5 Apex Predator Berbahaya yang Menghuni Hutan Hujan Amazon

Hutan Amazon adalah hutan hujan tropis terbesar di dunia. Ekosistem Hutan Amazon dikenal sebagai paru-paru dunia, dan menjadi rumah bagi separuh dari total biodiversitas seluruh dunia. Dengan dilimpahi beragam biodiversitas, Hutan Amazon memiliki ekosistem yang unik dan kompleks.
Seperti ekosistem pada umumnya, Hutan Amazon juga memiliki hewan yang menduduki puncak rantai makanan. Hewan-hewan ini sering disebut dengan apex predator dan cenderung buas karena tidak memiliki pemangsa mutlak. Berikut beberapa apex predator berbahaya yang menghuni Hutan Hujan Amazon.
1.Jaguar

Jaguar merupakan kucing terbesar yang menghuni Benua Amerika. Jaguar juga merupakan predator utama di daratan Amazon. Separuh dari jaguar berhabitat di Brazil, dan sisanya menyebar di Peru, Bolivia, Kolombia, hingga Ekuador.
Satwa ini sangat lincah untuk mengarungi Hutan Hujan Amazon yang lebat. Jaguar dapat berenang untuk menangkap mangsanya. Jaguar biasanya memangsa monyet, rusa, dan kadal. Bahkan gigi kuat jaguar dapat menggigit cangkang kura-kura yang keras.
Sayangnya, populasi jaguar kian mengkhawatirkan. Penghilangan habitat dan perburuan, menjadi penyebab populasi jaguar semakin berkurang. Menurut IUCN, populasi jaguar diperkiratan berjumlah 173 ribu ekor dan digolongkan sebagai spesies yang terancam punah.
2.Black caiman

Black caiman dewasa adalah salah satu apex predator di ekosistem Hutan Hujan Amazon. Mereka biasanya memangsa hewan pengerat dan mamalia darat. Mereka hidup di lahan basah, pinggir sungai, atau rawa-rawa.
Meskipun salah satu predator puncak, black caiman masih bisa dimangsa oleh jaguar. Mereka sering bertarung, terutama ketika habitat mereka beririsan. Telur dan anak-anak black caiman dalam posisi rentan dimakan oleh jaguar dan apex predator lainnya.
Selain menjadi predator puncak, black caiman juga disebut sebagai predator kunci. Black caiman bertugas mengendalikan populasi ikan-ikan besar di perairan tawar, sehingga populasi spesies ikan tertentu yang memakan fitoplankton dan ganggang tetap terjaga.
3.Anakonda hijau

Anakonda hijau merupakan spesies ular terbesar di dunia. Panjang anakonda hijau bisa mencapai 9 meter dengan berat mencapai 250 kg. Dan betina anakonda hijau lebih berat ukurannya dibandingkan jantan.
Anakonda hijau menggunakan taring untuk mencengkeram mangsanya. Mereka akan mengalami diet berminggu-minggu untuk mencerna mangsa yang ada dalam perut. Mangsa dari anakonda hijau biasanya hewan pengerat, ayam, hingga ikan.
Sebagai pemangsa puncak, anakonda hijau tidak memiliki predator. Keberadaan anakonda hijau menunjukkan ekosistem yang seimbang dan sehat. Namun, sering kali manusia mengusik keberadaan mereka dengan memburu anakonda untuk diambil kulitnya.
4.Bull shark

Bull shark atau biasa disebut dengan hiu banteng, hidup di perairan dangkal di seluruh dunia. Hiu banteng dapat hidup dengan baik di air asin atau di air tawar. Oleh sebab itu, hiu banteng dapat ditemukan di sungai-sungai pada kawasan Hutan Hujan Amazon.
Melansir IFAW, hiu banteng cukup agresif terhadap manusia dan menyebabkan hampir 20 kematian setiap tahunnya. Hiu banteng juga dikenal sebagai predator oportunis. Rahang yang kuat dan kecepatan yang dimiliki, membuatnya mampu menangkap dan mengunci mangsa yang diburunya dengan sigap.
Dikenal sebagai predator puncak, hiu banteng berperan menjaga rantai makanan laut tetap stabil. Hewan laut ini juga berperan dalam mengendalikan perubahan iklim, karena mereka mampu menyerap karbon dari gas rumah kaca.
5.Elang Harpy

Dikenal sebagai spesies elang terbesar di dunia, elang harpy adalah predator puncak di ekosistem udara di Hutan Amazon. Elang harpy cenderung memiliki warna bulu hitam gelap di bagian belakang, dan bulu gelap di bagian atas kepalanya yang membentuk jambul. Tinggi elang ini bisa mencapai 102 cm dengan berat mencapai 9 kg.
Meskipun termasuk burung besar, elang harpy tidak dapat terbang tinggi, dan pergerakannya cukup lambat. Sayapnya yang relatif pendek dan ekornya yang panjang, membantu elang harpy membelah vegetasi Amazon yang lebat.
Elang harpy biasa memangsa primata kecil, kungkang, hingga reptil. Mereka berperan mengendalikan populasi monyet kapusin yang dikenal sebagai mesopredator, yaitu memangsa telur burung. Jika populasi elang harpy menurun, maka populasi monyet kapusin membludak. Tentunya monyet kapusin akan memangsa telur-telur burung yang mengakibatkan populasi beragam burung pun turun.
Hutan Amazon menjadi rumah bagi spesies eksotis dan pemegang kunci ekosistem. Sayangnya, habitat para apex predator ini semakin hari semakin menyempit. Aktivitas manusia seperti pembukaan lahan dan pemukiman menjadi penyebab satwa-satwa Hutan Amazon kehilangan habitatnya.