7 Spesies Semut yang Terancam Punah, Sudah Jarang Terlihat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semut adalah serangga yang mempunyai kebiasaan sosial dan hidup bersama dalam koloni yang terorganisir. Semut dapat ditemukan di seluruh dunia, tetapi paling umum ditemukan di daerah beriklim panas. Ukurannya berkisar dari sekitar 2 hingga 25 mm dengan tubuh berwarna kuning, coklat, merah, atau hitam. Namun, beberapa genus memiliki kilau logam.
Semut banyak ditemukan di sekeliling manusia, bahkan sering dianggap hama karena banyaknya jumlah serangga ini. Yang tidak banyak orang tahu adalah beberapa spesies semut ternyata masuk dalam kategori langka, bahkan terancam punah.
Apa sajakah itu? Inilah beberapa spesies semut yang terancam punah.
1. Formica pratensis
Formica pratensis atau black-backed meadow ant adalah semut kayu berukuran besar. Mereka memiliki dada berwarna merah yang sangat gelap dengan perut berwarna coklat tua sampai hitam dan seluruh tubuhnya ditutupi banyak bulu halus.
Semut ini pertama kali ditemukan di Inggris dan setelah itu sangat jarang terlihat, dilansir Animal Corner. Ini juga tersebar di beberapa negara di Eropa, tetapi jumlahnya terus menurun. Meskipun telah dilakukan sejumlah pencarian, spesies ini belum pernah terlihat lagi sejak tahun 1980-an. Formica pratensis terdaftar sebagai Rentan oleh IUCN/WCMC. Kemungkinan, semut ini sudah punah di Inggris. Salah satu penyebab penurunan jumlah Formica pratensis adalah pembangunan perkotaan di puncak tebing, khususnya di Bournemouth.
2. Formica exsecta
Formica exsecta atau yang juga dikenal sebagai narrow-headed ant adalah salah satu semut paling langka di Inggris. Semut ini telah punah di banyak tempat dan sekarang keberadaannya terbatas di Devon dan Skotlandia. Formica exsecta membangun sarang gundukan kecil dan khas, di atasnya diberi jerami rumput yang digigit. Jumlah individu dalam satu koloni semut ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan semut kayu, berjumlah sekitar 1000 individu.
Dijelaskan The Wildlife Trusts, semut ini sering mencari kutu daun madu pada tanaman di sekitarnya, seperti gorse, birch, dan buckthorn, tetapi juga memangsa dan mengais berbagai jenis invertebrata. Formica exsecta ditemukan di sangat sedikit lokasi di Inggris, dengan populasi sekarang terbatas pada Dataran Tinggi Skotlandia dan satu kawasan hutan di Devon.
3. Adetomirma venatrix
Adetomyrma venatrix juga dikenal sebagai semut Drakula. Dinamakan demikian karena serangga ini memiliki kebiasaan makan yang mengerikan, yaitu meminum darah anak-anaknya. Mereka adalah spesies semut endemik Madagaskar yang terancam punah.
Dijelaskan iNaturalist, Adetomyrma venatrix buta dan mempunyai sengat yang panjang. Semut ini sebelumnya dimasukkan dalam subfamili Amblyoponini, tetapi tidak memiliki karakter khas kelompok tersebut. Studi selanjutnya menganggap spesies ini terkait erat dengan subfamili Amblyoponinae.
Baca Juga: 6 Jenis Semut yang Paling Sering Ditemukan di Rumah
4. Formica rufibarbis
Editor’s picks
Formica rufibarbis sangat mirip dengan semut kayu. Semut ini mempunyai warna merah khas pada dada dan kaki serta kepala dan perut berwarna gelap sehingga mereka juga disebut red-barbed ant.
Di daratan Inggris, semut ini hanya ditemukan di cagar alam Chobham Common dan situs penelitian Bisley Ranges. Populasi lain juga terdapat di perairan maritim di St Martin's, Kepulauan Scilly.
Diterangkan laman Wood Ants, Formica rufibarbis membutuhkan lahan kering dan terkena sinar matahari untuk bersarang dan mencari makan. Habitat yang cocok meliputi tanah gundul dan rumput pendek. Sarang digali di dalam tanah atau di bawah batu.
5. Formica candida
Formica candida atau black bog ants adalah spesies semut yang sangat langka. Mereka adalah semut berukuran sedang yang berwarna hitam dan mengkilat.
Menurut Animal Corner, Formica candida pertama kali ditemukan pada tahun 1975 di kawasan seluas sembilan kilometer persegi di New Forest, Inggris. Semut ini terdaftar sebagai Terancam Punah dalam Red lists in Great Britain. Faktor yang menyebabkan berkurangnya populasi semut Formica candida, antara lain hilangnya habitat, sarangnya terinjak-injak akibat penggembalaan berlebihan, dan kekeringan.
6. Crematogaster pilosa
Crematogaster pilosa berwarna coklat kemerahan hingga hampir hitam atau kadang-kadang memiliki dua warna. Spesies ini membuat sarangnya di batang kayu, dahan tumbang, dan di batang berlubang pada banyak spesies tumbuhan, menurut Mississippi Entomological Museum.
Crematogaster pilosa adalah spesies Hymenoptera dalam keluarga semut. Mereka terdaftar sebagai spesies yang rentan oleh IUCN.
7. Nothomyrmecia macrops
Nothomyrmecia macrops juga dikenal sebagai semut dinosaurus. Alasannya, semut ini diyakini merupakan salah satu contoh hidup terdekat tentang bagaimana rupa beberapa semut sejati yang paling awal, baik dalam bentuk tubuh maupun perilaku, mungkin 100 juta tahun yang lalu, dikutip dari The Conversation.
Nothomyrmecia macrops pertama kali dicatat pada tahun 1931, di ujung Great Australian Bight, Australia Barat. Dua spesimen pekerja dikirim ke Museum Victoria, dan merupakan satu-satunya contoh yang diketahui hingga tahun 1977. Kemudian, peneliti secara tak terduga menemukan populasi yang berkembang pesat sebanyak 1.200 ekor di dekat Poochera, Australia Selatan.
Semut ini menjadi salah satu target penelitian favorit. Sayangnya, sejak tahun 1990, Nothomyrmecia belum pernah ditemukan kembali. IUCN menempatkan Nothomyrmecia macrops sebagai spesies berstatus kritis.
Sedih sekali ya, mengetahui bahwa beberapa spesies semut ternyata terancam punah. Padahal, semut memiliki peran penting dalam menjaga rantai makanan, mulai dari aerasi tanah, menjaga kesuburan tanah, hingga menjadi sumber makanan dari banyak hewan lainnya. Jadi, yuk biasakan menjaga lingkungan agar para hewan tidak kehilangan tempat tinggalnya dan menjadi punah.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Semut Hitam Memiliki Bau Tidak Sedap, Ada Asamnya!