Apakah Meteor Jatuh Ada Hubungannya dengan Hujan Meteor?

Meteor jatuh menghantam permukaan Bumi merupakan peristiwa yang cukup langka terjadi. Well, benar bahwa Bumi kita sering dihujani oleh ratusan bahkan mungkin ribuan meteor. Namun kebanyakan meteor itu berukuran kecil sehingga mereka hangus terbakar di atmosfer, tanpa pernah menyentuh tanah.
Namun di sisi lain, meski peristiwa jatuhnya meteor menghantam Bumi cukup langka terjadi, bukan berarti peristiwa ini jadi mustahil. Jatuhnya meteor di Laut Jawa pada 5 Oktober 2025 lalu adalah salah satu contohnya. Peristiwa ini terjadi karena ukuran meteor yang terlalu besar sehingga atmosfer gak bisa membakarnya secara keseluruhan. Akibatnya meteor jatuh menghantam permukaan Bumi, dan menimbulkan suara dentuman keras.
Membahas soal jatuhnya meteor kemarin, gak sedikit orang menghubungkannya dengan hujan meteor yang sering kali terjadi setiap bulannya. Jadi, apakah meteor jatuh ada hubungannya dengan hujan meteor? Kita bahas faktanya, yuk!
1. Apa itu hujan meteor?

Kamu mungkin pernah ke luar rumah di tengah malam, lalu menyaksikan ada kilatan cahaya yang melintas setiap beberapa menit sekali. Jika iya, bisa jadi kamu sedang menyaksikan hujan meteor saat itu. Hujan meteor atau meteor shower adalah peristiwa langit di mana Bumi dihujani oleh puluhan bahkan ratusan meteor setiap jamnya. Dilansir EBSCO, peristiwa ini terjadi ketika Bumi kita melewati puing-puing yang ditinggalkan komet dalam perjalanannya mengorbit Matahari.
Jadi ketika komet memasuki Tata Surya, bagian komet yang membeku akan menguap karena panas. Proses ini pada akhirnya membuat komet melepaskan debu, partikel seukuran pasir, hingga bongkahan batu di belakangnya. Puing-puing kemudian membentuk aliran yang bertahan di sepanjang jalur komet.
Ketika Bumi kita melewati jalur tersebut, secara otomatis puing-puing tersebut masuk ke dalam planet kita, terbakar di atmosfer, dan menciptakan pemandangan spektakuler berupa garis-garis cahaya yang melintasi langit. Selain Bumi, planet lain seperti Mars juga mengalami hujan meteor. Namun karena atmosfer dan langit yang berbeda dengan Bumi, tampilan hujan meteor bisa terlihat berbeda di planet lain.
2. Hujan meteor diberi nama berdasarkan rasi bintang

Dibandingkan dengan peristiwa langit lain, hujan meteor termasuk peristiwa yang cukup sering terjadi. Hujan meteor bisa terjadi setiap bulan. Meski prosesnya sama, setiap hujan meteor memiliki nama yang berbeda. Dilansir National Geographic, hujan meteor kebanyakan dinamai berdasarkan rasi bintang tempat munculnya hujan meteor itu sendiri.
Misalnya hujan meteor yang terjadi setiap bulan Agustus, dinamai dengan Perseid karena hujan meteor itu terjadi di area rasi bintang Perseus. Hujan meteor Perseid sendiri terjadi karena Bumi melewati aliran puing yang terbentuk dari Komet Swift-Turtle yang mengorbit matahari setiap 133 tahun sekali. Sedangkan hujan meteor Orionid disebabkan oleh Komet Halley yang mengorbit Bumi kita setiap 76 tahun sekali. Hujan meteor ini muncul dari rasi bintang Orion, dan terjadi pada bulan Oktober setiap tahunnya.
3. Kapan waktu terbaik menyaksikan hujan meteor?

Hujan meteor terjadi hampir setiap bulannya. Namun untuk mendapatkan pemandangan yang maksimal, kamu juga harus memperhatikan waktu, lokasi, dan kondisi sekitar. Waktu terbaik untuk menyaksikan hujan meteor biasanya dimulai dari pukul 9-10 malam hingga dini hari. Di perkotaan, meteor memang sesekali terlihat. Namun akan jauh lebih baik lagi kalau kamu melihatnya di area perbukitan atau pegunungan yang gelap, dan jauh dari polusi cahaya. Selain itu, setiap hujan meteor memiliki jumlah meteor yang berbeda.
Dilansir American Meteor Society, dari semua hujan meteor yang terjadi, hujan meteor Perseid, Orionid, dan Geminid adalah yang paling populer. Di tahun 2026 mendatang, hujan meteor Perseid berlangsung dari tanggal 17 Juli hingga 24 Agustus, dan mencapai puncaknya pada tanggal 12-13 Agustus dengan 30-50 meteor yang melintas setiap jamnya. Hujan meteor Geminid merupakan hujan meteor paling spektakuler sepanjang tahun, dan akan berlangsung dari tanggal 4 Desember 2025 hingga 17 Desember 2025. Puncak dari hujan meteor satu ini akan berlangsung pada tanggal 13-14 Desember 2025, dan menampilkan setidaknya 120 meteor per jam.
Terakhir ada hujan meteor Orionid. Khusus yang satu ini, kamu gak perlu menunggu sampai tahun depan. Pasalnya hujan meteor Orionid sedang berlangsung di bulan ini. Dimulai sejak tanggal 2 Oktober 2025, hujan meteor Orionid akan berlangsung sampai tanggal 7 November 2025 mendatang. Puncaknya terjadi pada tanggal 20-21 Oktober 2025, di mana kamu bisa menyaksikan 10-20 meteor melintas setiap jamnya.
4. Apa meteor jatuh ada hubungannya dengan hujan meteor?

Hujan meteor yang terjadi di langit memang terlihat indah, apalagi kalau langit sedang cerah tanpa awan. Namun setelah peristiwa jatuhnya meteor di Laut Jawa kemarin, gak sedikit orang yang bertanya-tanya apakah meteor jatuh ada hubungannya dengan hujan meteor?
Dilansir Astronomy, meski di langit tampilan hujan meteor dan meteor sama, keduanya sebetulnya berbeda. Lain halnya hujan meteor yang berasal dari puing-puing komet, meteor yang jatuh kebanyakan adalah bongkahan batu yang berasal dari tabrakan asteroid.
Puing komet biasanya terdiri dari debut dan partikel seukuran pasir. Jika ada batuan, biasanya ukurannya gak terlalu besar sehingga mereka akan terbakar habis di atmosfer pada ketinggian 80-120 kilometer. Secara teori, hujan meteor Geminid dan Taurid bisa aja mengirimkan meteor yang bisa menghantam permukaan, tetapi sampai saat ini para peneliti belum menemukan bukti hal seperti itu pernah terjadi.
Sebagai orang awam, wajar jika kita khawatir. Namun puing-puing komet yang memicu terjadinya hujan meteor berukuran sangat kecil. Saking kecilnya, kebanyakan dari puing ini hanya akan menghasilkan kilatan cahaya yang bertahan selama beberapa detik di langit sebelum habis terbakar di atmosfer Bumi.