5 Fakta Bebek Filipina, Spesies Endemik yang Terancam Punah

Sama seperti burung lain, bebek (famili Anatidae) terbagi atas beberapa genus dan spesies berbeda yang tersebar di seluruh dunia. Kelompok burung air ini memiliki karakteristik berupa paruh pipih memanjang, leher relatif panjang, dan kaki berselaput yang sangat menunjang kehidupan sehari-hari. Karakteristik yang serupa juga dimiliki oleh satu spesies bebek yang akan kita bahas kali ini, yakni bebek filipina (Anas luzonica).
Perbedaan antara bebek filipina dengan bebek lain yang biasa kita temui adalah pola warna bulu yang beragam, mulai dari kepala dan leher berwarna cokelat, paruh berwarna abu-abu kebiruan tubuh memadukan warna cokelat keabu-abuan dan hijau cerah, sampai sedikit pola biru cerah di dekat bulu sayap. Soal ukuran, bebek filipina juga masih terbilang lebih besar. Panjang tubuh mereka sekitar 48—58 cm, rentang sayap 84 cm, dan bobot 725—977.
Ukuran jantan masih lebih besar ketimbang betina, tetapi tidak ada perbedaan ciri fisik yang signifikan antar dua jenis kelamin tersebut. Tentunya ada beberapa fakta menarik lain yang dimiliki bebek yang satu ini. Maka dari itu, kalau ingin kenalan dengan bebek filipina, simak pembahasan di bawah ini sampai selesai, ya!
1. Peta persebaran dan habitat pilihan

Dari nama saja harusnya mudah untuk menebak di mana spesies ini tersebar. Ya, bebek filipina merupakan unggas endemik dari Filipina yang saat ini menghuni Pulau Luzon, Mindanao, Siquijor, Sulus, dan beberapa pulau kecil lain di sekitar wilayah negara yang dekat dengan Samudra Pasifik itu. Uniknya, dulu persebaran bebek filipina sempat jauh lebih luas lagi. Sebab, bebek ini diketahui pernah berada di Taiwan dan Pulau Okinawa yang ada di Jepang.
Kalau saat ini, Data Zone by Birdlife menyebut kalau luas area persebaran bebek filipina diperkirakan sekitar 887 ribu km persegi. Mengingat tempat tinggal mereka yang berada di kepulauan, pilihan habitat pun jadi turut terpengaruh. Bebek filipina diketahui bisa hidup di sekitar sumber air tawar maupun pesisir laut. Artinya, tempat seperti danau, rawa, sungai, sampai dataran banjir jadi rumah yang sesuai bagi mereka, selama tempat tersebut cenderung dangkal.
2. Makanan favorit dan cara memperolehnya

Soal urusan makanan, bebek filipina termasuk hewan omnivor alias pemakan segala. Sebagai burung yang tinggal dekat dengan wilayah perairan, maka pilihan makanan mereka pun tak jauh-jauh dari tempat tersebut. Dilansir Animalia, bebek ini mengonsumsi berbagai jenis udang air tawar, ikan berukuran kecil, serangga air, sampai vegetasi atau tanaman yang tumbuh di sekitar sumber air.
Bebek filipina termasuk hewan krepuskular. Dengan demikian, waktu paling sesuai bagi mereka untuk mencari makan adalah ketika Matahari baru akan terbit dan hendak terbenam. Mereka mencari makan dengan cara berkeliling di sekitar sumber air, berenang di perairan dangkal, dan mematuk-matuk bagian air atau lumpur yang diduga memiliki makanan di dalamnya. Oh iya, di daerah yang dekat dengan pertanian manusia, bebek filipina diketahui turut mengonsumsi tanaman padi yang ditanam petani, lho.
3. Bukan termasuk bebek yang bermigrasi

Seperti yang kita ketahui, beberapa spesies bebek melakukan perjalanan migrasi pada musim tertentu. Di Filipina sendiri, ada beberapa spesies yang rutin masuk-keluar pulau-pulau di dalamnya pada musim tertentu, semisal kambangan hitam (Aythya fuligula) dan itik paruh sendok utara (Anas clypeata). Namun, kebiasaan migrasi ini tidak ditemukan pada spesies bebek filipina yang jadi hewan endemik di sana.
Data Zone by Birdlife melansir, bebek filipina cenderung menetap di tempat yang sama dari tahun ke tahun. Meski begitu, beberapa pergerakan pendek secara bersamaan juga diamati ketika musim kawin tiba ataupun ketika hendak mencari makanan ke tempat baru. Hanya saja, jaraknya tidak terlalu jauh dan durasi mereka bergerak bersama cenderung tidak lama. Hal ini pula yang membuat persebaran bebek filipina hanya terbatas di sekitar wilayah Filipina saja.
4. Sistem reproduksi

Belum banyak hal yang kita ketahui tentang ritual kawin khusus dari bebek filipina. Diduga kalau bebek ini termasuk hewan monogami musiman yang artinya pasangan bebek yang terbentuk akan selalu bersama, tetapi hanya selama satu musim kawin itu saja. Oh iya, waktu yang paling sesuai bagi bebek filipina untuk kawin itu sekitar bulan Maret—November.
Tak diketahui apakah bebek ini akan membangun sarang khusus atau tidak untuk meletakkan telur. Yang jelas, lokasi bertelur hampir selalu berada di pesisir sumber air tempat tinggal mereka. Planet of Birds melansir bahwa bebek filipina betina mampu menghasilkan 8—14 butir telur dalam satu musim kawin. Telur itu akan memasuki masa inkubasi selama 25—26 hari sebelum akhirnya menetas dan diurus oleh kedua induk. Anak bebek filipina baru akan belajar hidup mandiri setelah hidup selama 8—12 minggu atau sekitar 2 bulan.
5. Status konservasi yang mengkhawatirkan

Seperti yang ditulis pada judul, status konservasi bebek filipina sebenarnya sedang ada dalam tingkatan yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari IUCN Red List, burung yang satu ini masuk dalam kategori rentan punah (Vulnerable) dengan tren populasi yang terus menurun tiap tahunnya. Diperkirakan kalau saat ini hanya tersisa 3.300—6.700 bebek filipina di sepanjang peta persebaran.
Penurunan populasi secara tajam terjadi pada periode 1960—1980an. Sepanjang tahun itu, bebek filipina menghadapi perburuan besar-besaran serta kehilangan habitat akibat alih fungsi lahan oleh manusia. Selain itu, penggunaan pestisida pada tanaman pertanian tak jarang membunuh burung ini karena mereka kadang mengonsumsi tanaman tersebut. Sampai saat ini, pengurangan populasi bebek filipina memang masih terjadi, tetapi untungnya sudah mendapat perhatian lebih dari pihak-pihak terkait.
Bebek filipina sudah masuk dalam kategori hewan yang dilindungi. Malahan, mereka turut jadi spesies yang terlindung di suaka margasatwa maupun taman nasional besar yang ada di Filipina. Misalnya saja, ada Taman Nasional Gunung Iglit-Baco, Taman Nasional Danau Naujan, Maria Aurora Memorial Natural Park, dan Cagar Alam Bataan. Semoga saja ada dampak positif terhadap populasi bebek filipina di balik upaya-upaya konservasi tersebut, ya!