7 Miskonsepsi tentang Yunani Kuno yang Sering Dipercaya, Apa Saja?

Sejarah dan mitologi Yunani kuno sudah bertahan selama 2.000 tahun terakhir. Bahkan, banyak kisah-kisah di dalamnya yang diadaptasi ke dalam budaya populer. Namun, tidak semua hal di dalamnya itu benar. Ada banyak cerita dan detail sejarah yang telah dilupakan atau diubah demi kepentingan hiburan.
Oleh karena itu, para sejarawan mencoba mengoreksi beberapa miskonsepsi atau kesalahpahaman yang sering muncul dalam sejarah dan mitos Yunani kuno. Dari sekian miskonsepsi yang ada, artikel ini akan membahas tujuh di antaranya. Berikut daftarnya.
1. Semua penduduk Sparta adalah prajurit hebat
Meski dikenal sebagai polis yang kuat, tidak semua orang Sparta itu tangguh. Melansir History, penduduk Sparta terdiri dari tiga kelompok utama, Sparta itu sendiri, yang merupakan warga negara penuh; Helot atau budak; dan Perioeci, yang bukan budak atau warga negara asli melainkan orang asing, pengunjung, dan pedagang yang bermukim di sana.
Memang betul kalau penduduk Sparta memiliki sedikit minat pada puisi dan filsafat Yunani kuno. Sebaliknya, mereka melembagakan sistem militer untuk melatih para pria Sparta agar menjadi prajurit yang tangguh. Prajurit Sparta sendiri sering bertarung dalam formasi phalanx, sebuah formasi yang terlihat sangat solid.
Namun, semua itu tidak banyak membantu mereka, karena umur peradaban mereka sangat pendek. Sparta mengalami banyak kekalahan yang memalukan, seperti pada Pertempuran Leuctra di tahun 371 SM. Pada tahun berikutnya, para budak Helot memberontak dan membebaskan diri dari Sparta, yang pada akhirnya menutup sejarah bangsa Sparta.