5 Danau yang Bisa Meledak karena Kandungan Gasnya

- Danau Nyos di Kamerun melepaskan 1,6 juta ton CO₂ dalam hitungan jam, menewaskan ribuan orang dan hewan akibat sesak napas.
- Danau Monoun di Kamerun melepaskan gas CO₂ dalam jumlah besar, menewaskan 37 orang. Sistem pipa degassing dipasang untuk mengurangi risiko ledakan.
- Danau Kivu di Kongo dan Rwanda menyimpan ancaman ledakan gas metana dan CO₂ yang berdampak pada jutaan orang di sekitarnya.
Pernah kebayang gak kalau danau yang terlihat tenang bisa tiba-tiba meledak? Meski terdengar seperti adegan film sci-fi, nyatanya fenomena ini benar-benar terjadi di beberapa tempat di dunia. Danau-danau ini menyimpan gas berbahaya seperti karbon dioksida dan metana dalam jumlah masif di dasar perairannya. Jika terlepas secara tiba-tiba, gas-gas ini bisa memicu ledakan dahsyat yang berbahaya bagi makhluk hidup di sekitarnya.
Beberapa danau bahkan punya sejarah kelam dengan tragedi mematikan akibat pelepasan gas secara mendadak. Fenomena ini disebut limnic eruption atau ledakan danau, di mana gas yang terperangkap di dasar air naik ke permukaan dalam sekejap. Dari Afrika hingga Indonesia, berikut lima danau paling berbahaya yang menyimpan ancaman ledakan mematikan.
1. Danau Nyos, Kamerun

Pada 21 Agustus 1986, Danau Nyos di Kamerun menjadi lokasi salah satu bencana alam paling mengerikan dalam sejarah. Dilansir dari Britannica, danau ini melepaskan sekitar 1,6 juta ton karbon dioksida dalam hitungan jam, menciptakan awan gas mematikan yang menyebar hingga 25 km. Sekitar 1.746 orang dan ribuan hewan tewas akibat sesak napas, menjadikannya salah satu tragedi limnic eruption terburuk yang pernah tercatat.
Danau Nyos terletak di kawah gunung berapi yang sudah tidak aktif, tetapi aktivitas vulkanik bawah tanah masih menghasilkan CO₂ yang terperangkap di dasar danau. Untuk mencegah tragedi serupa, para ilmuwan memasang pipa degassing yang berfungsi melepaskan gas secara bertahap. Meski sudah lebih aman, danau ini tetap diawasi ketat karena potensi ancamannya masih ada (dilansir dari USGS dan BBC Earth).
2. Danau Monoun, Kamerun

Dua tahun sebelum tragedi Danau Nyos, Danau Monoun di Kamerun sudah lebih dulu menunjukkan betapa berbahayanya danau kawah. Dilansir dari ScienceDirect.com, pada 15 Agustus 1984, danau ini tiba-tiba melepaskan gas karbon dioksida dalam jumlah besar, menewaskan 37 orang yang sedang melintas di sekitarnya. Korban ditemukan dalam kondisi tewas mendadak, seolah kehabisan oksigen tanpa ada tanda-tanda perlawanan.
Para peneliti kemudian menemukan bahwa Danau Monoun memiliki lapisan air yang stabil di permukaan, sementara gas CO₂ terakumulasi di dasar. Ketika terjadi gangguan seperti longsor atau gempa, gas tersebut bisa naik ke permukaan dan menyebar dengan cepat. Setelah kejadian itu, sistem pipa degassing dipasang untuk mengurangi risiko ledakan di masa depan.
3. Danau Kivu, Rwanda dan Kongo

Berbeda dengan Danau Nyos dan Monoun yang relatif kecil, Danau Kivu adalah danau besar yang menyimpan ancaman ledakan gas dalam skala masif. Danau ini mengandung metana dan karbon dioksida dalam jumlah sangat besar, dengan potensi ledakan yang bisa berdampak pada jutaan orang di sekitarnya. Jika gas ini dilepaskan secara tiba-tiba, efeknya bisa lebih dahsyat daripada letusan gunung berapi.
Yang bikin ngeri, Danau Kivu dikelilingi oleh wilayah padat penduduk, termasuk kota Goma di Kongo dan Kibuye di Rwanda. Aktivitas vulkanik dari Gunung Nyiragongo yang berdekatan meningkatkan risiko destabilisasi gas di dasar danau. Saat ini, pemerintah setempat bekerja sama dengan ilmuwan internasional untuk mengekstraksi metana sebagai sumber energi, sekaligus mengurangi ancaman ledakan.
4. Danau Kelimutu, Indonesia

Terkenal dengan tiga warna airnya yang memesona, Danau Kelimutu di Flores, NTT, juga menyimpan potensi bahaya gas vulkanik. Ketiga kawah danau ini, Tiwu Ata Mbupu (Dewasa), Tiwu Nuwa Muri Koo Fai (Pemuda), dan Tiwu Ata Polo (Sihir), memiliki kandungan gas belerang dan CO₂ yang tinggi. Meski belum pernah terjadi ledakan besar, fluktuasi warna danau menunjukkan aktivitas geokimia yang intens.
Para ahli geologi memperingatkan bahwa perubahan suhu atau gempa bumi bisa memicu pelepasan gas beracun secara tiba-tiba. Meski begitu, Danau Kelimutu tetap menjadi destinasi wisata populer, dengan pengunjung disarankan tidak terlalu dekat dengan permukaan air. Pemerintah setempat terus memantau aktivitas danau untuk meminimalisir risiko.
5. Danau Albano, Italia

Danau Albano, dekat Roma, mungkin terlihat tenang, tetapi sejarahnya mencatat peristiwa mengerikan sekitar 4.000 tahun lalu. Dilansir dari Harvard Univerisity danau ini pernah mengalami limnic eruption yang memicu tsunami gas dan air setinggi 25 meter. Peristiwa itu diduga menyebabkan kerusakan besar pada permukiman kuno di sekitarnya.
Saat ini, Danau Albano tetap aktif secara vulkanik, dengan emisi gas CO₂ yang terus dipantau. Meski risiko ledakan spontan dianggap rendah, para ilmuwan menekankan pentingnya pengawasan terus-menerus. Danau ini juga menjadi contoh bagaimana fenomena limnic eruption bisa terjadi di luar wilayah tropis.
Dari Kamerun hingga Indonesia, danau-danau ini membuktikan bahwa alam bisa menyimpan bahaya di balik keindahannya. Meski jarang terjadi, limnic eruption tetap menjadi ancaman serius yang membutuhkan pemantauan ketat. Dengan teknologi modern, para ilmuwan berusaha mengurangi risiko ledakan gas, sekaligus memanfaatkannya untuk sumber energi alternatif. Tapi satu hal yang pasti, kita harus selalu menghormati kekuatan alam, karena di balik permukaan air yang tenang, bisa saja tersimpan ancaman tak terduga.