Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dianggap Sumber Penyakit, 5 Spesies Hewan Ini Bawa Banyak Manfaat

Lalat tentara hitam sudah mulai diternakkan. (kopernik.info)

Alam dan dunia fauna sudah layaknya sepasang sistem yang bekerja sesuai dengan hukumnya masing-masing. Alam menyediakan tempat dan waktu agar organisme di Bumi bisa mengalami evolusi. Sebagai gantinya, organisme hasil dari evolusi tersebut akan menjaga alam sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

Nah, di antara banyak jenis hewan yang dianggap jorok dan merugikan, ternyata mereka juga memberikan segudang manfaat bagi alam dan bahkan bagi kehidupan manusia. Penasaran, kan? Yuk, disimak!

1. Nyamuk

Nyamuk yang sedang hinggap di kulit manusia. (pexels.com/Icon0.com)

Nyamuk sudah dianggap sebagai hewan pembawa penyakit mematikan. Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan bahwa nyamuk merupakan hewan yang paling banyak menyebabkan penyakit dan kematian. Data menunjukkan bahwa dalam 30 tahun terakhir, kasus demam berdarah naik sebesar 30 persen di seluruh dunia.

Selain demam berdarah, nyamuk juga menyebabkan malaria, cikungunya, zika, dan filariasis limfatik. Rekor sebagai hewan "pembunuh" di dunia selalu akan dinobatkan pada nyamuk karena nyamuk sanggup menyebarkan penyakit ke lebih dari 700 juta orang tiap tahunnya. Sementara, ada satu juta kematian per tahun akibat nyamuk, dilansir World Mosquito Program.

Namun, terlepas dari kerugian yang ditimbulkan, nyamuk ternyata bermanfaat bagi alam dan manusia itu sendiri. Nyamuk adalah sumber pangan bagi serangga, katak, burung, ikan, dan kelelawar buah. Jika nyamuk punah, hewan-hewan pemakan nyamuk juga akan punah. Jika hewan pemakan nyamuk punah, ekosistem alam akan rusak dan ketidakseimbangan alam akan mengganggu kehidupan manusia.

2. Lalat

Lalat dianggap hewan yang jorok. (pexels.com/Thierry Fillieul)

Tentu, mayoritas dari kita akan menganggap bahwa lalat itu menjijikkan dan membawa banyak penyakit. Wajar saja, ada sekian banyak virus dan bakteri yang berkumpul di tubuh lalat dan dapat tersebar ke mana pun lalat hinggap. Kolera, diare, polio, disentri, dan kerusakan hati adalah sederet penyakit yang diakibatkan oleh lalat.

Namun, di luar itu, ternyata lalat juga membawa segudang manfaat. Lalat tentara hitam, misalnya, mampu mengurai sampah organik dengan sangat baik. Lalat tentara hitam juga dikenal sebagai lalat netral yang artinya tidak menyebarkan penyakit ke manusia. Bahkan, larva dari lalat (belatung) sangat berguna bagi alam karena dapat mengurai bangkai.

Dalam dunia forensik, keberadaan belatung juga dapat membantu pihak kepolisian dalam mengungkap kasus kematian akibat pembunuhan. Jadi, tidak selamanya lalat itu berdampak buruk bagi manusia. Sebaliknya, sejak zaman purba, lalat sudah dikenal sebagai hewan yang mampu mengurai sampah (bangkai dan limbah organik) secara alami.

3. Kelelawar

Kelelawar adalah satu-satunya mamlia terbang. (pexels.com/HitchHike)

Kelelawar adalah satu-satunya jenis mamalia yang bisa terbang dengan sempurna. Sayangnya, justru dengan kemampuannya itu, mereka sering dianggap sebagai sumber penyebaran penyakit atau wabah. Menurut laman Live Science, kelelawar adalah inang bagi 60 jenis virus berbahaya yang bisa menginfeksi manusia.

Beberapa virus yang mematikan yang ditularkan melalui kelelawar adalah rabies, ebola, nipah, SARS, dan dugaan kuat virus corona. Uniknya, kelelawar tidak bisa terinfeksi oleh virus dan bakteri yang bersarang di tubuh mereka. Hal tersebut bisa terjadi akibat evolusi dalam tubuh kelelawar yang mengembangkan sistem antibodi yang resistan terhadap virus.

Namun, kelelawar tidak selamanya buruk dan menakutkan. Alam menjadikan mereka sebagai perawat tanaman. Laman Bat Conservation Trust menyatakan bahwa keberadaan kelelawar di alam telah membantu terjadinya penyerbukan tanaman secara alami. Proses penyerbukan ini dinamakan chiropterophily. Selain itu, kelelawar juga menjadi hewan yang mampu mengendalikan populasi serangga.

4. Tikus

Tikus sedang makan kacang. (pexels.com/Pixabay)

Bagi banyak orang, tikus hanya dianggap sebagai hama alias hewan yang merugikan. Tikus juga bisa menyebarkan berbagai macam penyakit, seperti virus hanta, leptospirosis, pes, diare, tifus, dan lain sebagainya. Mamalia yang satu ini juga memiliki tingkat reproduksi yang sangat tinggi. Itu artinya, sepasang tikus mampu menghasilkan puluhan hingga ratusan anak tikus tiap tahunnya.

Wabah mematikan yang pernah terjadi di Eropa, Black Death, juga disebarkan oleh tikus. Memang, awalnya wabah tersebut diduga dibawa oleh rombongan pedagang dari Asia. Akan tetapi, tikus tetap menjadi hewan utama yang mempercepat penyebaran wabah Maut Hitam di Eropa pada abad pertengahan.

Namun, apa jadinya jika populasi tikus menjadi sedikit? Yup, tanpa tikus, alam akan rusak. Ada begitu banyak hewan yang memangsa tikus sebagai sumber makanannya. Laman Eco Bear menulis bahwa tikus memiliki banyak kegunaan bagi medis. Tikus adalah hewan yang dijadikan uji coba bagi penelitian medis. Populasinya yang banyak membuat tikus dipilih sebagai hewan uji coba dibandingkan jenis hewan lainnya.

5. Kecoak

Kecoak dianggap hewan yang menjijikkan. (todayifoundout.com)

Banyak orang jijik terhadap kecoak. Sedapat mungkin, kita pun akan menyingkirkan kecoak jika mereka melintas di lantai rumah kita. Wajar saja, sih, kecoak memang sudah lama dianggap sebagai hewan yang membawa virus dan bakteri penyebab penyakit. Penyakit akibat tikus adalah tifus, disentri, diare, alergi, bahkan bisa menyebabkan keracunan makanan.

Oh, ya, kecoak juga merupakan salah satu spesies yang mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bau tersebut mereka keluarkan sebagai sinyal kimia bagi kecoak-kecoak lainnya. Biasanya, makanan atau minuman yang terkontaminasi kecoak juga akan mengeluarkan aroma yang tidak sedap, bahkan menyengat.

Namun, di luar sisi buruknya, rupanya kecoak bisa bermanfaat bagi alam dan hidup manusia. Dicatat dalam laman BBC, dari 4.500 jenis kecoak, hanya empat yang dianggap hama dan sangat merugikan kesehatan. Sebagian besarnya justru membawa manfaat bagi alam dan ekosistem. Mereka dikenal tangguh sebagai pengurai sampah alami. Mayoritas kecoak juga menjadi makanan bagi banyak hewan di dunia.

Nah, kamu sekarang sudah tahu bahwa hewan-hewan jorok dan pembawa penyakit pun juga memiliki banyak manfaat bagi alam. Ternyata, alam memang bekerja dengan adil dan sesuai dengan hukumnya masing-masing, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dahli Anggara
EditorDahli Anggara
Follow Us