Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Ular Memiliki Tulang Belakang? Ini Penjelasannya!

Ular (unsplash.com/MICHAEL CHIARA)
Intinya sih...
  • Struktur tulang belakang ular memanjang dari kepala sampai ekor, terdiri dari kolom vertebra yang sangat panjang dan fleksibel.
  • Rangka internal membantu mekanisme pergerakan dan melilit mangsa, bekerja secara sinergis dengan otot-otot di sekitarnya.
  • Tengkorak ular dirancang lentur agar mudah menelan mangsa besar, berbeda dari vertebrata lain karena terdiri dari bagian-bagian yang tidak menyatu secara kaku.

Ular dikenal sebagai hewan melata yang mampu bergerak lincah meski tubuhnya tampak lentur dan panjang. Banyak orang mengira bentuk tubuh semacam itu menandakan ular tidak punya kerangka atau tulang belakang seperti mamalia. Dugaan ini muncul karena tubuh ular terlihat begitu fleksibel, hampir seperti tidak disangga oleh tulang apa pun.

Namun, dugaan tersebut justru berbanding terbalik dengan kenyataannya, lho. Daripada kamu penasaran berikut uraian yang menjelaskan apakah ular memiliki tulang belakang.

1. Struktur tulang belakang ular memanjang dari kepala sampai ekor

Tulang belakang ular terdiri dari kolom vertebra yang sangat panjang dan fleksibel, menyambung dari bagian kepala sampai ujung ekor. Setiap ruas vertebra dihubungkan oleh sendi yang memungkinkan pergerakan halus namun tetap terlihat kuat. Pada sebagian besar spesies, tiap ruas tulang ini juga terpasang sepasang tulang rusuk yang menjaga kestabilan bentuk tubuh serta melindungi organ dalam.

Jumlah ruas tulang belakang ular jauh lebih banyak daripada vertebrata lain. Ular rata-rata memiliki sekitar 200 hingga 400 ruas vertebra, bergantung pada spesiesnya. Banyaknya jumlah ini menjadi alasan utama mengapa ular bisa bergerak meliuk dengan sangat presisi dan kecepatan yang tinggi. Struktur ini jugalah yang memungkinkan ular memanjat, berenang, atau menyelinap masuk ke celah-celah sempit tanpa kehilangan kestabilan tubuhnya.

2. Rangka internal membantu mekanisme pergerakan dan melilit mangsa

Rangka ular (unsplash.com/Frédéric Barriol)

Meskipun tampak lembek dari luar, tubuh ular sebenarnya ditopang oleh sistem rangka internal yang kuat dan efisien. Setiap ruas tulang belakang tidak berdiri sendiri, tetapi bekerja secara sinergis dengan otot-otot di sekitarnya untuk menciptakan gerakan. Perpaduan antara tulang dan otot ini yang membuat ular mampu bergerak tanpa perlu kaki, bahkan bisa bergerak secara terarah di permukaan licin sekalipun.

Saat berburu, ular yang tidak berbisa seperti python dan boa mengandalkan kekuatan melilit. Tulang belakang dan otot bekerja serentak untuk mencengkeram mangsa dan menghentikan suplai oksigennya. Tekanan dari lilitan tersebut cukup kuat untuk meremukkan tulang rusuk mangsa hanya dalam beberapa detik. Semua itu tidak akan mungkin dilakukan jika ular tidak memiliki kerangka pendukung yang mampu menahan beban tekanan dari gerakannya sendiri.

3. Tengkorak ular dirancang lentur agar mudah menelan mangsa besar

Tengkorak ular (commons.wikimedia.org/Tiia Monto)

Tulang tengkorak ular berbeda dari vertebrata lain karena terdiri dari bagian-bagian yang tidak menyatu secara kaku. Rahang bawahnya bisa terpisah ke kiri dan kanan sehingga membuka lebih lebar dari ukuran kepala. Struktur tulang yang semi-terpisah ini memberikan fleksibilitas luar biasa, memungkinkan ular menelan mangsa yang ukuran diameternya dua kali lipat lebih besar dari diameter kepala.

Bagian ini sering disalahpahami sebagai bentuk tubuh yang “tak bertulang” karena terlihat elastis. Padahal, justru kekuatan struktur tengkorak dan jaringan otot di sekitarnya memungkinkan proses makan berlangsung efisien. Fleksibilitas rahang ular bukan berasal dari kelembekan otot, melainkan hasil evolusi tulang dan sendi yang mampu berubah posisi sesuai kebutuhan makan.

4. Ular masuk dalam klasifikasi hewan vertebrata berdasarkan kriteria zoologi

Ular (unsplash.com/David Clode)

Dalam kajian zoologi, klasifikasi vertebrata tidak hanya berdasarkan ada atau tidak adanya tulang belakang, tetapi juga sistem saraf pusat yang terlindungi oleh kolom vertebra. Ular memenuhi kedua kriteria tersebut. Sistem saraf ular yang berjalan melalui kanal di dalam tulang belakangnya, memungkinkan transmisi impuls motorik dan sensorik secara efektif ke seluruh tubuh.

Selain itu, ular juga memiliki sistem skeletal lain seperti tengkorak, tulang rahang, dan rusuk. Struktur-struktur ini menopang otot, jaringan, dan organ vital, serta menjadi penghubung utama dalam sistem gerak. Artinya, secara ilmiah, tidak ada celah untuk menyebut ular sebagai hewan invertebrata. Keberadaan sistem rangka internal justru menegaskan status ular sebagai vertebrata sejati, sekelas dengan mamalia, burung, amfibi, dan ikan.

Struktur tubuh ular memang sering menimbulkan kesan seolah tidak bertulang, tetapi ilmu biologi memberi penjelasan yang sangat kontras dengan persepsi itu. Ular justru memiliki ratusan ruas tulang belakang yang menjadi fondasi geraknya. Setiap bagian kerangka tubuhnya punya peran penting dalam berburu, bergerak, dan mempertahankan diri. Semoga penjelasan di atas bisa menjawab rasa penasaran kamu tentang apakah ular memiliki tulang belakang atau tidak.

Referensi:
"Sneaky Snake Facts". Biomedical Sciences – University of Melbourne. Diakses pada Juni 2025.
"Snake: Form and Function". Britannica. Diakses pada Juni 2025.
“A study on the vertebral column of the dice snake Natrix tessellata (Serpentes, Natricidae) from Denizli (western Anatolia, Turkey)”. The Anatomical Record. Diakses pada Juni 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us