Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bukan Mitos! Ini 4 Negara yang Mendorong Pekerjanya Tidur Siang

Ilustrasi tidur siang di tempat kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi tidur siang di tempat kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Spanyol: Tradisi siesta memungkinkan pekerja pulang dan istirahat di tengah hari, meskipun bergeser di kota besar.
  • Tiongkok: Power nap telah menjadi bagian rutinitas kerja, didukung oleh banyak perusahaan dengan fasilitas khusus.
  • Vietnam: Kebiasaan tidur siang erat dengan kehidupan sehari-hari para pekerja, meskipun tidak ada undang-undang yang mewajibkan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tidur siang mungkin terdengar seperti kemewahan yang hanya bisa dinikmati saat akhir pekan. Namun, di beberapa negara, tidur siang justru dianggap sebagai bagian penting dari rutinitas kerja. Bahkan, ada kebijakan khusus yang mendorong para pekerja untuk meluangkan waktu istirahat sejenak di tengah hari.

Alih-alih dipandang malas, kebiasaan ini justru diyakini mampu meningkatkan produktivitas, memperbaiki konsentrasi, hingga menjaga kesehatan mental. Menariknya, beberapa pemerintah dan perusahaan di dunia mulai secara terbuka mendukung praktik ini. Penasaran? Yuk, simak negara mana saja yang menjadikan tidur siang sebagai bagian dari budaya kerja!

1. Spanyol

Suasana siang hari di Spanyol di mana siesta menjadi momen istirahat yang dihargai banyak orang (commons.wikimedia.org/Julio Rojas)
Suasana siang hari di Spanyol di mana siesta menjadi momen istirahat yang dihargai banyak orang (commons.wikimedia.org/Julio Rojas)

Bicara soal istirahat siang, Spanyol adalah negara pertama yang pasti terlintas di benak banyak orang dengan tradisi siesta-nya yang legendaris. Kebiasaan ini bukan sekadar tidur-tiduran biasa, melainkan jeda panjang di tengah hari yang memungkinkan para pekerja untuk pulang, makan siang bersama keluarga, dan tentu saja, merebahkan diri sejenak.

Dilansir dari laman The Guardian, tradisi ini telah mengakar kuat selama berabad-abad, terutama untuk menghindari sengatan matahari yang terik di siang hari, sekaligus mengembalikan energi agar lebih fokus saat kembali bekerja di sore hari. Oleh karena itu, jangan heran jika banyak toko, kantor, atau bahkan bank di Spanyol akan tutup selama beberapa jam di siang hari, menciptakan suasana kota yang cenderung sepi sebelum kembali ramai di penghujung hari.

Meskipun demikian, seiring dengan modernisasi dan laju kehidupan yang semakin cepat, terutama di kota-kota besar seperti Madrid atau Barcelona, praktik siesta mulai bergeser. Banyak perusahaan kini beralih ke jam kerja yang lebih konvensional tanpa jeda panjang di siang hari.

Namun, bukan berarti kebiasaan ini benar-benar menghilang. Di daerah pedesaan atau kota-kota kecil, siesta masih menjadi bagian tak terpisahkan dari ritme harian, menunjukkan bagaimana tradisi ini tetap relevan sebagai cara untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, istirahat, dan kehidupan sosial.

2. Tiongkok

Ilustrasi tidur siang di tempat kerja (pexels.com/Polina Zimmerman)
Ilustrasi tidur siang di tempat kerja (pexels.com/Polina Zimmerman)

Bergeser ke Asia, tepatnya di Tiongkok, tidur siang singkat atau yang sering disebut power nap bukan lagi hal asing di lingkungan kerja. Bahkan, kebiasaan ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian jutaan pekerja di sana.

Dilansir dari laman The Wilson Quarterly, budaya nap time di Tiongkok begitu mengakar kuat hingga konstitusi negara itu pun mengakui hak setiap warga negara untuk beristirahat (Pasal 43 Konstitusi Republik Rakyat Tiongkok menyatakan, “Kaum pekerja di Republik Rakyat Tiongkok memiliki hak untuk beristirahat”).

Ini bukan hanya sekadar anjuran, tetapi praktik yang diterapkan secara luas, tak jarang kita melihat para pekerja memanfaatkan waktu istirahat makan siang mereka untuk memejamkan mata sejenak, entah itu di meja kerja, di kursi, atau bahkan di area istirahat yang disediakan khusus.

Banyak perusahaan di Tiongkok meyakini bahwa tidur siang singkat dapat memulihkan energi, meningkatkan konsentrasi, dan mendukung produktivitas. Power nap justru dipandang sebagai strategi cerdas, bukan kemalasan. Tak heran jika kini makin banyak tempat kerja menyediakan fasilitas khusus untuk tidur siang demi menunjang kinerja karyawan.

3. Vietnam

Warga Vietnam tidur siang di Kota Ho Chi Minh (commons.wikimedia.org/Diego Delso)
Warga Vietnam tidur siang di Kota Ho Chi Minh (commons.wikimedia.org/Diego Delso)

Negara Vietnam memiliki kebiasaan tidur siang yang erat dengan kehidupan sehari-hari para pekerjanya. Di negara ini, pemandangan orang tidur siang di berbagai tempat, mulai dari kantor, kafe, hingga di atas motor yang sedang parkir, bukanlah hal yang aneh. Praktik tidur siang ini dikenal dengan sebutan "giấc ngủ trưa".

Dilansir dari laman Vietcetera, budaya tidur siang di Vietnam ini merupakan tradisi yang telah lama mengakar, bahkan sejak berabad-abad lalu ketika Vietnam masih didominasi oleh masyarakat agraris. Pada masa itu, para petani memanfaatkan waktu istirahat di siang hari yang terik untuk menghindari kelelahan dan dehidrasi, serta memulihkan diri sebelum kembali bekerja.

Meskipun tidak ada undang-undang yang secara spesifik mewajibkan tidur siang, lingkungan kerja di Vietnam umumnya sangat akomodatif terhadap praktik ini. Banyak perusahaan dan institusi yang secara informal memberikan fleksibilitas bagi karyawan untuk beristirahat singkat.

4. Jepang

Ilustrasi warga Jepang tertidur di kereta (unsplash.com/Carl Nenzen Loven)
Ilustrasi warga Jepang tertidur di kereta (unsplash.com/Carl Nenzen Loven)

Dari segi budaya tidur siang, Jepang menghadirkan fenomena unik yang dikenal dengan istilah "inemuri". Berbeda dari siesta yang biasanya dilakukan di rumah atau tempat khusus, inemuri justru adalah tidur singkat yang dilakukan di tempat umum, bahkan di tempat kerja. Seringkali kamu akan melihat para pekerja memejamkan mata di meja kantor, saat rapat, atau di transportasi umum.

Dilansir dari lamanThe Guardian, inemuri tidak dianggap sebagai tanda kemalasan, melainkan justru dapat dipandang sebagai indikator dedikasi dan kerja keras, menunjukkan bahwa seseorang telah bekerja hingga kelelahan.

Inemuri dipandang sebagai cara cerdas untuk tetap optimal di tengah tuntutan kerja yang tinggi di Jepang. Praktik ini memungkinkan pekerja untuk mengisi ulang energi tanpa harus meninggalkan lingkungan kerja sepenuhnya, sehingga mereka bisa kembali fokus dan produktif.

Budaya kerja Jepang yang dikenal disiplin dan padat kini mulai memberi ruang bagi kebiasaan tidur singkat di tengah jam kerja. Sejumlah perusahaan telah menyediakan fasilitas khusus untuk beristirahat atau mendorong karyawannya mengambil jeda sejenak. Ini menjadi bagian dari upaya menyeimbangkan produktivitas tinggi dengan kebutuhan fisik agar tetap bugar sepanjang hari.

Melihat bagaimana negara-negara ini mendukung kebiasaan tidur siang, kita jadi diingatkan bahwa istirahat juga bagian penting dari bekerja. Mungkin ini saatnya kita mempertimbangkan kembali nilai istirahat di tengah padatnya aktivitas. Sedikit waktu untuk memejamkan mata bisa jadi kunci untuk konsentrasi yang lebih tajam dan semangat kerja yang optimal. Investasi terbaik untuk produktivitas, bukan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us