lebih awal. Untuk itu dibutuhkan kebijakan dari pemerintah dan kesadaran dari masyarakat sendiri. Karena berbekal dari pengalaman, bencana alam yang meninggalkan kerusakan terparah disebabkan oleh kurangnya persiapan. Semoga tulisan ini bermanfaat!