9 Asteroid Besar yang Pernah Hantam Bumi

Mengutip laman Mashable SE Asia, sebuah asteroid yang lebarnya sekitar enam mil (10 kilometer) atau lebih besar, menabrak Bumi dan menciptakan Kawah Vredefort, yang terletak di Afrika Selatan.

Itu terjadi sekitar 2 miliar tahun yang lalu, bahkan jauh sebelum dinosaurus berevolusi. Pada saat itu, para peneliti memperkirakan kawah tumbukan memiliki lebar 112 hingga 186 mil (180 hingga 300 km).

“Struktur tumbukan tertua dan terbesar di dunia yang diketahui telah terbentuk,” kata NASA.

Beribu-ribu tahun kemudian, bagian selatan kawah tidak lagi terlihat karena diselimuti batuan yang lebih muda. Situs ini didaulat sebagai struktur tumbukan terbesar yang diketahui di dunia. Kawah juga dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2005.

Sekitar 1,8 miliar tahun yang lalu, sebuah komet besar–merupakan “bola salju kotor” kuno yang terdiri dari butiran es dan batuan–menghantam Kanada modern.

Saat ini sebagian besar cekungan tumbukan telah terkikis, meskipun dengan pandangan udara dan radar kita dapat melihat bagian dari kawah tumbukan. Kawah aslinya kemungkinan besar lebarnya sekitar 120 mil (200 km).

Sekarang wilayah tersebut menjadi lokasi tambang nikel dan tembaga.Tumbukan telah membuat dampak yang kuat karena berhasil memecahkan kerak bumi dan membiarkan sebagian mantel bumi naik dari bawah, yang pada akhirnya menghasilkan deposit nikel dalam jumlah besar.

Nikel sendiri adalah elemen penting untuk material kabel listrik, mesin, baterai, dan lainnya. Meski ada dampak positif dari tabrakan ini, tapi diharapkan sesuatu sebesar Sudbury tidak terjadi lagi.

Situs Chicxulub diketahui berusia sekitar 65 juta tahun, yang terkubur di bawah Semenanjung Yucatan. Saat ini, kawah tersebut tampak seperti setengah dari kawah besar.

Asteroid terkenal selebar enam mil itu menghantam perairan dangkal, meniupkan sejumlah besar serpihan Bumi ke langit sehingga mendinginkan iklim secara drastis.

Jumlah energi yang sangat besar ini setara dengan 10.000 kali lipat persenjataan nuklir di dunia, mengeluarkan sejumlah besar partikel debu dan gas ke atmosfer.

Para ilmuwan juga menemukan debu yang sangat halus, terbukti sangat ampuh menghalangi sinar matahari. Musim dingin yang panjang membuat Bumi tidak memiliki pencahayaan selama sekitar dua tahun.

Hal ini menghentikan fotosintesis dan memutus rantai makanan. Pada akhirnya, dampak asteroid membunuh sekitar 70 persen spesies di Bumi.

Kawah Meteor di Arizona relatif masih berusia muda, bukti bahwa penduduk Bumi harus melacak dan mewaspadai potensi batuan luar angkasa yang masuk.

Sekitar 50.000 tahun yang lalu, sebuah asteroid logam berukuran sekitar 100 hingga 170 kaki menghantam wilayah yang saat disebut Arizona. Batu itu adalah objek yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan peristiwa besar sebelumnya.

Namun benda luar angkasa tersebut masih dapat menimbulkan ledakan yang dahsyat dan menimbulkan bencana regional.

Dua asteroid besar menghantam Quebec, Kanada, yang meninggalkan dampak bersebelahan. Para peneliti berpendapat bahwa dampak ini sebenarnya terjadi dalam rentang waktu jutaan tahun.

Saat ini, daerah terdampak menjadi danau. Clearwater West diperkirakan berumur sekitar 280 juta tahun, sedangkan Clearwater East terbentuk jauh lebih awal, sekitar 450 juta tahun yang lalu. Kita dapat melihat lingkaran pulau di danau barat yang berdiameter sekitar enam mil.

Peneliti Australia mengusulkan bahwa ada struktur besar–yang berpotensi menjadi struktur dampak terbesar di Bumi–jauh di bawah bagian tenggara benua di New South Wales.

Disebut "struktur Deniliquin", pengukuran magnet bumi dalam menunjukkan formasi multi-cincin kolosal di bawah tanah. Strukturnya memiliki lebar sekitar 520 kilometer (diameter sekitar 320 mil).

Menurut ahli geologi di Australian National University, Andrew Glikson, itu akan menjadi ledakan besar. Dampaknya, lebih dari dua kali lipat dari peristiwa Chicxulub yang membunuh dinosaurus.

Namun menemukan bukti langsung dari peristiwa tersebut tidaklah mudah. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan sampel untuk menentukan usia pasti struktur tersebut. Ini akan membutuhkan pengeboran lubang yang dalam ke pusat magnetnya dan menentukan umur material yang diekstraksi.

Melansir dari laman The Planetary Society, pada tahun 2013, sebuah asteroid berdiameter sekitar 20 meter memasuki atmosfer bumi di atas kota Chelyabinsk, Rusia.

Ia meledak saat masih di udara, melepaskan jumlah energi yang sama dengan 500 kiloton TNT. Beruntung ledakan tersebut terjadi sekitar 30 kilometer di atas permukaan tanah dan tidak menimbulkan dampak kerusakan langsung.

Namun, bencana ini tetap menimbulkan gelombang kejut yang melukai 1.500 orang dan merusak 7.200 bangunan di enam kota.

Sebagian besar cedera disebabkan oleh orang-orang yang melihat kilatan cahaya dan berjalan ke jendela untuk melihat ke luar. Gelombang kejut yang bergerak dengan kecepatan suara yang kemudian memecahkan jendela, melukai orang-orang karena kacanya yang beterbangan.

Pada tahun 1908 sebuah asteroid atau komet berdiameter sekitar 30 meter memasuki atmosfer dan meledak di atas tanah di Tunguska, Rusia.

Ledakan tersebut merobohkan sekitar 80 juta pohon di area seluas 2.150 kilometer persegi (830 mil persegi). Peristiwa ini diperkirakan 1.000 kali lebih dahsyat dibandingkan ledakan bom atom di Hiroshima.

Jika ini terjadi di wilayah metropolitan, kota itu akan hancur total. Untungnya, kejadian ini terjadi di daerah terpencil di Siberia, dan diperkirakan tidak ada korban jiwa.

Mengutip dari situs Earth Observatory NASA, di tenggara Quebec terdapat salah satu kawah tubrukan terbesar dan tertua di dunia. Kawah Manicouagan terbentuk 214 juta tahun yang lalu ketika sebuah asteroid selebar 5 kilometer (3 mil) menghantam tempat yang sekarang disebut Kanada.

Danau berbentuk cincin seluas 1.940 kilometer persegi (750 mil persegi) ini mudah dikenali dari luar angkasa. Bentuknya yang unik menjadikannya fitur populer dalam citra satelit dan subjek favorit fotografi astronot. Meskipun usia kawahnya sudah kuno, peristiwa yang memunculkan danau ini bertepatan dengan dimulainya Zaman Antariksa.

Saat ini, waduk tersebut mencapai kedalaman sekitar 350 meter (1.150 kaki) dan menampung 140 kilometer kubik (34 mil kubik) air, menjadikannya salah satu waduk air tawar terbesar di dunia. Aliran yang keluar dari bendungan mengalir ke selatan menuju Sungai Manicouagan, yang bermuara di Sungai St. Lawrence.