Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Grand Canyon, Ngarai Raksasa Spektakuler di Arizona

Grand Canyon
Grand Canyon di Arizona, Amerika Serikat (pixabay.com/Filio)
Intinya sih...
  • Sejarah geologi Grand Canyon terdiri dari lapisan granit Arkean dan sekis di bagian bawah, batu kapur, batu pasir, dan serpih Proterozoikum yang tersementasi selama lebih dari 300 juta tahun.
  • Terbentuk oleh Sungai Colorado yang membelah lapisan batuan Dataran Tinggi Colorado selama jutaan tahun, membentuk ngarai yang dalam dan spektakuler.
  • Ditemukan oleh penjelajah Eropa pada 1540, dinamai oleh ahli geologi Mayor John Wesley Powell pada 1869, serta kaya akan warisan budaya Suku Asli Amerika.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Grand Canyon adalah ngarai raksasa di Arizona, Amerika Serikat. Ngarai ini memiliki panjang sekitar 446 km, dan lebarnya berkisar antara 6 hingga 29 km, dengan kedalaman lebih dari 1.600 meter di bawah tepiannya. Taman Nasional seluas 4.927 km persegi ini dinyatakan sebagai Monumen Nasional Grand Canyon oleh Presiden Theodore Roosevelt pada tahun 1908, dan diresmikan oleh Presiden Woodrow Wilson pada tanggal 26 Februari 1919.

Berkat nilai estetika, ilmiah, serta budaya dan spiritual, Grand Canyon ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1979. Tidak heran jika Taman Nasional Grand Canyon menerima sekitar 5 juta wisatawan setiap tahun.

Lantas, seperti apa lanskap Grand Canyon? Apa yang membuatnya begitu spektakuler? Simak faktanya, yuk!

1. Sejarah geologi

Grand Canyon
Lapisan batuan Supai Group seperti yang terlihat di sepanjang Hermit Trail. Foto NPS oleh Kristen M. Caldon (commons.wikimedia.org/Taman Nasional Grand Canyon)

Dilansir Britannica, lapisan ngarai terdiri dari granit Arkean dan sekis di bagian bawah, yang dikenal sebagai Batuan Dasar Vishnu, berusia lebih dari 2,5 miliar tahun. Di atas batuan purba ini terdapat batu kapur, batu pasir, dan serpih Proterozoikum yang berusia lebih dari 540 juta tahun. Lapisan batuan tersebut kemudian tersementasi dan membentuk sebagian besar dinding ngarai, mewakili periode pengendapan yang berlangsung lebih dari 300 juta tahun.

Terdapat celah waktu geologis, di mana lapisan batuan berumur lebih dari 1 miliar tahun hilang atau tidak pernah terbentuk akibat pergerakan lempeng tektonik besar. Batuan Mesozoikum, yang seharusnya berada di atas lapisan Paleozoikum, telah terkikis seluruhnya di Grand Canyon tetapi ditemukan di Utah selatan. Lembaran lava hitam dan kerucut vulkanik ditemukan beberapa mil di tenggara ngarai dan di Grand Canyon bagian barat.

2. Terbentuk oleh Sungai Colorado

Grand Canyon
Grand Canyon di Arizona, Amerika Serikat (pexels.com/Igor Passchier)

Dilansir Britannica, fenomena alam Grand Canyon terbentuk oleh Sungai Colorado yang membelah lapisan batuan Dataran Tinggi Colorado selama jutaan tahun. Sekitar enam juta tahun yang lalu, sungai ini mulai membentuk jalurnya sendiri, dengan aliran deras dan beban sedimennya, yang membawa rata-rata 500.000 ton sedimen per hari.

Ketika Dataran Tinggi Colorado terangkat, hujan, angin, dan fluktuasi suhu, bersama dengan erosi kimia, secara bertahap mengikis lapisan batuan yang lebih lunak, sehingga ngarai semakin lebar. Peristiwa geologis ini mempertajam aliran sungai dan akhirnya membelah lanskap menjadi ngarai yang dalam, menciptakan jurang spektakuler seperti yang kita lihat sekarang.

3. Ditemukan oleh penjelajah Eropa

Grand Canyon
Grand Canyon di Arizona, Amerika Serikat (pixabay.com/pdimaria)

Dilansir National Park Service, Grand Canyon pertama kali ditemukan oleh penjelajah Eropa bernama García López de Cárdenas dari Spanyol, pada 1540. Ekspedisi yang dipimpin oleh Francisco Vázquez de Coronado ini melakukan perjalanan ke utara dari Mexico City untuk mencari “Tujuh Kota Cíbola” dan menemukan sungai yang dapat dilayari sebagai jalur air ke Teluk California.

Namun, ekspedisi mereka gagal mencapai dasar dan menyatakan ngarai itu tidak dapat dilewati. Laporan kegagalannya membuat ngarai ini dihindari selama sekitar 235 tahun.

4. Dinamai oleh seorang ahli geologi

Grand Canyon
Lapisan batuan Supai Group setinggi 800 kaki/244 m terlihat di sepanjang Hermit Trail. Foto NPS oleh Kristen M. Caldon (commons.wikimedia.org/Taman Nasional Grand Canyon)

Dilansir National Park Service, pada 1869, barulah seorang ahli geologi, Mayor John Wesley Powell menjelajahi Sungai Colorado. Penjelajahan ini merupakan bagian dari ekspedisi ilmiah untuk memetakan serta mempelajari Sungai Colorado dan ngarai-ngarainya. Powell mewakili eksplorasi ilmiah pertama yang sukses, yang menembus ngarai melalui sungai dan membuka jalan bagi pemahaman geologi dan pemetaan modern.

Powell juga mulai menggunakan dan mempopulerkan istilah "Grand Canyon" alias “Ngarai Besar” untuk menggambarkan jurang yang sangat dalam dan megah ini. Dalam bukunya yang berjudul “The Exploration of the Colorado River of the West and its Tributaries” tahun 1875, Powell menyebut Grand Canyon sebagai “our granite prison” dan menggambarkan serangkaian jeram yang hampir tak terputus.

5. Beriklim semi-kering

Grand Canyon
Grand Canyon di Arizona, Amerika Serikat (pixabay.com/laurentgraphiste)

Grand Canyon terletak di Dataran Tinggi Colorado beriklim semi-kering dengan musim dingin yang sejuk hingga dingin. Kondisi iklim sangat bervariasi di area-area kecil karena keragaman relief yang tinggi di Zona Transisi. Beberapa faktor menentukan iklim mikro suatu wilayah, termasuk kelembapan, suhu, angin di dekat permukaan tanah, vegetasi, tanah, lintang, ketinggian, dan musim.

Pada bulan Januari, suhu tertinggi rata-rata mencapai 8 °C, sementara suhu terendah rata-rata turun hingga -7 °C. Sebagian besar wilayah menerima curah hujan 250 hingga 375 mm per tahun. Lingkar Utara yang didominasi hutan, menerima lebih banyak curah hujan, rata-rata sekitar 660 mm per tahun, sementara Lingkar Selatan rata-rata menerima curah hujan sekitar 380 mm per tahun.

6. Tempat terbaik untuk melihat rekaman fosil

Grand Canyon
Fosil jejak Chelichnus dari reptil mirip mamalia yang ditemukan di Batupasir Coconino. Foto NPS oleh Michael Quinn (commons.wikimedia.org/Taman Nasional Grand Canyon)

Grand Canyon adalah salah satu tempat terbaik di dunia untuk melihat rekaman fosil. Namun, tidak ada fosil dinosaurus yang ditemukan di Grand Canyon karena batuan di sana jauh lebih tua dari era dinosaurus. Dilansir National Park Service, sebagian besar batuan yang terlihat di Grand Canyon terbentuk di lingkungan laut dangkal, sehingga fosil laut adalah yang paling umum ditemukan, seperti Trilobites, Crinoids, Brachiopods, Bryozoans, Corals, Sponges, dan Burrows.

Fosil pakis biji, paku ekor kuda, pinus kecil, ginkgo, dan bahkan fosil sayap capung purba yang sangat besar juga pernah ditemukan di batuan Hermit Shale. Jejak-jejak yang diyakini berasal dari kalajengking, kaki seribu, isopoda, laba-laba, dan reptil mirip mamalia ada di bukit pasir lapisan Coconino Sandstone. Di gua-gua kering di sepanjang tebing ngarai, ditemukan sisa-sisa mamalia yang jauh lebih muda, seperti tulang kukang, kotoran, dan rambut berusia 11.000 tahun, tulang kondor California dan fragmen cangkang telur, serta tumpukan sampah tikus.

7. Kaya akan warisan budaya

Grand Canyon
Lumbung prasejarah di sepanjang Sungai Colorado di atas Nankoweap di Marble Canyon, Taman Nasional Grand Canyon. Foto NPS oleh Mark Lellouch (commons.wikimedia.org/Taman Nasional Grand Canyon)

Dilansir Greenly, warisan budaya Grand Canyon sangat kaya dan berakar kuat pada sejarah panjang Suku Asli Amerika yang telah mendiami wilayah ini selama ribuan tahun. Bagi mereka, fenomena alam Grand Canyon bukan sekadar ngarai besar, tetapi tempat suci yang memiliki peran penting dalam perjalanan spiritual. Saat ini, ada 6 suku utama yang tinggal di sekitar Grand Canyon, yaitu Suku Hualapai, Suku Havasupai, Suku Navajo, Suku Paiute, Suku Hopi, dan Suku Zuni.

Dilansir National Park Service, artefak manusia tertua yang ditemukan berusia hampir 12.000 tahun dan berasal dari periode Paleo-India. Salah satu temuan tertua berupa patung-patung kecil dari ranting yang terbelah. Di tepi dan di dalam ngarai, terdapat banyak reruntuhan kuno, termasuk desa-desa kecil (pueblos) dan lumbung batu yang ditinggalkan oleh Ancestral Puebloans. Banyak juga ukiran dan lukisan di dinding batu ngarai yang menceritakan kisah, mencatat peristiwa, atau berfungsi sebagai penanda.

Terkenal karena ukurannya yang besar, tetapi Grand Canyon bukanlah ngarai terdalam di dunia, melainkan Grand Canyon Yarlung Tsangpo di Tibet, Tiongkok, dengan kedalaman mencapai hampir 6.000 meter. Meskipun begitu, Grand Canyon tetap menjadi salah satu lanskap yang tidak kalah spektakuler dengan keistimewaannya sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Gila Rasi Orion, dari Supernova sampai GPS Langit

01 Okt 2025, 19:29 WIBScience