Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alasan Kucing Suka Mengejar Ekornya Sendiri

2147840947.jpg
ilustrasi kucing (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kucing mengejar ekornya sebagai latihan instingtif untuk mengasah kemampuan berburu dan melatih koordinasi, kecepatan, dan kelincahan.
  • Mengejar ekor bisa menjadi bentuk hiburan, olahraga, dan cara kucing untuk bersenang-senang serta membakar energi.
  • Kebiasaan mengejar ekor bisa menjadi tanda kebosanan, stres atau cemas, masalah kulit dan alergi, Feline hyperesthesia syndrome (FHS), atau stud tail pada kucing.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kucing dikenal sebagai hewan yang penuh rasa ingin tahu dan senang bermain. Tingkah lucunya sering membuat kita gemas, salah satunya ketika mereka tiba-tiba berputar-putar mengejar ekornya sendiri. Perilaku ini sering terlihat pada anak kucing yang masih belajar mengendalikan koordinasi dan keterampilan motoriknya. Namun, kucing dewasa pun terkadang melakukannya sebagai bentuk ekspresi rasa senang dan sifat bermainnya yang alami.

Meski terlihat lucu dan menghibur, banyak pemilik kucing yang penasaran kenapa kucing mengejar ekornya sendiri? Apakah ini perilaku normal, atau justru tanda adanya masalah tertentu? Yuk, kita bahas berbagai alasan di balik kebiasaan unik ini dan kapan kamu perlu waspada.

1. Naluri alami sebagai pemburu

Kucing adalah predator alami dengan refleks cepat dan tubuh yang lincah. Mengejar ekornya sendiri bisa jadi bentuk latihan instingtif untuk mengasah kemampuan berburu. Saat ekornya bergerak, hal itu memicu respons “mengejar mangsa” yang tertanam kuat dalam diri mereka.

Khususnya pada anak kucing, aktivitas ini membantu melatih koordinasi, kecepatan, dan kelincahan tanpa risiko terluka. Jika mereka tidak memiliki teman bermain atau kurang stimulasi, mengejar ekor bisa menjadi pengganti aktivitas bermain bersama. Karena itu, penting bagi pemilik kucing untuk menyediakan mainan dan waktu bermain yang cukup agar kebutuhan naluriah mereka tetap terpenuhi.

2. Bentuk hiburan dan olahraga

Selain naluri berburu, mengejar ekor juga bisa menjadi cara kucing untuk bersenang-senang dan membakar energi. Terutama bagi kucing muda yang punya energi berlebih, mengejar ekor bisa jadi “olahraga ringan” sekaligus cara mengeksplorasi kemampuan fisiknya.

Bermain adalah bagian penting dari kehidupan kucing, bukan hanya untuk kesehatan tubuh, tapi juga untuk menjaga keseimbangan mentalnya. Jadi, jika kucingmu sesekali mengejar ekornya dengan antusias, itu biasanya hanya tanda bahwa dia sedang ingin bermain.

3. Tanda kebosanan

808.jpg
ilustrasi kucing (freepik.com/topntp26)

Sama seperti manusia, kucing juga bisa merasa bosan. Ketika tidak mendapatkan cukup stimulasi mental atau fisik, mereka mencari cara sendiri untuk menghibur diri. Salah satunya dengan mengejar ekor.

Kebiasaan ini bisa berkembang menjadi rutinitas jika kucing sering dibiarkan sendirian atau tidak punya mainan yang cukup. Untuk mencegah kebosanan, sediakan berbagai mainan interaktif, tiang garukan, atau bahkan permainan sederhana seperti bola kecil. Kamu juga bisa mengganti mainannya secara berkala agar tetap menarik dan tidak membosankan.

4. Stres atau cemas

Jika kucing terlalu sering mengejar ekornya, apalagi disertai perilaku berulang lain seperti menjilati tubuh secara berlebihan, hal ini bisa menjadi tanda stres atau kecemasan. Perubahan lingkungan, kehadiran hewan baru, atau kebisingan berlebihan bisa memicu stres pada kucing.

Dalam kasus seperti ini, sebaiknya perhatikan penyebabnya dan coba ciptakan suasana yang lebih tenang di rumah. Jika perilaku tersebut tetap berlanjut, konsultasikan dengan dokter hewan atau ahli perilaku hewan untuk menemukan solusi yang tepat.

5. Masalah kulit dan alergi

Kadang, alasan kucing mengejar atau menggigit ekornya bukan karena ingin bermain, tapi karena rasa gatal akibat penyakit kulit atau alergi. Iritasi kulit akibat kutu, alergi makanan, atau debu bisa membuat ekor terasa tidak nyaman sehingga kucing mencoba “menangkap” sumber gangguan tersebut.

Jika kamu melihat tanda-tanda seperti kulit merah, rontok, atau luka akibat digaruk, segera bawa ke dokter hewan. Penanganannya bisa meliputi pengobatan alergi, perubahan pola makan, atau penggunaan obat kulit tertentu.

6. Feline hyperesthesia syndrome (FHS)

51.jpg
ilustrasi kucing (freepik.com/bearfotos)

Kondisi langka ini bisa membuat kucing merasakan sensasi aneh di kulitnya, terutama di area punggung dan ekor. Gejalanya meliputi kedutan di kulit, menjilati atau menggigit ekor dengan intens, bahkan melukai diri sendiri.

FHS sulit didiagnosis dan memerlukan perawatan khusus seperti terapi perilaku dan pengobatan untuk menenangkan sistem saraf kucing. Jika kamu melihat tanda-tanda seperti ini, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk penanganan lebih lanjut.

7. Stud tail

Pada beberapa kucing jantan, terutama yang belum disteril, kelenjar minyak di pangkal ekor bisa terlalu aktif. Kondisi ini dikenal sebagai “stud tail”, dan dapat menyebabkan penumpukan minyak, iritasi, serta infeksi di bagian ekor. Perawatan ringan biasanya cukup dengan membersihkan area tersebut menggunakan cairan antibakteri. Namun, jika sudah parah dan terjadi infeksi, dokter mungkin akan memberikan antibiotik untuk membantu penyembuhan.

Mengejar ekor bisa jadi hal yang lucu dan normal pada kucing, terutama jika dilakukan sesekali. Namun, jika perilaku ini menjadi berlebihan atau disertai tanda-tanda stres dan masalah kulit, sebaiknya segera diperiksa ke dokter hewan. Dengan memahami alasan di balik kebiasaan ini, kamu bisa membantu kucingmu tetap sehat, bahagia, dan terhibur. Ingat, kucing yang aktif dan punya cukup stimulasi jarang merasa bosan sehingga tidak perlu repot mengejar ekornya sendiri!

Referensi

Cats.com. Diakses pada Oktober 2025. Why Do Cats Chase Their Tails
Hotel for Cats.
Diakses pada Oktober 2025. Why Do Cats Chase Their Tails
Wired Whisker.
Diakses pada Oktober 2025. Why Does My Cat Chase Her Own Tail

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Science

See More

7 Alasan Kucing Suka Mengejar Ekornya Sendiri

16 Okt 2025, 07:05 WIBScience