7 Fakta Wat Thammikarat, Kuil Bersejarah di Tengah Kota Kuno Ayutthaya

- Wat Thammikarat terletak di kawasan pusat kota tua Ayutthaya, Thailand, mudah diakses dan menawarkan suasana tenang tanpa keramaian.
- Kuil ini dibangun sekitar abad ke-14 dan menampilkan gaya arsitektur khas Ayutthaya dengan struktur utama yang didominasi oleh bata merah.
- Wat Thammikarat masih digunakan untuk kegiatan keagamaan hingga saat ini dan menjadi ruang sakral yang menyatukan masa lalu dan masa kini.
Ayutthaya, bekas ibu kota kuno Thailand, menyimpan jejak-jejak peradaban yang begitu kaya dan mempesona salah satunya melalui keberadaan kuil-kuil tua yang masih berdiri hingga kini. Di antara banyaknya reruntuhan bersejarah di kawasan ini, Wat Thammikarat menjadi salah satu kuil yang paling menarik perhatian karena keunikan struktur dan peninggalannya.
Meskipun tidak sepopuler Wat Mahathat atau Wat Phra Si Sanphet, kuil ini justru menawarkan pengalaman yang lebih tenang dan otentik dalam menelusuri sejarah spiritual kerajaan Ayutthaya. Wat Thammikarat bukan hanya sekadar situs arkeologi, melainkan juga kuil yang masih aktif digunakan oleh masyarakat lokal untuk beribadah. Penasaran dengan fakta-fakta menarik yang tersembunyi di balik tembok bata merahnya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
1. Terletak di kawasan pusat kota tua Ayutthaya

Dilansir laman Ayutthaya Historical Research, Wat Thammikarat terletak di kawasan pusat kota tua Ayutthaya, Thailand, tak jauh dari Wat Ratchaburana dan Wat Mahathat yang lebih terkenal. Lokasinya berada Jalan U Thong di dalam situs sejarah Ayutthaya Historical Park yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO sejak 1991. Akses ke kuil ini terbilang mudah karena dapat dicapai dengan sepeda atau tuk-tuk dari pusat kota modern Ayutthaya. Keberadaannya yang tidak terlalu ramai membuat Wat Thammikarat menjadi destinasi ideal bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana kuil tua tanpa keramaian.
Suasana di sekitarnya masih terasa sejuk dan teduh karena banyaknya pepohonan yang tumbuh di area kompleks. Dari luar, kuil ini tampak seperti reruntuhan biasa, namun saat melangkah ke dalam, pengunjung akan disambut oleh elemen-elemen arsitektur yang kaya makna simbolis.
2. Dibangun sekitar abad ke-14

Dilansir laman Asian Historical Architecture, Wat Thammikarat diyakini dibangun pada masa awal Kerajaan Ayutthaya, sekitar abad ke-14, meskipun beberapa bukti menunjukkan bahwa fondasinya mungkin sudah ada sejak era Sukhothai. Nama kuil ini berasal dari seorang biksu atau pemuka agama bernama Thammikarat yang diyakini berjasa besar dalam perkembangan ajaran Buddha di wilayah ini.
Wat Thammikarat pernah menjadi tempat penting bagi kegiatan keagamaan dan pendidikan agama di masa lampau. Kuil ini bahkan dipercaya pernah digunakan oleh para anggota keluarga kerajaan sebagai tempat berdoa sebelum atau setelah peristiwa penting kenegaraan. Walaupun banyak bagian dari kuil ini telah runtuh akibat perang dan waktu, struktur aslinya masih dapat dikenali dan memberikan gambaran kuat mengenai kejayaannya di masa lalu.
3. Gaya arsitektur yang didominasi oleh bata merah

Dilansir laman Holidify, Wat Thammikarat menampilkan gaya arsitektur khas Ayutthaya dengan struktur utama yang didominasi oleh bata merah tanpa plester. Bentuk bangunannya cukup monumental dengan chedi besar sebagai pusat utama, dikelilingi oleh sisa-sisa viharn (ruang ibadah), pilar batu, dan fondasi bangunan tambahan lainnya.
Motif ukiran pada beberapa bagian masih terlihat, meskipun telah termakan usia. Motif ini menunjukkan pola-pola lotus, naga, dan singa yang merupakan simbol perlindungan dalam ajaran Buddha.
Chedi utamanya berbentuk bulat dengan dasar segi delapan, mirip telur besar, yang mencerminkan kekuatan dan kesuburan. Keunikan inilah membedakannya dari banyak chedi lain di Ayutthaya yang cenderung berbentuk lonceng.
4. Dikelilingi oleh puluhan patung singa

Dilansir laman The Road to Anywhere, salah satu daya tarik utama Wat Thammikarat adalah deretan lebih dari 50 patung singa (Singha) batu yang mengelilingi bagian dasar chedi utamanya. Patung-patung ini berbaris rapi seolah menjaga stupa dari berbagai arah. Dalam kepercayaan Buddhis, singa melambangkan kekuatan, keberanian, dan penjaga ajaran Buddha. Itulah sebabnya keberadaannya di sini menjadi sangat simbolis.
Beberapa patung masih dalam kondisi baik, sementara yang lain telah rusak akibat usia dan cuaca. Uniknya, tidak semua singa memiliki bentuk yang sama, beberapa memiliki ekspresi wajah yang berbeda, dan beberapa tampak seperti makhluk campuran antara singa dan naga.
5. Terdapat patung Buddha berukuran besar yang masih terawat

Dilansir laman Ayutthaya Historical Research, di area dalam viharn kuil, terdapat patung Buddha berukuran besar yang dilapisi warna emas. Patung ini masih terawat dengan baik dan menjadi pusat pemujaan utama bagi umat Buddha yang datang berkunjung. Posisi patung dalam keadaan duduk dengan sikap tangan Dhyana Mudra, simbol meditasi dan pencapaian spiritual.
Meski berada di dalam kawasan reruntuhan, patung ini justru terlihat mencolok dengan kilauan warnanya yang kontras dengan bata merah di sekitarnya. Banyak umat yang datang untuk berdoa dan membawa persembahan seperti dupa, bunga teratai, dan lilin.
6. Tradisi persembahan patung ayam jago

Dilansir laman The Road to Anywhere, hal menarik lainnya dari Wat Thammikarat adalah keberadaan ratusan patung ayam jago dari berbagai ukuran di pelataran kuil. Tradisi ini berasal dari legenda seorang pangeran yang pernah bernazar kepada dewa kuil bahwa jika ayam jagonya menang dalam sabung ayam kerajaan, ia akan memberikan persembahan berupa ayam jago sebagai bentuk syukur. Sejak saat itu, ayam jago dianggap sebagai simbol kemenangan, keberanian, dan pengabdian, dan menjadi persembahan khas di kuil ini.
Patung-patung tersebut diletakkan dengan rapi dan terus bertambah jumlahnya seiring berjalannya waktu, karena pengunjung percaya bahwa mempersembahkan ayam jago akan membawa keberuntungan. Beberapa patung ayam terbuat dari semen, keramik, hingga bahan logam ringan. Warna-warnanya yang cerah seperti merah, kuning, dan hijau membuat area ini tampak semarak meski dikelilingi reruntuhan.
7. Digunakan untuk kegiatan keagamaan hingga saat ini

Dilansir laman The Road to Anywhere, meskipun sebagian besar struktur kuil telah runtuh akibat perang dan usia, Wat Thammikarat tetap berfungsi sebagai tempat ibadah hingga saat ini. Area viharn utamanya telah ditutup sebagian dan digunakan oleh umat Buddha lokal untuk kegiatan keagamaan seperti sembahyang, meditasi, dan persembahan.
Beberapa bagian kuil telah diperkuat atau direnovasi untuk menjaga struktur agar tidak semakin rusak, sehingga tetap mempertahankan bentuk aslinya. Pemerintah Thailand bersama UNESCO dan badan kebudayaan lainnya terus mengawasi pelestarian situs ini sebagai bagian dari pelestarian sejarah Ayutthaya.
Aktivitas keagamaan di kuil ini berlangsung berdampingan dengan kunjungan wisata. Tidak jarang pengunjung akan menemukan biksu sedang duduk bermeditasi atau memimpin doa di tengah-tengah area kuil.
Melalui arsitekturnya yang unik, patung-patung penjaga yang kokoh, dan praktik keagamaan yang masih hidup, kuil ini menjadi ruang sakral yang menyatukan masa lalu dan masa kini. Bagi pengunjung yang ingin merasakan sisi spiritual dan historis Ayutthaya secara bersamaan, kuil ini layak untuk disinggahi. Tak hanya memberikan pengetahuan, pengalaman menyusuri Wat Thammikarat juga bisa membawa refleksi pribadi yang dalam. Jika kamu berkesempatan ke Ayutthaya, jangan lewatkan untuk menyusuri lorong-lorong sunyinya dan menyapa keheningan yang penuh makna di Wat Thammikarat.