5 Fakta Aneh Gerhana Matahari Total, Ternyata Bikin Hewan Ketakutan!

- Gak semua planet mengalami gerhana matahari total, tergantung pada bulan alami yang dimiliki oleh planet tersebut.
- Gerhana matahari membuat suhu Bumi turun beberapa derajat, tetapi penurunan suhu tersebut tidak terlalu signifikan.
- Beberapa planet dan bintang bisa terlihat saat gerhana matahari total. Ini membuat langit siang menjadi tempat yang cocok untuk melihat planet dan bintang.
Dari sekian banyak fenomena langit, gerhana matahari termasuk fenomena yang paling mudah diamati. Kita bahkan gak perlu teleskop untuk mengamatinya. Berbeda dengan gerhana bulan yang terjadi pada malam hari, gerhana matahari akan terjadi pada siang hari. Dilansir Natural History Museum, gerhana matahari total terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada pada posisi sejajar. Bulan yang berada di antara Matahari dan Bumi akan membuat cahaya Matahari yang seharusnya sampai ke Bumi dihalangi oleh Bulan untuk sementara waktu.
Menariknya, diameter Matahari adalah 400 kali diameter Bulan, dengan jarak 400 kali lebih jauh. Jika dilihat dari permukaan Bumi, ukuran Matahari dan Bulan akan terlihat sama. Alhasil, ketika berada pada posisi yang sejajar, Bulan bisa menutupi cahaya Matahari dengan sempurna dan memicu terjadinya gerhana total. Biasanya, gerhana matahari sendiri hanya berlangsung beberapa menit. Meski singkat, siapa sangka jika fenomena ini menyimpan beberapa fakta aneh yang mengherankan. Apa aja?
1. Gak semua planet mengalami gerhana matahari total

Di Bumi, gerhana matahari total disambut ramai oleh penduduknya. Sayangnya, kamu gak akan bisa menyaksikan fenomena yang sama jika berada di planet lain di tata surya. Dilansir NASA, pasalnya gak semua planet mengalami fenomena gerhana matahari total. Ini karena syarat utama untuk mengalami gerhana matahari total ialah planet-planet tersebut harus memiliki setidaknya satu bulan yang dapat menghalangi sinar Matahari. Merkurius dan Venus gak memiliki satelit alami sehingga gerhana mustahil terjadi di dua planet tersebut.
Di Mars, gerhana matahari memang terjadi karena Mars memiliki dua satelit alami, yakni Phobos dan Deimos. Sayangnya, karena ukuran dua satelit ini terlalu kecil, mereka gak bisa menghalangi cahaya Matahari sepenuhnya sehingga Mars hanya mengalami gerhana matahari sebagian. Di planet gas, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, gerhana matahari total cukup sering terjadi karena planet-planet ini memiliki beberapa bulan besar. Namun, karena mereka adalah planet gas, mustahil juga bagi kita untuk bisa mendarat dan melihat gerhana matahari total dari permukaannya.
2. Gerhana matahari membuat suhu Bumi turun beberapa derajat

Gerhana matahari biasanya hanya berlangsung antara 3,5–4 menit. Rekor terlama terjadi pada gerhana matahari di Torreón, Meksiko, pada 2024 lalu. Saat itu, gerhana matahari total berlangsung selama 4 menit 28 detik. Meski hanya berlangsung selama beberapa menit, hilangnya Matahari jelas akan berdampak pada Bumi. Dilansir NASA, efek pertama dan yang paling jelas ialah Bumi, yang tadinya terang benderang, sesaat akan menjadi sedikit lebih gelap.
Selain itu, hilangnya cahaya Matahari juga akan membuat suhu Bumi turun. Tenang, meski suhunya turun, kita gak akan menggigil kedinginan, kok! Pasalnya, suhu yang turun biasanya hanya sekitar 5 derajat celsius. Penurunan suhu ini gak akan terlalu kentara. Adapun, setelah masa gerhana selesai, suhu akan kembali normal.
3. Beberapa planet dan bintang bisa terlihat saat gerhana matahari total

Normalnya, planet dan bintang hanya terlihat saat malam. Saat siang, planet dan bintang ini sulit terlihat karena cahaya Matahari mendominasi langit Bumi. Namun, semua berubah ketika gerhana matahari total terjadi. Cahaya Matahari yang terhalang oleh bulan bukan hanya bikin Bumi jadi gelap, tapi juga membuat planet dan bintang bisa terlihat. Tentu gak semua planet bisa terlihat. Pasalnya, jarak dan posisi planet akan selalu berubah.
Dilansir Space, normalnya planet terdekat Matahari, seperti Venus dan Mars, jadi yang paling mudah dilihat. Selain itu, ada juga Jupiter sebagai planet raksasa. Jika kamu beruntung, kamu bahkan bisa melihat beberapa bintang. Namun, untuk penampakan yang lebih jelas, kamu bisa mencari area yang jauh dari daerah perkotaan. Semakin jauh kamu dari polusi cahaya, akan semakin jelas penampakan planet dan bintang di langit. Tentu penampakan mereka di langit gak akan berlangsung terlalu lama mengingat setelah gerhana selesai, Matahari akan muncul dan membuat langit terang kembali.
4. Gerhana matahari ternyata juga bikin para hewan ketakutan

Pada masa lalu, ada banyak mitos seputar gerhana matahari yang dipercaya oleh banyak orang. Sayangnya, kebanyakan mitos itu justru membuat orang ketakutan. Di Indonesia sendiri, mitos yang beredar ialah Matahari hilang karena ditelan raksasa. Untuk mengembalikannya, kita harus memukul benda-benda bersuara keras supaya si raksasa kaget, lalu memuntahkan kembali Matahari. Saat ini, mitos seperti ini memang gak lagi dipercaya. Namun, gerhana matahari tetap aja bikin takut. Bukan manusia yang takut, melainkan kawanan hewan.
Dilansir Time, para hewan di kebun binatang, seperti gorila, jerapah, flamingo, dan beberapa hewan lain, menunjukkan ekspresi cemas serta meringkuk hingga gerhana selesai. Ekspresi yang sama juga ditunjukkan oleh anjing, yang lebih memilih meringkuk di dalam rumah. Burung yang terbang akan hinggap di pohon dan berhenti berkicau, sedangkan hewan nokturnal akan keluar dari sarang lebih awal. Meski belum diketahui kenapa mereka berperilaku seperti itu, perilaku mereka jelas menunjukkan bahwa gerhana matahari total dan kegelapan yang tiba-tiba bukanlah hal yang mereka sukai.
5. Pada masa mendatang, Bumi gak akan lagi mengalami gerhana matahari total

Saat ini, Bumi merupakan planet terbaik untuk menyaksikan gerhana matahari total. Kabar buruknya, fenomena ini gak akan terjadi selamanya. Pasalnya, akan ada waktu saat gerhana matahari total jadi fenomena superlangka, bahkan gak akan terjadi lagi. Dilansir Sky At Night Magazine, seperti yang kita tahu, bulan bergerak menjauhi Bumi.
Meski setiap tahunnya Bulan hanya bergerak sejauh 3,8 sentimeter, jika itu berlangsung selama puluhan tahun, jarak Bulan dan Bumi akan semakin jauh. Pergerakan ini juga akan membuat Bulan terlihat semakin kecil hingga pada titik gerhana matahari total gak bisa terjadi. Itu karena Bulan gak bisa lagi menutupi cahaya Matahari dengan sempurna. Kabar baiknya, butuh waktu sekitar 600 tahun sampai hal itu terjadi. Jadi sampai waktu itu tiba, kita masih bisa menikmati gerhana matahari total setidaknya setiap 18 bulan sekali di berbagai wilayah di Bumi.
Menyaksikan gerhana matahari langsung memang merupakan momen yang istimewa. Namun, pastikan kamu tetap menjaga keamanan matamu, ya, dengan cara menggunakan kacamata khusus. Selain bisa melindungi mata dari sinar UV, kacamata ini juga membantu membuat penampakan gerhana terlihat lebih jelas!