Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

12 Elemen Kimia Paling Berbahaya Bagi Manusia

scienceabc.com

Elemen kimia atau unsur kimia biasa kita temukan di tabel periodik. Namun, orang Yunani Kuno, mengira hanya ada empat elemen - udara, tanah, api, dan air. Untuk menyederhanakannya, mari kita ambil definisi ahli kimia abad ke-17 Robert Boyle: unsur kimia adalah zat yang tidak dapat dipecah menjadi komponen yang lebih kecil dan berbeda.

Elemen kimia bisa ditemukan di bumi tempat kita berpijak, dan terjadi secara alami, tetapi ada juga beberapa elemen yang dibuat di laboratorium. Oksigen adalah elemen kimia yang bermanfaat bagi manusia. Namun, ada beberapa elemen kimia yang sangat berbahaya. Bahkan elemen ini dapat membunuh kita dengan cara yang mengerikan. Nah, mari kita cari tahu apa sajakah itu.

1. Plutonium - Jantung senjata paling mematikan di dunia

Plutonium adalah jantung dari salah satu senjata paling dahsyat yang pernah ada di dunia - ribuan orang terbunuh ketika bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki selama Perang Dunia II. Plutonium, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, adalah logam keperakan yang akan berubah menjadi kuning ketika terpapar udara. Ia juga memancarkan partikel alfa, yang artinya mudah dihirup: partikel masuk ke paru-paru, memasuki aliran darah, beredar ke seluruh tubuh, dan dapat membahayakan. Bahkan, fisikawan Los Alamos Harry Daghlian dan Louis Slotin menemukan betapa mematikannya plutonium. 

Saat itu, AS tidak yakin berapa banyak bom yang diperlukan untuk menghancurkan Jepang. Sebenarnya ada bom ketiga yang dibuat - dijuluki inti iblis. Dan pada Agustus 1945, Daghlian melakukan beberapa percobaan (Science Alert mengatakan bahwa itu dijuluki  "ekor naga") ketika dia secara tidak sengaja menjatuhkan batu bata di inti tersebut. Reaksinya: kritikalitas (reaktor nuklir yang kritis karena laju produksi neutron sebanding dengan laju hilangnya neutron sehingga terjadi reaksi berantai), dan dosis radiasinya mematikan. Dia meninggal hanya 25 hari kemudian.

Setahun kemudian, Slotin melakukan eksperimen serupa dengan menjatuhkan obeng. Hasilnya sama, super kritikalitas, kilatan biru, dan dosis radiasi yang mematikan. Siaran pers menggambarkannya sebagai "sengatan matahari tiga dimensi," dan dia meninggal dalam sembilan hari. 

2. Sesium - Pembakaran spontan

Sesium adalah serangkaian struktur halus yang terlihat seperti kepingan salju di bawah mikroskop. Ia memiliki warna emas metalik. Popular Mechanics mengatakan bahwa elemen kimia ini lebih mahal daripada emas. Namun, sesium tidak bisa dibuat perhiasan, karena ia bisa bereaksi dengan segalanya. Jika sesium terpapar ke udara terlalu lama, ia akan terbakar menjadi api berwarna merah muda dan ungu. Jika di masukan ke dalam air, ia akan meledak - bahkan jika suhu turun hingga -177 derajat Fahrenheit. 

Dan unsur kimia ini cukup mematikan meski isotopnya cukup stabil. Pada tahun 1987, beberapa orang mencuri sesium 137 dari mesin terapi kanker di Institut Radioterapi Goiania di Brasil. Dalam beberapa hari, mereka jatuh sakit, dan didiagnosis keracunan radiasi. Empat orang meninggal, 100.000 orang di area sekitar menjalani pemantauan, beberapa lainnya dirawat di rumah sakit, dan 40 rumah dinyatakan sangat radioaktif, seperti yang dilansir dari History

Jadi, apakah elemen kimia ini bisa digunakan? Tentu saja iya. Pada tahun 1967, spektrum emisi caesium digunakan untuk menetapkan definisi waktu dan panjang. Yang masih digunakan sampai sekarang di beberapa jam atom dunia, karena sangat akurat untuk memantau waktu riset.

3. Merkuri - unsur yang menyebabkan halusinasi hingga kerusakan organ tubuh

Menurut DW, merkuri akan berubah menjadi uap pada suhu kamar, dan uap itu mudah terhirup karena tidak terlihat, tidak berbau, dan larut dalam minyak atau lemak. Nah, ketika terhirup, merkuri diserap dengan sangat mudah dan cepat ke dalam tubuh manusia, masuk ke paru-paru, darah, dan otak. Hal ini bisa menimbulkan kelumpuhan, gangguan tidur, dan anehnya, perubahan pada tulisan tangan: korban keracunan merkuri tidak dapat menulis dalam garis lurus.  

Pada abad ke-18, belum ada standar keselamatan kerja dan keracunan merkuri sudah umum terjadi dalam pembuatan topi. Pada masa itu, banyak topi yang dibuat dari kulit binatang, yang diubah menjadi kain felt dengan bantuan merkuri nitrat. Paparannya menyebabkan hal-hal seperti halusinasi, kesulitan mengendalikan emosi, dan gangguan bicara, seperti yang dikutip dari History.

4. Radium - Sinar mematikan

Menurut LiveScience, radium ditemukan oleh Marie dan Pierre Curie pada tahun 1898, dan dinamai dari kata Latin yang berarti "sinar". Sejak awal mereka tahu bahwa radium mengeluarkan radiasi sekitar tiga juta kali lebih tinggi daripada yang dilepaskan oleh uranium. Radium bisa masuk ke dalam tubuh jika terhirup atau tertelan, dan bisa menyebabkan hal yang mengerikan. Biasanya dampaknya muncul dalam jangka panjang. 

Radium bersifat glow in the dark, di antaranya digunakan untuk dial jam tangan yang menyala. Meskipun skala kecil, radiasinya sama mematikannya, lho. Kita ambil kisah dari pekerja pabrik Gadis Radium, pelukis dial arloji yang menggunakan cat radium bercahaya. Mereka biasanya akan menjilat kuas lukisan agar tetap runcing. Akibatnya, mereka terpapar radiasi, beberapa di antaranya mengidap kanker, dan yang lainnya meninggal. 

Diyakini - radium memiliki sifat kuratif (pengobatan). Bahkan radium bisa ditemukan dalam pasta gigi hingga minuman kesehatan, dan salah satu produk itu adalah Radithor, air infus radium yang dipromosikan oleh seorang industrialis bernama Eben Byers, seperti yang dikutip dari Medium. Selama lima tahun, dia minum sekitar 1.400 botol. Namun setelahnya, dia mengidap kanker. Hal ini juga berdampak pada wajahnya, dagu dan rahang bawahnya membusuk. Tubuhnya seolah digerogoti oleh efek radium tersebut, sampai akhirnya ia meninggal dunia. 

5. Fluorin - gas berbahaya bagi manusia

scienceabc.com

Menurut Laboratorium Nasional Los Alamos, ahli kimia butuh waktu 74 tahun untuk mengisolasi fluorin. Mengingat jumlah orang yang keracunan, mengalami kebutaan, atau terbunuh, sungguh mengejutkan. Unsur kimia ini menyerupai gas yang sangat korosif, dan unsur ini menjadi salah satu elemen paling reaktif di tabel periodik. Gas fluorin juga bisa membakar air, logam, dan kaca.  

Lateral Science mengatakan bahwa mengisolasi fluorin sangat sulit dilakukan. Bahkan, ahli kimia seperti Humphrey Davy, George dan Thomas Knox keracunan gas ini, P. Louyet dan Jerome Nickels keduanya meninggal akibat keracunan juga.

Lalu, apa fungsi fluorin? Chemicool mengatakan bahwa bagian dari senyawa natrium fluorida ini digunakan untuk unit pendingin udara, dan juga bahan bakar roket, serta dalam pembuatan uranium.  

6. Aktinium - dapat mengubah tingkat genetik manusia

Pada tahun 1899, asisten Marie Curie, Andre-Louis Debierne, menemukan zat baru dari bijih-bijih uranium. Dia menamakannya dari kata Yunani "ray" (sebagai lawan dari kata radium, yang berasal dari bahasa Latin), zat ini sangat radioaktif. Bahkan The Guardian menyebut aktinium ini sangat buruk untuk kehidupan, meskipun unsur kimia ini memiliki cahaya biru yang indah. 

Menurut Lenntech, aktinium memiliki radioaktivitas yang sama dengan plutonium, dan bahkan dalam dosis rendah dapat menyebabkan kerusakan besar pada tingkat genetik. Jika paparan itu berlanjut, kerusakannya bersifat kumulatif. Yang dapat menyebabkan leukemia, berbagai kanker, kelainan bentuk, dan kematian bayi. Dan ini hanyalah jumlah terkecil - terutama aktinium-227. Ada kemungkinan elemen ini memiliki sisi positifnya, pada tahun 2018, para peneliti Departemen Energi melaporkan beberapa keberhasilan serius dalam merawat pasien kanker prostat stadium akhir dengan aktinium-225. 

7. Timbal - elemen berbahaya yang ditemukan dalam benda sehari-hari

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan, peradaban kuno menyebut timbal sebagai "bapak semua logam". Di tahun-tahun berikutnya, timbal digunakan dalam riasan dan cat, sebagai pengendalian kelahiran, sebagai pengawet makanan dan anggur, bumbu, dan juga semua jenis perabotan rumah tangga. Di Romawi Kuno, timbal digunakan untuk membuat pipa ledeng.

Namun di sinilah anehnya, mereka tahu bahwa timbal itu berbahaya. Bahkan mereka yang bekerja dengan menggunakan timbal - para pandai besi - sering mengalami gejala keracunan timbal. Tapi mereka tidak peduli. Dan hari ini, para sejarawan yakin bahwa bahaya timbal bisa mempercepat kehancuran peradaban.

Jika timbal tertelan, menurut Healthline, gejalanya meliputi sakit perut dan kram hingga kehilangan ingatan, agresi, dan mudah tersinggung. Jika anak-anak yang terpapar, pertumbuhannya akan terlambat, IQ-nya rendah, dan juga masalah perilaku. Kerusakan yang diakibatkan juga tidak dapat diperbaiki. 

8. Polonium - zat yang lebih beracun dibandingkan sianida

Pada tahun 2006, unsur "polonium" menewaskan seorang mata-mata Rusia bernama Alexander Litvinenko. Tehnya dicampurkan polonium dalam dosis tinggi, seperti yang dikutip dari Medical News Today. Bahkan, mayat Litvinenko sangat radioaktif sehingga otopsinya butuh tindakan pengamanan yang ekstensif. 

Akibat polonium, segelintir perusahaan di London ditutup, dan sekitar 700 perusahaan lainnya terpapar tingkat radiasi berbahaya. Mengapa begitu? Polonium memiliki antara 250 miliar sampai satu triliun kali lebih beracun daripada hidrogen sianida, dan satu gram polonium-210, dapat membunuh 50 juta orang dan membuat 50 juta orang lainnya sakit. Namun, radiasi yang dihasilkan polonium juga sangat unik, radiasinya dapat dicegah oleh selembar kertas, tidak dapat menembus kulit, dan tidak bergerak lebih dari beberapa sentimeter di udara.

Polonium pertama kali diisolasi pada tahun 1898 oleh Marie Curie, itu sebabnya polonium hanya diproduksi di satu fasilitas di tenggara Moskow. Menurut The Conversation, polonium digunakan dalam perangkat anti-statis. 

9. Arsenik - Racun paling mematikan

analyteguru.com

Manusia mengenal arsenik sudah sangat lama. Sifat arsenik yang beracun diketahui sejak 370 SM, dan arsenik pernah digunakan Nero untuk membunuh saudara tirinya dan mengamankan tempatnya sebagai kaisar Roma. Selama peradaban Renaisans, arsenik dijadikan bisnis jahat untuk menghabisi nyawa seseorang. Biasanya seseorang akan membuat janji dengan si penjual arsenik, menulis kontrak, dan menetapkan harga yang dibayarkan setelah korban meninggal. 

Anehnya, arsenik juga digunakan sebagai obat: tabib abad ke-16 Paracelsus meresepkan arsenik untuk pengobatan kulit dan luka kulit. Arsenik masih diresepkan dengan baik hingga abad ke-20, menurut Journal of Military and Veterans Health.

Selain menjadi racun, Healthline mencatat bahwa arsenik juga merupakan karsinogen. Maka dari itu, jika terpapar, seseorang bisa mengalami muntah dan sakit perut, menyebabkan kesemutan yang ekstrem, tumbuh kutil pada lesi kulit, kulit merah atau bengkak, dan - dalam kasus paparan kronis, kulit menjadi gelap dan sakit tenggorokan yang parah. Pemulihannya pun memakan waktu berbulan-bulan. 

10. Fransium - Elemen paling reaktif

Salah satu elemen paling reaktif pada tabel periodik adalah fransium. Menurut ThoughtCo., para peneliti masih belum yakin dengan kemampuan fransium, karena jumlahnya sangat sedikit. Tapi yang diketahui adalah, ia bereaksi dengan cara meledak. Ledakan fransium juga cukup mengerikan, dan itu cukup reaktif bahkan jika kita hanya menjatuhkan sebagian kecil fransium ke dalam air.

Unsur lain yang cukup reaktivitas adalah lithium: yang akan mengapung di dalam air, dan juga bisa terbakar. Sodium juga mudah terbakar seperti kalium. Nah, fransium ini memiliki skala reaktivitas paling atas di antara unsur-unsur itu, dan para ilmuwan mengatakan bahwa melemparkan sepotong fransium ke dalam air, bisa menyebabkan ledakan, menghasilkan banyak gas hidrogen, panas, beberapa fransium hidroksida, dan radioaktivitas.

11. Talium - Racun yang cukup mematikan

Manusia mempelajari talium pada tahun 1861, dan diketahui bahwa talium sangat mematikan. Talium juga tidak berbau, tidak berasa, dan memiliki efek yang tertunda, jadi sulit untuk menentukan dengan tepat di mana dan kapan korban diracuni. Gejalanya pun cukup umum: dosis ringan akan menyebabkan mual dan muntah, dan orang tersebut mungkin pulih walaupun hanya sebentar. Namun jika sudah terjadi kerusakan saraf, disitulah korban mulai tak berdaya. Menurut Compound Interest, talium pernah menjadi racun favorit, karena sangat mudah didapatkan.

Talium juga digunakan dalam insektisida dan racun tikus sampai pada tahun 1970-an. Tapi talium masih terus digunakan, seperti pada tahun 2013, seorang ahli kimia bernama Tianle Li dinyatakan bersalah karena membunuh suaminya dengan beberapa botol talium yang dicuri dari labnya di Bristol-Myers Squibb, seperti yang dilansir dari Chemistry World.

12. Stronsium - memiliki efek samping mematikan bagi manusia

tripwire.com

Stronsium adalah elemen paling umum ke-15 di kerak bumi, menurut LiveScience. Tapi unsur kimia ini juga sangat reaktif - ketika bersentuhan dengan udara, stronsium bisa terbakar. Jika terkena air, stronsium akan menghasilkan iritasi yang kuat. Dan strontium sintetis? Itu adalah salah satu komponen nuklir. 

Menurut American Bone Health, stronsium memiliki struktur kimiawi yang sangat mirip dengan kalsium. Tulang kita bisa menyerap stronsium dan menggunakannya dengan cara yang sama persis seperti kalsium.

Setelah beberapa tahun menguji penggunaan senyawa stronsium ranelate, ditemukan bahwa menelan stronsium memiliki efek samping berbahaya dan berpotensi mematikan, seperti serangan jantung, pembekuan darah, emboli paru, kejang, berkurangnya jumlah sel darah merah, dan radang hati. Dan ia juga dapat mengganggu kemampuan berpikir beberapa individu. Menurut Lenntech, senyawa stronsium lainnya - seperti stronsium kromat - juga berbahaya, tetapi stronsium radioaktif jauh lebih berbahaya daripada versi stabilnya.  

Dua belas unsur kimia di atas sangat beracun, radioaktif, eksplosif, reaktif, dan mudah menguap, namun beberapa di antaranya justru bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Wah, kamu patut waspada, ya! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us