5 Fakta Aligator China, Satu-satunya Jenis Aligator di Asia

Biasanya, aligator (genus Alligator) identik dengan reptil yang mirip dengan buaya dan berasal dari Amerika Utara. Padahal, di dunia ini, terdapat dua jenis aligator berbeda. Ada satu kerabat dari aligator amerika (Alligator mississippiensis) yang hidup di benua yang berseberangan dengan mereka, yakni aligator china (Alligator sinensis).
Ukuran aligator china lebih kecil ketimbang kerabatnya di Amerika. Panjangnya sekitar 1,4—2,2 meter dan bobot maksimal 40 kg. Seluruh tubuh aligator china ditutupi kulit keras dengan warna abu-abu kekuningan dan hitam beberapa titik di tubuhnya. Ekornya lebih panjang dan tebal dari saudaranya dan kaki aligator china tidak berselaput.
Selain perbedaan ciri fisik dengan aligator amerika, tentunya aligator china juga punya beberapa fakta menarik lain. Sebagai salah satu reptil berukuran besar yang ada di China, aligator china ternyata punya pengaruh signifikan dalam membangun kisah-kisah tentang naga di Negeri Tirai Bambu, lho. Jadi, makin penasaran dengan hewan yang satu ini, kan? Simak kumpulan fakta aligator china berikut! Baca sampai habis agar kamu bisa mengenal hewan ini lebih dalam.
1. Peta persebaran dan habitat aligator china
Meskipun jadi satwa endemik China, bukan berarti aligator china tersebar secara merata di Negeri Tirai Bambu. Nyatanya, saat ini, peta persebaran aligator china hanya berpusat di satu tempat, yakni Sungai Yangtze bagian bawah, tepatnya di sekitar Provinsi Anhui dan Zhejiang. Padahal, dahulu reptil ini bisa ditemui di sepanjang aliran Sungai Yangtze. Bahkan, dalam beberapa catatan kuno, mereka pernah disebutkan berada di bagian wilayah China yang lain hingga sekitaran Korea.
Sementara, untuk habitatnya, Smithsonian National Zoo melansir bahwa aliran sungai yang tenang jadi tempat favorit aligator china. Selain itu, daerah rawa, dana, anak sungai, sampai kolam-kolam alami bisa jadi tempat yang cocok bagi aligator china. Di tempat-tempat ini, aligator china tak perlu repot-repot melawan arus yang kencang sehingga bisa berenang dengan lebih santai.
2. Makanan aligator china

Tentunya, aligator china merupakan hewan karnivor sejati. Mereka juga tergolong hewan nokturnal yang artinya reptil ini lebih banyak beraktivitas pada malam hari. Di habitat alaminya, aligator china bisa mengonsumsi berbagai jenis hewan. Namun, secara ukuran, mangsanya cenderung lebih kecil ketimbang saudaranya di Amerika.
Dilansir Animal Diversity, aligator china dewasa mengonsumsi mamalia berukuran kecil, unggas air, ikan-ikan, kerang, siput, hingga kura-kura. Anak dari aligator china mengonsumsi mangsa yang jauh lebih kecil lagi, semisal serangga dan invertebrata kecil di sekitarnya. Sama seperti kerabatnya, ketika sedang berburu aligator china akan menunggu mangsanya mendekat sebelum akhirnya menerjangnya dengan gigitan yang mematikan.
3. Suka membangun tempat berlindung

Berbeda dengan aligator amerika ataupun buaya, aligator china punya kebiasaan unik, yakni membangun tempat berlindung. Akan tetapi, bangunan buatan reptil ini bukan sesuatu yang berdiri di atas permukaan tanah, melainkan lubang-lubang yang mereka gali sendiri. Diameter dari lubang buatan aligator china sekitar 0,3 meter dengan kedalaman 1—1,5 meter.
Dilansir Animalia, lubang aligator china dimanfaatkan sebagai tempat berlindung dan istirahat, terutama ketika musim dingin. Menariknya, satu lubang buatan reptil ini bisa berisi hingga beberapa individu di dalamnya. Sebab, lubang tersebut bisa terhubung dengan lubang-lubang buatan beberapa aligator china lain di sekitar.
4. Sistem reproduksi aligator china

Aligator china termasuk hewan poligini. Artinya, seekor pejantan akan kawin dengan beberapa betina yang ada di sekitarnya. Biasanya, musim kawin aligator china berlangsung ketika musim hujan dimulai, yakni sekitar Juni. Pasangan aligator yang saling berjumpa akan memberikan sinyal lewat gerakan dan suara geraman kepada pasangannya. Supaya bisa menarik perhatian lawan jenis, aligator china memiliki semacam kelenjar di bawah rahangnya dan memiliki aroma yang bisa memikat lawan jenis.
Menurut Maryland Zoo, dalam satu musim kawin biasanya aligator china akan menghasilkan 10—40 butir telur yang akan disembunyikan di bawah sisa-sisa tanaman. Betina akan menjaga telur-telurnya hingga menetas. Induk baru akan pergi meninggalkan anak-anaknya setelah mereka berhasil mencapai aliran sungai, baik sendiri maupun dibawa melalui mulut induknya. Anak-anak aligator china akan terus tumbuh sepanjang hidupnya, tetapi pertumbuhan paling cepat biasanya terjadi pada 5 tahun pertama usia mereka.
5. Sudah masuk daftar hewan paling terancam punah
Sayangnya, nasib populasi aligator china tak seberuntung aligator amerika. Saat ini, mereka sudah tergolong sebagai hewan yang paling terancam punah karena populasinya yang sangat kecil. Dalam catatan Animal Diversity, disebutkan kalau jumlah mereka di alam liar saat ini tak lebih dari 150 individu saja. Bahkan, sejak 1986, IUCN Red List sudah menempatkan reptil ini dalam kategori terancam.
Penyebab utama berkurangnya populasi mereka adalah manusia. Kita merupakan satu-satunya predator bagi aligator china. Reptil ini sering duburu untuk dimanfaatkan beberapa bagian tubuhnya sebagai obat-obatan tradisional kendati hal ini tidak terbukti secara medis. Selain itu, aktivitas manusia di sekitar Sungai Yangtze juga membuat persebaran aligator china semakin menyusut.
Sebenarnya, upaya konservasi aligator china sudah dilakukan secara intensif. Beberapa ekor aligator yang menetas di penangkaran pun sudah berhasil dilakukan oleh manusia. Hanya saja, untuk melepaskan aligator china hasil penetasan di penangkaran, masih perlu waktu dan pengujian lebih lanjut agar mereka bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan alaminya. Semoga saja populasi mereka bisa kembali pulih agar satu-satunya aligator asal Asia ini bisa tetap lestari, ya! Jadi, apa pendapatmu tentang aligator ini? Tulis di kolom komentar!