Bisakah Kucing Mengenali Suara Pemiliknya? Begini Kata Peneliti!

- Kucing dipelihara manusia sejak 9.500 tahun yang lalu di Siprus.
- Kucing peka terhadap suara pemilik mereka, yang menunjukkan keterikatan mendalam.
- Kucing dapat mengembangkan cara berkomunikasi dengan manusia untuk meminta apa yang mereka inginkan.
Apa kamu pernah bertanya-tanya kapan pertama kali kucing dipelihara manusia? Ada satu bukti arkeolog tertua tentang hal ini dari situs pemakaman di Siprus. Dikutip Science, para peneliti menemukan sisa-sisa seekor kucing yang sengaja dikubur di sebelah makam manusia sekitar 9.500 tahun yang lalu. Itu berarti, kedekatan manusia dan kucing sudah setua itu.
Meski sangat mandiri, Felis catus dan Homo sapiens ini saling dekat sejak berabad-abad lamanya. Nah, karena tinggal satu atap dengan manusia, banyak perilaku kucing yang mengalami perubahan, terutama bagaimana kucing memahami manusia. Dalam temuan terbaru dari makalah Animal Cognition (2023) yang ditulis Charlotte de Mouzon, seorang pencinta kucing sekaligus etolog, memberikan bukti lebih lanjut terkait perkembangan kucing terhadap ucapan pemilik mereka. Yuk, kali ini, kita bahas tentang anabul!
1. Kucing menganggap pemilik mereka sangat istimewa

Pasti kamu pernah ngalamin, kan, ketika memanggil anabul, tapi mereka gak datang menghampirimu. Meski begitu, ternyata kucing peka, lho, dengan suara pemilik mereka. Dalam penelitian dari Animal Cognition, kucing sebenarnya menganggap pemilik mereka sangat istimewa.
Dalam makalah ini, para peneliti mengeksplorasi hubungan kucing dengan pemilik. Penelitian tersebut mengamati respons kucing rumahan terhadap pemilik mereka. Pemilik kucing diminta untuk merekam suara mereka dengan mengucapkan empat kata kepada kucing mereka, seperti "Apakah kamu ingin bermain?" dan, "Apakah kamu ingin camilan?" Selain itu, pemilik kucing juga diminta mengatakan, "Sampai jumpa nanti" dan, "Apa kabar?"
Orang asing yang tidak dikenal kucing dalam penelitian ini juga mengatakan perkataan yang sama. Nah, penelitian ini pun mengamati perubahan perilaku kucing ketika mendengar perkataan tersebut dari dua orang yang berbeda, yakni pemilik kucing dan orang asing yang tidak dikenal kucing. Para ilmuwan menyadari ada sesuatu yang unik tentang respons kucing terhadap suara tersebut.
2. Apakah kucing menyukai suara pemilik mereka?

Nah, untuk mendapat perhatian kucing peliharaan mereka, pemilik kucing diminta untuk mengatakan kalimat khusus dan familiar. Hal ini dilakukan untuk memotivasi kucing dalam penelitian tersebut, seperti melihat perubahan perilaku si anabul. Kucing rupanya dapat membedakan ucapan yang secara khusus ditujukan kepada mereka. Kucing meresponsnya dengan menggerakkan ekor dan telinga mereka serta berhenti sejenak ketika sedang menjilati bulu mereka. Namun, ketika pemilik mereka mengucapkan kalimat yang tidak ditujukan kepada kucing, kucing pun tidak merespons. Itu berarti kucing paham kalau dia sedang diajak bicara atau tidak.
Sementara itu, orang asing diminta untuk merayu kucing dengan suara rekaman yang dibuat semanis mungkin. Namun, si anabul justru tidak merespons dan malah asyik melanjutkan aktivitas mereka, seperti tidur atau menjilati bulu. Hal ini mengejutkan para peneliti. Pasalnya, anjing merespons ucapan yang diarahkan pemilik mereka maupun orang asing.
Menurut penelitian ini juga, kucing bisa membedakan suara pemilik mereka dari orang asing. Mereka pun lebih menyukai suara pemilik mereka masing-masing. "Faktanya, kucing memperhatikan cara kita berbicara kepada mereka, menunjukkan betapa pentingnya kita bagi mereka selain memberi mereka makan atau tempat berteduh," Charlotte de Mouzon menjelaskan.
3. Saat meminta makan, kucing akan mendengkur dengan frekuensi tinggi

Faktanya, kucing mampu mengembangkan cara berkomunikasi dengan manusia atau pemilik mereka untuk meminta apa yang mereka inginkan. Karen McComb melalui Current Biology (2009) menemukan bahwa kucing tidak meminta makan dengan mengucapkan meong saja. Kucing biasanya mengeluskan kepala mereka ke kaki pemilik atau mendengkur untuk mengemis.
Nah, menurut para ilmuwan, frekuensi dengkuran kucing pun berbeda-beda. Dalam dengkuran permintaan, dengkuran mereka berfrekuensi tinggi. Suara dengkuran ini berada pada frekuensi yang sama dengan tangisan bayi manusia, lho (300—600 Hz).
4. Manusia tidak memahami kucing sepenuhnya

Namun, apakah perilaku kucing yang sudah kita bahas pada poin atas dipelajari oleh masing-masing kucing atau berkembang melalui evolusi? Seong C Yeon, melalui penelitiannya dalam Behavioural Processes (2011), menemukan bahwa meong kucing rumahan frekuensinya jauh lebih tinggi daripada meong kucing liar. Sepertinya, kedekatan kucing dengan manusia membuat kucing mampu mengembangkan kemampuan mereka. Penelitian ini sendiri melibatkan kucing liar yang sudah dijinakkan.
Sebenarnya, kucing mengeong dalam berbagai situasi, termasuk ketika kucing kelaparan dan meminta makanan. Para ilmuwan menemukan bahwa perempuan lebih baik dalam membedakan arti meong si anabul. Bisa jadi karena perempuan lebih peka ketimbang laki-laki. Namun, pengalaman dan empati terhadap kucing juga menjadi faktor utamanya. Ini yang membuat seseorang mampu memahami meong seekor kucing dengan lebih baik.
Kucing memang hewan yang unik. Mereka bisa datang ke seseorang atau ke sebuah keluarga tanpa diundang dan dengan santai tidur di rumah kita. Kucing liar pun bisa sangat takut jika kita mencoba mendekati mereka. Nah, dari penjelasan yang sudah kita bahas, penelitian ini merupakan penelitian pertama yang menunjukkan bahwa kucing dapat mengenali dan merespons suara pemilik mereka. Kesimpulannya, kucing membentuk keterikatan yang mendalam dengan manusia jika kita menganggap mereka seperti keluarga.