7 Jenis Kapal Perang Modern, Para Penguasa Lautan

Keberadaan angkatan laut menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas keamanan nasional. Hampir semua negara di dunia berlomba-lomba memperkuat angkatan laut mereka. Bahkan, negara-negara tanpa akses laut pun ikut serta dalam persaingan ini.
Seiring dengan teknologi yang terus berkembang, berbagai jenis kapal perang pun hadir guna memenuhi kebutuhan strategis dalam pertahanan nasional. Terdapat tujuh jenis kapal perang modern yang umum digunakan oleh angkatan laut. Yuk, simak penjelasan berikut ini!
1. Kapal korvet si mungil yang lincah

Kapal korvet memiliki ukuran terkecil dibandingkan kapal perang lainnya. Oleh sebab itu, kapal korvet cocok melakukan misi patroli perairan yang tidak jauh dari bibir pantai. Untuk mendukung tugas ini, korvet dipersenjatai dengan senapan mesin, meriam, torpedo, dan rudal.
Dilansir World Directory of Modern Military Warships, tercatat saat ini Indonesia memiliki 25 kapal korvet. Sayangnya, jumlah tersebut masih belum mencukupi kebutuhan, mengingat Indonesia merupakan negara maritim. Agar kedaulatan laut Indonesia semakin terjaga diperlukan setidaknya 30 hingga 40 kapal korvet aktif.
2. Kapal fregat sang pengawal armada dagang

Fregat biasanya difokuskan pada satu jenis misi tertentu. Misi tersebut dapat berupa antikapal selam, pertahanan udara atau mengawal armada dagang di wilayah rawan kejahatan. Dengan spesialisasi misi seperti ini, persenjataan fregat dapat disesuaikan dengan tugas yang dijalankan.
Saat ini, fregat kelas Martadinata menjadi ujung tombak Angkatan Laut Indonesia. Kapal hasil kolaborasi antara Indonesia dengan Belanda ini memiliki panjang 105,11 m dan lebar 14,02 m. Dipersenjatai dengan meriam 76 mm, 12 rudal MICA, 8 rudal Exocet, serta 2 buah torpedo.
3. Kapal perusak penghancur armada musuh

Kapal perusak atau destroyer dilengkapi dengan beragam persenjataan canggih. Dengan persenjataan yang dibawanya, kapal perusak siap meluluhlantakkan armada musuh. Maka, tak heran jika banyak negara yang mendambakan kehadiran kapal perusak dalam jajaran armada angkatan lautnya.
Sayangnya, saat ini Indonesia tidak memiliki satu pun kapal perusak dalam armada tempurnya. Meski demikian, kekuatan TNI AL tetap tidak dapat dipandang sebelah mata. Pasalnya, pada era kemerdekaan, tercatat Indonesia pernah memiliki kapal perusak.
Pada tahun 1951, Belanda menghibahkan kapal perusak, HrMs Tjerk Hiddes kepada Indonesia. Setelah berpindah tangan ke Indonesia, kapal tersebut diubah namanya menjadi KRI Gadjah Mada. Kapal ini menjadi kapal perusak pertama yang dimiliki Indonesia.
4. Kapal penjelajah yang gemar berkelana

Kapal penjelajah dirancang sebagai kapal tempur multi peran. Ia dapat melakukan misi ofensif atau defensif. Misalnya, saat melakukan misi defensif kapal penjelajah akan bergabung dengan carrier strike group sebagai armada pengawal kapal induk.
Dengan dimensi panjang lebih dari 150 m, kapal ini mampu mengangkut suplai logistik dalam jumlah besar. Sehingga jangkauan operasionalnya relatif lebih luas. Misalnya, radius tempur kapal kelas Ticonderoga milik US Navy mencapai 11.000 km. Jarak ini hampir setara perjalanan dari Jakarta ke Paris.
5. Kapal selam si pengintai handal

Setelah gugurnya KRI Nanggala pada pertengahan tahun 2021, TNI AL saat ini hanya memiliki empat unit kapal selam aktif. Di antaranya adalah KRI Cakra, KRI Nagapasa, KRI Ardadedali, dan KRI Alugoro. Keempat unit tersebut merupakan kapal selam serang konvensional yang menggunakan tenaga mesin diesel-listrik.
Guna memenuhi kebutuhan akan kapal selam, Indonesia memesan dua unit kapal selam tipe Scorpene dari Prancis. Dilansir Naval News, kapal ini memiliki panjang 72 m dan berbobot 1.600 hingga 2.000 ton. Kapal ini ditenagai oleh mesin diesel-listrik yang sanggup dipacu hingga kecepatan 20 knot.
6. Kapal induk bak pangkalan militer berjalan

Kapal induk selalu tergabung dalam carrier strike group (CSG) saat menjalankan misi. Hal ini karena kapal induk rentan terhadap serangan dari lawan saat berlayar sendirian di tengah samudra. Dengan begitu, kapal induk dapat lebih terlindungi dari ancaman musuh.
Dalam carrier strike group, kapal induk dikawal oleh beberapa kapal tempur. Sebagai contoh, CSG 5 milik angkatan laut Amerika Serikat meliputi tujuh destroyer, tiga kapal cruiser, serta puluhan pesawat tempur. Kombinasi ini meningkatkan kemampuan serang serta pertahanan kapal induk.
7. Kapal pendukung operasi tempur

Kapal jenis ini ditujukan untuk memberikan dukungan kepada kapal tempur kawan. Karena sekadar support system, kapal ini hanya dipersenjatai dengan senjata defensif. Selain itu, kapal pendukung juga dilengkapi dengan helikopter angkut.
Meski bukan garda terdepan, kapal jenis ini memiliki peran penting dalam pertempuran, lho. Tidak hanya untuk tugas militer, kapal jenis ini juga sanggup mengemban tugas non-militer. Misalnya mengirim bantuan kemanusiaan atau misi tanggap bencana.
Armada angkatan laut merupakan tulang punggung pertahanan maritim suatu negara. Dengan armada yang mumpuni, kedaulatan maritim suatu negara semakin terjaga.