Burung Pemakan Bangkai, Peranan di Alam dan Terancam Punah!

Burung nasar sering disebut burung pemakan bangkai atau beberapa orang juga juga menyebut burung hering merupakan hewan yang memiliki peranan penting di alam dan lingkungan. Bahkan di beberapa kebun binatang di Amerika Serikat burung berusaha mengembangbiakkan burung ini. Hal menarik lainnya dari Burung Nasar adalah mereka tidak sakit walaupun memakan daging bangkai tidak seperti hewan pada umumnya. Lalu apa saja fakta menarik dari Burung Nasar? Berikut penjelasannya
1. Tidak sakit walaupun memakan bangkai

Tidak seperti hewan pada umumnya yang tidak memakan bangkai dari hewan yang telah lama mati. Burung nasar justru sering memakan bangkai hewan yang telah lama mati. Pada umumya daging hewan yang telah lama mati mengandung bakteri Fusobacteria dan Clostridia, dimana kedua bangkai ini akan mengurai bangkai tersebut.
Dilansir dari nbcnews, pada saat kedua bakteri ini sedang mengurai bangkai, bangkai akan mengeluarkan bahan kimia beracun yang sangat berbahaya. Saat daging yang telah mengandung bakteri ini dimana hewan lain maka pencernaan hewan tersebut akan hancur dan meracuni hewan tersebut. Akan tetapi Burung nasar justru memiliki pencernaan yang kuat dan dapat beradaptasi dengan kedua bakteri tersebut.
2. Memiliki pencernaan yang unik

Dilansir dari livescience, burung nasar telah mengembangkan usus yang kuat yang membantu mereka tidak sakit karena berpesta daging busuk, menurut sebuah penelitian yang baru diterbitkan. Burung nasar sering menunggu pembusukan terjadi pada bangkai, yang membuat burung tersebut mudah dikonsumsi walaupun memiliki kulit yang keras.Bakteri yang ada pada bangkai justru dimanfaatkan oleh burung nasar untuk mencerna bangkai yang mereka makan di usus.
"Hasil kami menunjukkan ada adaptasi yang kuat pada burung pemakan bangkai ketika berurusan dengan bakteri beracun yang mereka cerna," kata ahli mikrobiologi University of Copenhagen Michael Roggenbuck dalam sebuah pernyataan.
Para ilmuwan juga memeriksa sampel tinja dari burung anasar dan burung lain di kebun binatang Kopenhagen. Meskipun hewan kebun binatang memiliki pola makan yang sama, bakteri tinja dari burung nasar penangkaran lebih mirip dengan mikrobioma burung nasar di alam liar daripada kerabat unggas mereka di kebun binatang, demikian temuan para peneliti. Kesamaan bakteri pada burung nasar menunjukkan bahwa sistem pencernaan mereka lebih berpengaruh pada bakteri usus daripada makanan, kata para peneliti.
3. Memiliki peran penting bagi lingkungan

Walaupun tidak memiliki keindahan penampilan dan sering memakan bangkai, burung nasar memiliki peran penting di alam. Burung nasar dapat memakan hingga 55 kilogram bangkai setiap tahunnya, yang membantu manusia membersihkan area bangkai yang memberikan bau busuk dan pemandangan menjijikkan untuk waktu yang lama.
Dilansir dari education.nationalgeographic.org, walaupun bukan satu-satunya pemakan bangkai di alam, penurunan populasi burung nasar sangat berbahaya. Hal ini pernah terjadi di India di India pada 1990-an dan awal 2000-an, Tikus dan Anjing menjadi hewan pemakan bangkai setelah populasi burung nasar menurun. Bersamaan dengan itu muncul penyakit rabies yang sangat mematikan.
Sekitar 50.000 orang meninggal akibat wabah rabies, dan biaya kesehatan masyarakat mencapai $34 miliar. Penurunan populasi burung bangkai ini membuat hewan lain memakan bangkai yang justru tidak tahan terhadap penyakit yang ditimbulkan dari memakan bangkai. Bangkai yang banyak mengandung juga bakteri, virus, dan racun justru bisa dimusnahkan oleh sistem pencernaan burung nasar. Tanpa burung nasar keseimbangan alam dan manusia mengalami gangguan.
4. Terancam punah

Burung nasar sangat efektif dalam menghilangkan patogen dan racun di lingkungan karena perut mereka mengandung asam yang sangat kuat yang menghancurkan zat berbahaya pada hewan mati. Akan tetapi, dalam 40 tahun terakhir populasi burung nasar justru menurun. Pada tahun 1990-an, meluasnya penggunaan obat ternak diklofenak mengurangi populasi burung pemakan bangkai di India. Karena banyak burung memakan bangkai sapi yang baru saja diobati dengan diklofenak. Beberapa penelitian memperkirakan penurunan lebih dari 90 persen populasi burung nasar India sebagai akibat dari penggunaan obat hewan sapi ini. India telah melarang penggunaan obat diklofenak ini walaupun di beberapa negara masih memperbolehkan.
Saat ini populasi burung nasar di Afrika sedang menurun, sebagian karena paparan toksin yang tidak disengaja, tetapi juga karena keracunan yang disengaja. Para penggembala meracuni bangkai untuk mengusir hewan seperti Singa, tetapi justru banyak burung nasar yang menjadi korban. Dalam keadaan yang lebih jahat, pemburu menggunakan racun pada bangkai untuk sengaja menargetkan burung pemakan bangkai sehingga burung nasar tidak berkerumun di sekitar bangkai hewan yang diburu secara ilegal.
Ancaman lainnya adalah perdagangan daging burung nasar, penggunaan dalam pengobatan, hingga kecelakaan yang melibatkan kabel listrik dan turbin angin di Afrika. Saat ini penjelajah National Geographic Darcy Ogada terlibat dalam beberapa upaya konservasi terkait spesies burung nasar di Afrika. Dia telah menulis makalah akademis tentang krisis burung nasar Afrika yang menyarankan pilihan kebijakan pemerintah untuk mempromosikan upaya konservasi burung nasar. Demikian pula, penjelajah National Geographic Dr. Corinne Kendall sedang mempelajari pola perilaku populasi burung nasar yang sehat di Tanzania untuk membantu lebih memahami dan melindungi burung nasar di semua wilayah.
5. Tidak hanya memakan bangkai

Walaupun burung nasar dikenal sebagai pemakan bangkai, ternyata burung nasar tidak hanya memakan bangkai. Burung nasar juga memakan burung lain, reptil, amfibi, dan invertebrata. Di beberapa wilayah burung nasar juga memakan buaya mati, kura-kura, ular, katak, ikan, udang, belalang, atau siput.
Tidak sampai di situ burung nasar juga memakan serangga dan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar mereka. Tidak jarang burung nasar di alam liar juga memakan buah-buahan busuk seperti labu, kelapa, atau beri. Walaupun dapat memakan selain bangkai, sebenarnya burung nasar lebih menyukai bangkai yang ada di alam bebas.
Adapun makanan-makanan seperti tumbuhan, tanaman, serangga, ataupun hewan kecil lainnya yang dimakan burung nasar diakibatkan oleh sulitnya burung nasar menemukan daging bangkai. Mengingat burung nasar memerlukan makanan untuk bertahan hidup, memakan selain bangkai merupakan salah satu cara burung nasar beradaptasi. Menarik melihat bagaimana kebiasaan burung nasar ini, belum lagi adanya ancaman kepunahan, tentu kita berharap burung ini tetap ada di alam bebas untuk waktu yang lama.