Sambut Hari Kemenangan, Ini 5 Fakta Sejarah Idulfitri

Bukan sekadar melepas puasa!

Ditetapkan oleh pemerintah pada 13 Mei 2021, kita akan merayakan Idulfitri atau Lebaran. Setelah sebulan berpuasa dan menahan hawa nafsu, kita merayakan hari kemenangan! Mungkin Lebaran tahun ini akan berbeda di tengah pandemi penyakit virus corona baru (COVID-19). Tetapi, tetap semangat dan jangan berkecil hati.

Mungkin bagi beberapa umat Islam, Idulfitri adalah masa penanda akhir periode berpuasa dari setelah sahur hingga magrib, menerima THR, dan berkunjung ke sanak saudara. Tetapi, apakah makna di balik perayaan Lebaran yang sakral? Yuk, buka hati, simaklah 5 fakta sejarah Idulfitri yang menggugah hati!

1. Apa itu Idulfitri?

Sambut Hari Kemenangan, Ini 5 Fakta Sejarah IdulfitriUmat Muslim memadati Masjid Raya Baiturrahman untuk melaksanakan ibadah salat Idulfitri di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, Minggu (24/5). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Idulfitri (عيد الفطر) adalah hari pertama Syawal, bulan ke-10 dalam Kalender Hijriyah. Tahun ini, Idulfitri jatuh di tanggal 13 Mei 2021 atau 1442 Hijriyah.

Menurut sejarah Islam, Idulfitri dirayakan pertama kali oleh Nabi Muhammad SAW setelah ia hijrah dari Mekkah ke Madinah pada 622 Masehi. Saat Nabi Muhammad SAW ke Madinah, Baginda Rasulullah melihat bahwa ada dua hari perayaan, Idulfitri dan Iduladha. Karena bersifat "lebih kecil" dibandingkan Iduladha, maka Idulfitri disebut "Idul Kecil".

Disesuaikan dengan kalender Masehi, tanggal jatuhnya Idulfitri didasarkan pada penampakan Bulan baru oleh otoritas keagamaan setempat. Idulfitri jatuh setelah sebulan penuh berpuasa selama Ramadan, bulan ke-9 Hijriyah, di waktu yang berbeda tiap tahunnya. Oleh karena itulah, Idulfitri memiliki makna "Festival Berbuka Puasa".

2. Lailatul Qadar dan Idulfitri

Sambut Hari Kemenangan, Ini 5 Fakta Sejarah IdulfitriIlustrasi lailatul qadar. (IDN Times/Aditya Pratama)

Umat Muslim merayakan kekuatan dan pengendalian diri yang diberikan Allah SWT selama bulan Ramadan. Jika puasa tak penuh, maka Idulfitri adalah kesempatan untuk memohon pengampunanNya. Selain itu, Idulfitri juga merayakan diwahyukannya ayat pertama Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW di akhir Ramadan oleh Malaikat Jibril.

Periode ini dihitung 10 hari menjelang Idulfitri dan disebut Lailatul Qadar (لَيْلَةِ الْقَدْرِ). Konon, Malaikat Jibril mewahyukan lima ayat pertama Surah al-'Alaq (العلق) kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira pada 610 Masehi. Menurut umat Islam, Lailatul Qadar tidak bisa dilewatkan karena "lebih baik dari 1.000 bulan"!

Baca Juga: 7 Istri Nabi Muhammad SAW yang Paling Dikenal dan Berpengaruh

3. Tata cara perayaan Lebaran umum

Sambut Hari Kemenangan, Ini 5 Fakta Sejarah IdulfitriIlustrasi salat id (ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha/foc)

Biasa, Idulfitri dimulai dengan Salat Subuh sebelum Mandi Wajib atau Ghusl (الغسل). Dalam rangka Idulfitri, umat Muslim memakai pakaian terbaik (biasanya baru)! Setelah siap, umat Muslim akan menuju masjid setempat untuk merayakan Idulfitri bersama sahabat dan keluarga.

Sebelum Salat Id atau bahkan beberapa hari sebelum Idulfitri, umat Muslim wajib membayar atau memberikan Zakat Fitrah kepada yang membutuhkan. Setelah itu, barulah mereka menunaikan Salat Id sebanyak dua rakaat secara berjamaah yang biasanya dilangsungkan outdoor dan indoor.

Kemudian, umat Islam biasanya akan berkumpul bersama sanak saudara atau Halal Bihalal untuk menjaga tali silaturahmi selama Idulfitri. Selain menghiasi rumah agar meriah, bertukar hadiah dan makanan serta penganan amat umum di masa-masa ini. Toh, akhirnya, umat Muslim bisa makan lagi di waktu siang!‎

4. Makna "Lebaran" menurut sejarah Indonesia

Sambut Hari Kemenangan, Ini 5 Fakta Sejarah IdulfitriIlustrasi Bersalaman Lebaran (IDN Times/Sukma Shakti)

Jika kamu melihat umat Muslim di seluruh dunia, biasa mereka akan mengucapkan Eid Mubarak (عيد مبارك). ‎Tetapi, di Indonesia, mereka akan "Selamat Lebaran" dan diikuti "Mohon Maaf Lahir dan Batin". Ada apa dengan Lebaran?

Lebaran adalah hasil pergabungan budaya Jawa dan Islam di abad ke-15. Tradisi tersebut dimulai oleh Sunan Bonang (1465-1525), salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Lebaran dalam artian Bahasa Jawa sendiri artinya "Sesudahnya" atau "Sesudah Bulan Puasa".

Sambut Hari Kemenangan, Ini 5 Fakta Sejarah IdulfitriIlustrasi Idulfitri (ok.ru)

Selain itu, tradisi bermaaf-maafan dan mengucapkan "Mohon maaf lahir dan batin" saat Idulfitri cukup unik dan eksklusif kalangan umat Islam Indonesia. Sunan Bonang juga menyerukan agar umat Islam Indonesia menyempurnakan puasa dengan saling memohon dan memberi maaf.

Umat Muslim di Timur Tengah dan tempat lain hanya mengucapkan Eid Mubarak dan "Minal Aidin wal Faizin" (من العايدين والفايزين) yang berarti "Semoga kita kembali fitrah dan meraih kemenangan" dan biasa dibalas dengan "Minal Maqbulin wal Ghanmin" (من المقبولين والغانمين) atau "Semoga kita menang dan amal kita diterimaNya".

5. Sungkem dan ketupat, dua tradisi lebaran asli Indonesia

Sambut Hari Kemenangan, Ini 5 Fakta Sejarah Idulfitriedusiana.com

Selain bermaaf-maafan, tradisi Idulfitri lain yang khas ala Indonesia adalah sungkem dan kebiasaan mengonsumsi ketupat! Semuanya pun berasal dari adat Jawa Kuno.

Sungkem adalah tradisi masyarakat Jawa dalam meminta restu dan ampunan dari orangtua, kakek-nenek, dan kaum usia lanjut. Orangtua akan duduk di kursi dan anak-anak akan bersimpuh dengan kerendahan hati dan hormat sambil menyentuh tangan mereka lalu meminta maaf pada kedua orang tua. Benar-benar mengharukan!

Sambut Hari Kemenangan, Ini 5 Fakta Sejarah Idulfitripedagang kulit ketupat di Serang, Banten (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Tradisi lainnya adalah kebiasaan mengonsumsi ketupat atau kupat. Kebiasaan ini pertama kali dilakukan oleh Sunan Kalijaga (1460-1513), salah satu Wali Songo. Ketupat pun juga menyebar di Asia Tenggara seperti ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, hingga daerah Thailand.

Apa hubungannya ketupat dengan Idulfitri? Kupat sendiri dalam Bahasa Jawa berarti "ngaku lepat" atau "mengakui kesalahan". Selain itu, anyaman menyilang melambangkan dosa manusia, dan lontong putih di dalamnya melambangkan kemerdekaan dari dosa setelah menunaikan Ramadan dan Idulfitri.

Itulah beberapa sejarah dalam perayaan Idulfitri atau Lebaran. Baik di Indonesia atau di penjuru dunia mana pun, mungkin cara perayaannya boleh berbeda-beda. Tetapi, maknanya tetap sama: kemenangan setelah Ramadan dan saatnya mencuci diri dari segala dosa serta menyambung tali silaturahmi dengan sanak saudara!

"Selamat Idulfitri 1442 Hijriyah. Mohon Maaf Lahir dan Batin!"

Baca Juga: 7 Pengkhianat Para Nabi di Sejarah Islam, Bagaimana Nasibnya?

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya