Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Bahaya yang Mengancam Kehidupan Laut, Wajib Tahu!

ilustrasi polusi laut (unsplash.com/Naja Bertolt Jensen)
Intinya sih...
  • Anak muda perlu peduli terhadap ancaman terhadap kehidupan laut
  • Pengasaman laut, perubahan iklim, dan overfishing adalah ancaman utama
  • Penangkapan ikan berlebih, polusi laut, dan kehilangan habitat juga mengancam ekosistem laut

Lautan, yang mencakup lebih dari 70 persen permukaan bumi, adalah rumah bagi berbagai kehidupan laut yang berperan penting ekosistem kita. Sayangnya, kehidupan laut menghadapi berbagai ancaman yang semakin mengkhawatirkan.

Mulai dari polusi hingga perubahan iklim, ancaman-ancaman ini tidak hanya merusak ekosistem laut tetapi juga berdampak pada manusia. Berikut 9 ancaman kehidupan laut yang harus kamu tahu. 

1. Pengasaman laut

ilustrasi laut (pexels.com/Graham Henderson)

Pengasaman laut adalah proses yang terjadi ketika lautan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer. Proses ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi asam karbonat dan penurunan pH air laut. National Network for Ocean and Climate Change Interpretation (NNOCCI) menyebut ini sebagai osteoporosis laut. 

Fenomena ini berdampak negatif pada organisme laut yang bergantung pada kalsium karbonat untuk membangun cangkang dan kerangka mereka. Beberapa organisme tersebut termasuk terumbu karang, moluska, dan beberapa jenis plankton.

Pengasaman laut mengurangi kemampuan mereka untuk membentuk struktur ini, yang dapat mengarah pada penurunan populasi dan kerusakan ekosistem laut.

2. Perubahan iklim

Perubahan iklim, yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca, memiliki dampak luas pada lautan. Peningkatan suhu laut mengakibatkan pemutihan karang, di mana alga simbiotik yang memberikan warna dan nutrisi bagi karang terlepas, menyebabkan kematian karang.

Selain itu, perubahan iklim mengganggu pola cuaca global. Hal ini bisa memengaruhi arus laut dan distribusi spesies laut. Spesies yang bergantung pada suhu tertentu mungkin harus bermigrasi ke perairan yang lebih dingin. Ini bisa mengganggu keseimbangan ekosistem setempat dan mempengaruhi rantai makanan laut.

3. Penangkapan ikan berlebih

ilustrasi nelayan (freepik.com/alexeyzhilkin)

Overfishing atau penangkapan ikan berlebih terjadi ketika ikan ditangkap pada tingkat yang lebih cepat daripada kemampuan mereka untuk bereproduksi. Hal ini mengakibatkan penurunan drastis populasi ikan dan bisa mengganggu rantai makanan laut. 

Spesies yang menjadi target penangkapan berlebih, seperti tuna dan cod, mengalami penurunan populasi yang signifikan.

Pada akhirnya, ini memengaruhi predator dan mangsa dalam ekosistem tersebut. Overfishing juga bisa menyebabkan keruntuhan perikanan serta mengakibatkan hilangnya mata pencaharian bagi komunitas nelayan. 

4. Perburuan liar dan perdagangan ilegal

Perburuan liar dan perdagangan ilegal satwa laut merupakan ancaman besar bagi banyak spesies yang terancam punah. Hiu sering kali diburu untuk siripnya, sementara penyu diambil untuk daging dan cangkangnya.

Praktik ini tidak hanya merusak populasi spesies yang terancam punah tetapi juga mengganggu ekosistem laut secara keseluruhan.

Kehilangan predator puncak seperti hiu bisa menyebabkan ledakan populasi spesies mangsa, yang pada akhirnya bisa mengganggu keseimbangan ekosistem. Selain itu, perdagangan ilegal satwa laut sering kali melibatkan praktik yang kejam dan tidak berkelanjutan. 

5. Tangkapan tak sengaja

ilustrasi penyu laut (flickr.com/onms)

Bycatch adalah tangkapan tak sengaja dari spesies non-target saat melakukan penangkapan ikan komersial. Penjeratan, seperti yang terjadi pada mamalia laut dan penyu dalam jaring ikan, menyebabkan banyak kematian makhluk laut.

Praktik ini sangat merugikan dan mengurangi keanekaragaman hayati laut. Bycatch juga dapat mencakup spesies yang dilindungi atau terancam punah.

Selain itu, penangkapan berlebih spesies non-target bisa mengganggu keseimbangan ekosistem laut karena spesies ini mungkin memiliki peran penting dalam rantai makanan. 

6. Polusi laut

Polusi laut berasal dari berbagai sumber, termasuk limbah industri, pertanian, dan rumah tangga yang dibuang ke perairan. Bahan kimia berbahaya, logam berat, dan limbah organik mencemari lautan dan merusak kesehatan organisme laut. 

Polusi minyak juga merupakan ancaman besar, menyebabkan kerusakan luas pada ekosistem laut dan pantai.

Polusi plastik, khususnya, telah menjadi masalah yang sangat mendesak, dengan jutaan ton plastik yang mengapung di lautan dan merusak kehidupan laut. Plastik bisa terfragmentasi menjadi mikroplastik yang sulit dihapus dan bisa masuk ke rantai makanan. 

7. Kehilangan habitat

ilustrasi laut (pixabay.com/publicdomainpictures-14)

Kehilangan habitat laut terjadi akibat aktivitas manusia seperti pembangunan pesisir, penambangan pasir, dan penebangan bakau. Terumbu karang, hutan bakau, dan padang lamun adalah habitat penting bagi banyak spesies laut.

Kehilangan habitat ini mengakibatkan penurunan populasi spesies yang bergantung pada ekosistem tersebut untuk berlindung, berkembang biak, dan mencari makan.

Kehilangan habitat juga mengurangi kemampuan ekosistem laut untuk menyediakan layanan ekosistem penting. Ini termasuk perlindungan pantai dari erosi dan penyaringan polutan.

8. Spesies invasif

Spesies invasif adalah organisme yang diperkenalkan ke lingkungan baru, sering kali oleh manusia, yang kemudian berkembang biak dan mengganggu ekosistem setempat.

Spesies invasif bisa mengalahkan spesies asli dalam kompetisi mencari makanan, mengubah struktur ekosistem, dan menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati.

Contohnya spesies invasif laut termasuk zebra mussel dan lionfish, yang telah menyebar ke berbagai wilayah dan merusak ekosistem setempat. Spesies invasif sering kali tidak memiliki predator alami di lingkungan baru mereka. Ini memungkinkan mereka untuk berkembang biak dengan cepat dan mendominasi ekosistem. 

9. Kebisingan laut

ilustrasi paus beluga (commons.wikimedia.org/Ansgar Walk)

Kebisingan laut, yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pengeboran minyak, pengiriman, dan penggunaan sonar, bisa mengganggu komunikasi, navigasi, dan perilaku makan makhluk laut.

Paus dan lumba-lumba, yang bergantung pada sonar alami mereka untuk berkomunikasi dan mencari makan, sangat rentan terhadap kebisingan laut.

Kebisingan ini bisa menyebabkan stres, mengganggu siklus reproduksi, dan bahkan menyebabkan kematian. Kebisingan laut juga dapat mempengaruhi pola migrasi spesies laut, mengganggu ekosistem setempat dan mengurangi keanekaragaman hayati.

 

 

Ancaman terhadap kehidupan laut ini memerlukan perhatian dan tindakan segera dari masyarakat global. Melindungi ekosistem laut berarti menjaga keseimbangan alam yang penting bagi kesehatan planet kita dan kelangsungan hidup manusia.

Referensi

National Oceanic and Atmospheric Administration. Diakses pada Agustus 2024. What is Ocean Acidification?.
National Network for Ocean and Climate Change Interpretation.  Diakses pada Agustus 2024. We Need a Sea Change in How We Communicate about Ocean Change. Metaphors Can Help.
Nye, Janet A., Jason S. Link, Jonathan A. Hare, and William J. Overholtz. “Changing spatial distribution of fish stocks in relation to climate and population size on the Northeast United States continental shelf."Marine Ecology Progress Series 393 (October 30, 2009): 111–29. 
Environmental Defense Fund. Diakses pada Agustus 2024. Overfishing: The most serious threat to our oceans. 
World Wild Life. Diakses pada Agustus 2024. .What is Poaching? The Illegal Wildlife Trade Explained.
Consortium for Wildlife Bycatch Reduction. Diakses pada Agustus 2024. What is Bycatch?. 
National Oceanic and Atmospheric Administration. Diakses pada Agustus 2024. Ocean pollution and marine debris.
Airoldi, Laura, David Balata, and Michael W. Beck. “The Gray Zone: Relationships between habitat loss and marine diversity and their applications in conservation.” Journal of Experimental Marine Biology and Ecology 366, no. 1–2 (November 1, 2008): 8–15.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Rifki Wuda Sudirman
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us