Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Wood Duck, Bebek Kayu Paling Indah Asli Amerika Utara

Wood Duck
Bebek Kayu (Aix sponsa), unggas air asli Amerika Utara (pixabay.com/Veronika_Andrews)
Intinya sih...
  • Bebek kayu jantan memiliki bulu berwarna-warni yang khas, sementara betina berwarna abu-abu kecokelatan.
  • Bebek kayu tinggal di lubang pohon dekat air, dan bersarang di rongga alami atau lubang bekas burung pelatuk.
  • Bebek kayu adalah hewan omnivora yang mencari makan dengan cara mencelupkan kepala dan lehernya untuk mencari makan di bawah air.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Wood Duck (Aix sponsa), atau bebek kayu, adalah unggas air yang dikenal sebagai salah satu bebek paling indah di Amerika Utara. Spesies ini pertama kali dideskripsikan secara resmi pada tahun 1758 oleh seorang naturalis Swedia, Carl Linnaeus, dalam karya terkenalnya, edisi kesepuluh dari “Systema Naturae”. Sebelum diklasifikasikan ulang ke dalam genus “Aix sponsa” pada tahun 1828, Linnaeus pernah menamainya “Anas sponsa” yang berarti "bebek pengantin," berdasarkan ilustrasi dan penjelasan dari naturalis Inggris, Mark Catesby, mengenai "bebek musim panas" dari Carolina.

Keistimewaan bebek kayu tidak hanya terletak pada penampilannya yang memukau, mereka juga memiliki serangkaian fakta tentang gaya hidupnya yang unik.

Penasaran? Yuk, kenalan dengan bebek kayu!

1. Bebek kayu jantan bulunya sangat berwarna-warni

Wood Duck
Penampilan bebek kayu jantan (pixabay.com/FerGalindo980)

Wood Duck, alias bebek kayu, memiliki ciri fisik yang sangat khas, terutama perbedaan mencolok antara jantan dan betina. Bebek kayu jantan terkenal karena bulunya yang spektakuler dan sangat berwarna-warni.

Dilansir Britannica, bebek kayu jantan mudah dikenali dari kepalanya yang berwarna ungu dan hijau, jambul dengan dua garis putih, dada berwarna merah-coklat berbintik putih, dan sisi berwarna perunggu. Sementara bebek kayu betina memiliki tubuh berwarna abu-abu kecokelatan, lingkaran mata berwarna putih, serta tenggorokan dan dada berwarna putih yang bergaris-garis putih. Baik jantan maupun betina tubuhnya mencapai panjang sekitar 43-52 cm dan memiliki kaki berselaput dengan cakar yang tajam.

2. Tinggal di lubang pohon

Wood Duck
Bebek kayu betina sedang bertengger di atas kotak sarang buatan (commons.wikimedia.org/hug_78)

Bebek kayu berasal dari Amerika Utara. Diungkapkan oleh All About Birds, bebek kayu sangat jarang ditemukan di perairan terbuka yang luas. Sebaliknya, mereka menyukai lingkungan yang menyediakan perpaduan antara air tenang dan hutan, seperti di tepi rawa, aliran sungai yang tenang, serta perairan dangkal yang diselingi oleh banyak penutup vegetasi seperti semak belukar dan rawa-rawa yang ditumbuhi pepohonan.

Sesuai namanya, "Wood Duck" berarti “Bebek Kayu.” Mereka bersarang di rongga alami yang dekat dengan air, sering kali hingga ketinggian 2,2 km di atas tanah. Mereka mengandalkan lubang dari pohon yang patah dan membusuk atau lubang bekas burung pelatuk. Mereka juga sering menggunakan kotak sarang buatan yang disediakan oleh manusia di sekitar tepi danau.

3. Termasuk hewan omnivora

Wood Duck
Bebek kayu adalah bebek jenis dabbling duck (pexels.com/Héctor Berganza)

Bebek kayu sangat bergantung pada habitat hutan yang menyediakan berbagai jenis makanan dan area air dangkal. Dilansir All About Birds, mereka adalah hewan omnivora, yang memakan biji-bijian, buah-buahan, serangga, dan artropoda. Makanan mereka berupa biji pohon ek, kedelai, smartweed, primrose air, rumput paniculata, duckweed, millet, lili air, blackberry, dan ceri liar, serta lalat, kumbang, ulat, isopoda, dan siput.

Secara umum, mereka adalah bebek jenis dabbling duck, yang mencari makan dengan cara mencelupkan kepala dan lehernya untuk mencari makan di bawah air. Namun, di perairan yang lebih dalam, mereka mungkin melakukan penyelaman dangkal, ungkap American Bird Conservancy.

4. Suka bertengger dan menitipkan telurnya

Wood Duck
Bebek kayu jantan sedang bertengger di pagar (pixabay.com/leesbirdblog)

Bebek kayu memiliki perilaku yang khas karena adaptasinya terhadap lingkungan hutan yang basah. Selain memilih bersarang di pohon yang dekat dengan air, mereka juga mampu bertengger di dahan pohon dan bermanuver dengan lincah melalui kanopi hutan yang rapat. Kemampuan ini berkat kakinya yang berselaput dilengkapi cakar tajam, serta sayap dan ekor yang lebar untuk bernavigasi, ungkap American Bird Conservancy.

Bebek kayu menggunakan berbagai panggilan untuk komunikasi seperti peringatan bahaya, menarik pasangan, dan memanggil anak-anaknya, biasanya jantan mengeluarkan vokalisasi berupa siulan, sementara bebek suaranya lebih keras dan melengking. Menurut All About Birds, bebek Kayu tidak teritorial, kecuali saat musim kawin. Untuk menarik perhatian betina, bebek kayu jantan akan berenang di depan betina dengan sayap dan ekor terangkat, terkadang memiringkan kepala ke belakang selama beberapa detik, serta merapikan bulu, dan menggoyangkan badannya.

Terkadang, bebek kayu betina akan "menitipkan" telurnya di sarang bebek kayu betina lain, terutama jika area bersarang terbatas. Fenomena ini disebut “pembuangan telur” atau "parasitisme induk intraspesifik" yang umum terjadi pada bebek kayu. Seekor bebek betina biasanya bertelur 10-11 butir per sarang, tetapi akibat pembuangan telur, beberapa sarang yang sangat penuh ditemukan berisi 29 butir telur.

5. Aksi lompatan anak bebek kayu

Wood Duck
Induk bebek kayu betina bersama anak-anaknya (commons.wikimedia.org/lwolfartist)

Aksi lompatan anak bebek kayu salah satu perilaku satwa liar yang paling menarik. Perilaku ini sekaligus mekanisme bertahan hidup yang unik karena mereka bersarang di pohon dekat air.

Diungkapkan oleh All About Birds, setelah telurnya menetas, induk betina akan turun ke dasar pohon dan mulai mengeluarkan panggilan suara yang khas. Kemudian, satu per satu anak bebek kayu “terjun” alias melompat dari sarangnya menuju air. Hebatnya lagi, anak bebek kayu dapat melompat dari ketinggian lebih dari 15 meter tanpa cedera.

6. Berkerabat dekat dengan Bebek Mandarin

Wood Duck
Bebek Mandarin (Aix galericulata), kerabat dekat Bebek Kayu (Aix sponsa) (pixabay.com/jggrz)

Hubungan kerabat bebek kayu cukup unik karena spesies ini hanya memiliki satu kerabat terdekat yang hidup di benua berbeda. Secara umum, bebek kayu termasuk dalam famili Anatidae, yang mencakup bebek, angsa, dan angsa berleher pendek.

Diungkapkan oleh National Park Service, bebek kayu adalah salah satu dari hanya dua spesies yang termasuk dalam genus Aix, yaitu Bebek Kayu (Aix sponsa) dan Bebek Mandarin (Aix galericulata). Meskipun berasal dari genus yang sama, tetapi bebek kayu berasal dari Amerika Utara, sementara bebek Mandarin berasal dari Asia. Mereka juga termasuk dalam kelompok perching duck, alias bebek bertengger, bersama Bebek Moskwa (Cairina moschata), yang merupakan suatu ciri langka pada sebagian besar anggota famili Anatidae lainnya.

7. Keberhasilan konservasi

Wood Duck
Sepasang Bebek Kayu (Aix sponsa) (pexels.com/Glenda Thompson)

Bebek kayu dianggap sebagai salah satu kisah sukses konservasi paling inspiratif di Amerika Utara. Dilansir American Bird Conservancy, pada akhir abad ke-19, populasi bebek kayu menurun drastis akibat perburuan yang tidak terkendali dan hilangnya habitat. Pemulihan spesies ini berhasil berkat kombinasi undang-undang perlindungan dan penempatan kotak sarang buatan.

Dilaporkan oleh All About Birds, berdasarkan Survei Burung Pembiakan Amerika Utara, bebek kayu ditemukan sepanjang tahun di Amerika Serikat dan populasinya meningkat antara tahun 1966 dan 2019. Oleh Partners in Flight, populasi pembiakan global diperkirakan lebih dari 180.000 individu, yang menunjukkan spesies dengan perhatian konservasi rendah.

Wood Duck atau bebek kayu lebih dari sekadar bebek dengan bulu yang indah. Kehadirannya benar-benar menjadi pengingat akan keajaiban dan keunikan alam liar yang harus terus kita jaga. Berkat upaya konservasi, populasinya pulih dan sekarang menjadi salah satu spesies unggas air yang umum ditemukan. Kisah pemulihan mereka adalah bukti nyata bagaimana adaptasi unik dan intervensi manusia dapat menyelamatkan suatu spesies.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

Apakah Kucing Tahu Namanya? Ini Jawabannya!

14 Okt 2025, 16:26 WIBScience