Segera menjauh dari ular yang menggigit;
Lepaskan benda-benda yang menempel erat di sekitar area yang digigit, semisal cincin, pakaian yang ketat, dan sebagainya;
Imobilisasi anggota tubuh yang tergigit dengan memberi penyangga supaya tidak dapat digerakkan dan membatasi gerakan orang yang tergigit;
Beri tekanan di sekitar area yang digigit supaya bisa tidak menjalar dengan cepat;
Langsung bawa korban gigitan ke rumah sakit secepat mungkin;
Perhatikan posisi duduk selama dalam perjalanan. Jangan sampai korban gigitan berada pada posisi yang menghambat jalur pernafasan.
Apakah Ular Berbisa Kebal terhadap Bisanya Sendiri?

Di dunia ini ada dua tipe ular berbeda kalau kita mengelompokkannya berdasarkan teknik berburu. Ada ular pembelit dan ular berbisa. Ular pembelit, sesuai dengan namanya, memanfaatkan kekuatan otot di sekujur tubuh untuk meremas tubuh mangsa hingga tak bernyawa. Sementara ular berbisa memanfaatkan kelenjar air liur yang dimodifikasi dengan enzim atau protein khusus yang dihasilkan kelenjar racun pada sisi kepala bawah dan belakang mata.
Khusus untuk kelompok ular berbisa, jenis racun yang dihasilkan sangat beragam. Ada ular dengan bisa berjenis hemotoksin yang menyerang darah merah, neurotoksin yang menyerang sistem saraf, kardiotoksin yang menyerang sistem kardiovaskular, miotoksin yang menyerang sel otot, serta sitotoksin yang menyerang sitoplasma sel. Tingkat berbahaya bisa ular pun juga beragam, terutama kalau diukur jika masuk ke tubuh manusia. Ada yang tidak terlalu berbahaya sampai ada yang mampu membunuh banyak orang sekaligus dalam satu dosis suntikan.
Tentunya, bisa milik ular berbisa dimanfaatkan untuk berburu dan mempertahankan diri. Nah, sekarang coba bayangkan skenario di mana ular berbisa tidak sengaja menggigit diri sendiri dan menyuntikkan bisa pada taring ke tubuh mereka. Kira-kira apakah ular berbisa kebal dengan bisa yang mereka hasilkan sendiri? Yuk, kita ulik jawabannya sama-sama!
1. Apakah ular dapat menginjeksikan bisanya ke tubuh sendiri?

Sebelum menjawab pertanyaan utama, coba kita ulik skenario yang disebutkan pertama, yakni soal kemungkinan ular berbisa menggigit dan menginjeksikan bisa ke dalam tubuh mereka sendiri. Mungkin skenario itu terdengar sangat aneh, tetapi rasanya menarik untuk mengetahui apakah ada kasus yang seperti itu di alam. Jawaban singkatnya adalah iya! Skenario seperti itu ternyata memang benar-benar dapat terjadi, lho.
Dilansir Star Telegram, ada beberapa alasan yang menyebabkan ular berbisa menggigit diri sendiri. Misalnya, akibat stres, merasa kepanasan, salah mengira tubuh sendiri sebagai mangsa karena indra penglihatan yang buruk. Dugaan lain yang juga dikemukakan adalah sebenarnya ular itu sudah mengalami rasa sakit atau penyakit tertentu, jadi supaya “meringankan” masalah tersebut, mereka menggigit diri sendiri.
2. Apa yang terjadi jika bisa tersebut masuk ke tubuh ular?

Sebenarnya ada dua cara berbeda bagi bisa yang dihasilkan ular berbisa untuk masuk ke tubuhnya sendiri. Pertama, mereka tak sengaja menggigit diri sendiri. Kedua, bisa tersebut masuk ke organ pencernaan setelah mengonsumsi mangsa. Dari dua cara tersebut, apakah keduanya membahayakan nyawa si ular?
Ternyata efeknya berbeda, lho. Kalau bisa ular masuk ke sistem pencernaan ketika makan atau tak sengaja ditelan, maka dapat dipastikan kalau ular tersebut tidak akan mengalami dampak apa pun. Dilansir The Naked Scientist, kandungan bisa ular yang terdiri atas protein sebenarnya sama seperti daging yang akan mereka cerna di dalam perut. Maka dari itu, cairan asam yang ada di lambung ular dapat mengurai bisa tersebut tak bersisa tanpa menghasilkan efek-efek racun yang seharusnya dimiliki bisa tersebut.
Ada syarat supaya bisa ular dapat bekerja dengan efektif pada tubuh korban, yakni bisa berhasil masuk ke sistem peredaran darah. Kalau masuk ke sistem pencernaan, hampir tak mungkin bisa ular masuk ke sana, kecuali jika ada luka terbuka. Ular berbisa tak perlu mengembangkan adaptasi khusus untuk menghadapi masalah tersebut.
Kondisi berbeda terjadi kalau si ular menggigit diri sendiri dan menyuntikkan bisa ke dalam sistem peredaran tubuh. Ask Dr. Universe melansir kalau beberapa spesies ular mungkin saja sudah cukup kebal terhadap bisa yang diproduksi sendiri, bahkan ketika memasuki sistem peredaran darah. Biasanya, bentuk kekebalan ini adalah pembentukan anti-bisa ataupun sel kekebalan tubuh di dalam tubuh yang bekerja sesaat setelah bisa masuk.
Akan tetapi, bukan berarti sistem imun ini selalu bekerja. Kadang-kadang, ular yang menggigit diri sendiri tetap merasakan efek dari racun yang ada di dalam bisa milik sendiri. Kalau sudah seperti itu, kematian tak dapat dihindari. Maka dari itu, jawaban untuk pertanyaan utama soal apakah ular berbisa kebal terhadap bisanya sendiri adalah tergantung saluran masuk bisa tersebut.
3. Apa yang harus kita lakukan jika digigit ular berbisa?

Diluar konteks pembahasan utama, rasanya penting juga bagi kita untuk mengetahui penanganan pertama jika diri sendiri atau seseorang digigit ular berbisa. Pasalnya, pengetahuan tentang hal ini masih jarang sekali disebarluaskan, padahal Indonesia merupakan salah satu surganya spesies ular-ular berbisa. Meski jenis racun pada bisa ular cukup beragam, pertolongan pertama yang dapat kita lakukan sebenarnya terbilang mirip-mirip, kok.
World Health Organization memberikan beberapa langkah pertolongan pertama, yakni:
Semakin cepat membawa korban gigitan ular berbisa ke rumah sakit, maka penanganan intensif juga dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Oleh sebab itu, jangan menunda-nunda dengan berbagai alasan agar keselamatan korban dapat diprioritaskan.
Dari sini, kita jadi paham kalau bisa ular itu merupakan senjata yang sangat berbahaya begitu masuk ke sistem peredaran tubuh. Seramnya, racun pada bisa ular itu tidak pilih-pilih begitu berhasil masuk ke dalam tubuh target. Mau itu mangsa, predator pengganggu, sampai dirinya sendiri pun dapat langsung lumpuh hingga tewas begitu racun pada bisa bekerja.


















