Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Alap-alap Capung, Bersarang di Rongga yang Ditinggalkan Pelatuk

Alap-alap capung (commons.m.wikimedia.org/Jason Thompson)

Alap-alap capung atau black-thighed falconet merupakan salah satu burung pemangsa berukuran kecil. Mereka berada dalam famili Falconidae dan memiliki nama ilmiah Microhierax fringillarius. Panjang tubuhnya mencapai 14–16 sentimeter dan lebar kepakan sayapnya kisaran 27–32 sentimeter. Untuk membantumu mengidentifikasinya di alam liar, ingatlah bahwa bagian atas jantan berwarna hitam mengkilap, terdapat garis dahi putih yang melingkari pipinya.

Paha dan panggulnya berwarna hitam, begitu pula dengan kakinya. Terdapat tiga garis putih di bawah ekornya yang hitam. Burung muda mirip dengan dewasa, tapi bagian putih kepalanya berwarna kemerahan. Tidak banyak informasi tentangnya, tapi fakta berikut bisa memberikan pengetahuan dasar mengenai mereka.

1. Wilayah penyebaran alap-alap capung

Alap-alap capung (commons.m.wikimedia.org/anukma)

Penyebaran alap-alap capung berada di Brunei Darrusalam, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia. Mereka menetap di wilayah jelajahnya dan tidak bermigrasi. Animalia menginformasikan bahwa alap-alap capung menghuni hutan, pinggiran hutan dan area terbuka lainnya.

Kamu mungkin bisa menemuinya di area yang dibudidayakan oleh manusia, di desa dan berada di dekat hutan yang sering tebang-bakar, kali kecil dan sawah. Sebagian besar alap-alap capung hidup di bawah ketinggian 1.500 meter.

2. Menu makan utamanya adalah serangga

Alap-alap capung (commons.m.wikimedia.org/anukma)

Berdasarkan informasi dari iNaturalist, menu makan utama dari alap-alap capung adalah serangga. Mereka memangsa ngengat, kupu-kupu, capung, rayap dan cicada. Terkadang, burung ini juga memakan burung kecil dan kadal. Ketika mencari makan, alap-alap capung terlihat berkumpul dalam kelompok yang terdiri dari 10 individu. Kebanyakan mangsanya ditangkap saat burung ini terbang cepat dari tempat bertenggernya.

3. Mereka tidak bermigrasi

Alap-alap capung (commons.m.wikimedia.org/anukma)

Sama seperti kebanyakan burung lainnya, alap-alap capung tidak bermirgasi dan menetap di wilayah jelajahnya sepajang tahun. Mereka bersarang dan bertengger di rongga pepohonan, atau bekas sarang yang ditinggalkan oleh barbet dan burung pelatuk. Walaupun begitu, alap-alap capung masih memiliki kemampuan terbang yang sangat baik, lho.

Penerbangannya cepat dan kuat, kepakan sayapnya cepat dan diselingi peluncuran panjang. Terkadang, mereka akan berputar-putar ketika mengejar mangsa sebelum meluncur kembali ke tempat bertenggernya. Pertunjukan penerbangannya bisa berlangsung selama 30 menit, dilansir Oiseaux Birds.

4. Sistem perkawinan alap-alap capung

Alap-alap capung (commons.m.wikimedia.org/William Stephens)

Tidak banyak informasi yang tersedia mengenai sistem perkawinan alap-alap capung, tapi musim kawinnya bervariasi tergantung wilayah jelajahnya. Populasi yang berada di utara mulai kawin pada bulan Februari hingga Juni. Mereka yang berada di Selatan, khususnya Jawa mulai menempatkan telurnya di bulan November hingga Desember.

Ketika bersarang, alap-alap capung tidak menempatkan material tambahan pada sarangnya. Saat tiba waktunya, betina menempatkan 2–5 telur. Sayangnya, informasi mengenai masa inkubasi dan usia dewasanya tidak diketahui.

5. Nampaknya lebih toleransi dan mudah beradaptasi dengan habitatnya

Alap-alap capung (commons.m.wikimedia.org/anukma)

Sumber yang sama menjelaskan bahwa tidak ada informasi mengenai kepadatan populasi dari alap-alap capung. Akan tetapi, sama seperti falconet kecil lainnya, jumlah populasinya tidak tercatat. Jangkauan keseluruhnnya mencapai lebih dari 1,5 juta kilometer persegi. Penilaian populasinya beragam di berbagai wilayah.

Kamu bisa banyak melihatnya di Sumatra dan Kalimantan, cukup umum di Thailand tapi keberadaannya langka di Jawa dan Bali. Diperkirakan bahwa populasinya mungkin menyentuh angka puluhan ribu. Alap-alap capung sepertinya cukup toleransi dengan gangguan habitat dan bisa beradaptasi.

Sekarang kamu tahu bahwa alap-alap capung sangat misterius karena tidak ada informasi lengkap mengenai mereka. Sebagai informasi tamabahan, vokalisasi yang sering disuara oleh burung ini terdengar seperti 'kweer' dan juga bernada cepat 'kli-kli-kli-kli' atau 'killi-killi-killi' yang terus diulang-ulang. Saat ini, mereka diklasifikasikan sebagai Least Concern oleh IUCN dan tren populasinya masih stabil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us