5 Fakta Arabian Tahr, Spesies Terkecil Tahr yang Hidup di Tebing Curam

Jika mendengar Arabian tahr, pasti sudah bisa diketahui bahwa hewan ini berasal dari Arab. Bernama latin Arabitragus jayakari, hewan ini merupakan kerabat dekat dari kambing. Ini bisa dilihat dari karakteristik yang memang terlihat mirip. Namun, terdapat beberapa perbedaan.
Tentunya, habitat yang berbeda menjadi paling mencolok. Arabian tahr hidup di lereng-lereng pegunungan yang curam di wilayah Arab. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana mereka hidup, mari telusuri lebih jauh arabian tahr melalui informasi di bawah ini.
1. Karakteristik tanduk melengkung dengan surai yang panjang

Arabian tahr merupakan spesies terkecil dari tahr. Karaktertistik dari hewan ini adalah tubuhnya yang kekar dengan tanduk melengkung ke belakang. Secara fisik, jantan lebih kuat daripada betina. Bulu mereka berwarna coklat kemerahan dengan garis gelap di bagian belakang.
Terdapat perbedaan fisik pada jantan, yakni mempunyai surai yang memanjang sampai ke punggung. Surai ini tumbuh panjang seiring pertambahan usia. Jantan yang lebih tua moncongnya menjadi gelap menghitam, diikuti dengan garis-garis mata yang juga menggelap.
Seperti jenis antelop kambing lainnya, arabian tahr mempunyai kaki dengan kuku yang lentur. Ini bertujuan untuk memberikan daya cengkeram di daerah pegunungan yang merupakan habitatnya. Dari segi berat, jantan sekitar 40 kg, sedangkan betina lebih ringat dengan hanya berkisar 17–20 kg. Tinggi hewan ini sekitar 59,7 hingga 63,5 cm.
2. Spesies tahr terkecil

Tahr mempunyai tiga spesies yang semuanya berasal dari Asia. Ketiga spesies tersebut adalah Nilgiri tahr, Himalayan tahr, dan Arabian tahr. Sebelumnya, ketiganya ini dianggap berkerabat dekat satu sama lain dan ditempatkan dalam satu genus, Hemitragus.
Namun, studi genetika membuktikan bahwa mereka berbeda dan kini ditetapkan menjadi genus yang berbeda. Hemitragus diperuntukkan Himalaya thar, Nilgiritragus untuk Nilgiri tahr, dan Arabitragus untuk Arabian tahr. Menurut Animal Diversity, Arabian tahr dinobatkan sebagai spesies terkecil dibandingkan yang lainnya.
3. Hidup di tebing curam dengan wilayah persebaran terbatas

Arabian tahr hidup di pegunungan dengan tebing yang curam. Mereka menempati lereng-lereng pegunungan yang mengandung air dan dengan vegetasi yang beragam. Biasanya, di bagian bawah pegunungan ini terdapat sumber air di lembah-lembah untuk bertahan hidup.
Menurut Animalia Bio, wilayah persebaran arabian tahr sangat terbatas. Mereka dipekirakan sudah tidak ada di pegunungan Uni Emirat Arab. Habitat mereka kini berada di Pegunungan Hajar dan Musandam di Oman dengan keberadaan yang terbatas.
Arabian tahr merupakan spesies yang aktif di siang hari atau diurnal. Mereka mencari makan sepanjang hari hingga senja. Mereka merupakan hewan herbivora yang memakan semak, daun, dan rerumputan. Menariknya, mereka melakukan perjalanan di sepanjang lereng gunung untuk mencari makan dan sumber air.
4. Sistem perkembangbiakan sepanjang tahun

Animalia Bio menjelaskan bahwa arabian tahr diperkirakan bersifat monogami. Meski belum pasti, sebagian besar pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan demikian. Jantan dan betina akan berada dalam satu wilayah dengan kelompok kecil.
Arabian tahr berkembang biak sepanjang tahun dan bersifat oportunistik. Biasanya, mereka mencari pasangan kemudian membentuk kelompok kecil. Kelompok ini terdiri dari 2–4 individu. Meski demikian, perkembangbiakan secara optimal terjadi pada November dan Desember.
Masa kehamilan arabian tahr sekitar 140–145 hari. Puncak kelahirannya biasanya terjadi pada Maret dan April. Ketika sumber daya melimpah, betina dapat melahirkan dua anak. Arabian tahr muda ini tidak akan berkembang biak hingga berusia 2–3 tahun.
5. Arabian tahr berstatus terancam kepunahan

IUCN Red List mengkategorikan arabian tahr dalam status endangered atau terancam kepunahan. Data terakhir yang dipublikasikan tahun 2019, terdapat sekitara 2.202–2.324 individu dewasa. Masa berkembang biak yang lambat membuat populasinya stagnan.
Dengan keunikan yang dimiliki arabian tahr, mereka menjadi hewan menarik yang berasal dari Arab. Sayangnya, statusnya kini terancam kepunahan sehingga populasinya mengalami penurunan. Dari sederet fakta di atas, manakah yang paling menarik menurutmu?