Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Berang-berang Leher Tutul, si Spesialis Menangkap Ikan!

penampilan dari berang-berang leher tutul (commons.wikimedia.org/derekkeats)
Intinya sih...
  • Berang-berang leher tutul adalah mamalia kecil dengan ciri khas bercak putih di leher.
  • Spesies ini hidup di sekitaran sungai, danau, dan rawa yang terbuka.
  • Berang-berang leher tutul menghadapi masalah penurunan populasi akibat aktivitas manusia.

Berang-berang (genus Lutra) masih termasuk dalam kerabat musang yang berasal dari famili Mustelidae. Oh, ya, kalau masih bingung, berang-berang ini hewan yang berbeda pengerat yang suka menggigit pohon dan membangun bendungan bernama biwara (genus Castor). Total ada sekitar 13 spesies berang-berang berbeda yang tersebar di seluruh dunia. Nah, salah satu spesies berang-berang yang akan dibahas pada kesempatan kali ini adalah berang-berang leher tutul (Hydrictis maculicollis).

Spesies berang-berang ini merupakan salah satu yang paling kecil dibanding saudara mereka yang lain. Panjang tubuh rata-rata berang-berang leher tutul sekitar 57—76 cm. Namun, jika ditambah dengan ekor mereka, total panjang yang bisa dicapai berang-berang ini sekitar 85—105 cm dan bobot antara 3—6,5 kg. Rambut berang-berang leher tutul didominasi warna cokelat kemerahan atau cokelat tua dengan kaki yang lebih berselaput dibanding saudara mereka yang lain di peta persebaran yang sama.

Nama mereka berasal dari bercak rambut berwarna putih di area leher mereka dan kadang bercak itu dapat mencapai area dada. Ekor mereka sangat berisi dan agak pipih secara horizontal. Selain ciri fisik tersebut, yuk, kita cari tahu lagi beberapa fakta menarik dari berang-berang leher tutul!

1. Peta persebaran dan habitat

ilustrasi peta persebaran berang-berang leher tutul (commons.wikimedia.org/Chermundy)

Berang-berang leher tutul dapat ditemukan di Afrika. Secara spesifik, mamalia ini tinggal di sekitaran Afrika Tengah dan Afrika Selatan, meliputi negara-negara seperti Angola, Botswana, Kongo, Republik Demokratik Kongo, Mozambik Zimbabwe, Mali, Malawi, Nigeria, Ghana, Afrika Selatan, dan negara lain di sekitarnya. Selain memiliki peta persebaran yang luas, habitat pilihan berang-berang leher tutul pun sama beragamnya.

Dilansir Otter Specialist Group, mamalia ini mudah dijumpai di area dekat sumber air yang ditinggali oleh banyak hewan lain. Artinya, mereka hidup di sekitaran sungai, danau, dan rawa yang terbuka. Tentunya, berang-berang leher tutul tak selamanya berada di dalam air. Saat ingin beristirahat, mereka akan mencari tepian berbatu besar supaya dapat merebahkan diri sembari menghalau sinar Matahari.

2. Makanan favorit dan cara berburu

Kaki berselaput milik berang-berang leher tutul tetap memiliki cakar tajam yang memudahkan mereka menangkap ikan. (commons.wikimedia.org/Spot-necked Otter)

Layaknya spesies berang-berang lain, berang-berang leher tutul merupakan predator sejati. Secara khusus, mamalia ini selalu menargetkan ikan yang ada di sekitar sumber air tempat tinggal mereka. Selain ikan, berang-berang ini turut menargetkan kepiting, moluska, serangga air, katak, ataupun larva hewan yang dapat mereka temukan. Mereka termasuk hewan krepuskular karena banyak aktif sekitar 2—3 jam sebelum Matahari terbit dan setelah Matahari terbenam. Namun, pada kesempatan tertentu, berang-berang leher tutul juga dapat beraktivitas saat Matahari cerah.

Untuk memperoleh makanan, khususnya ikan, bagian tubuh berang-berang leher tutul sudah beradaptasi dengan baik. Oregon Zoo melansir kalau kaki berselaput mereka tetap dilengkapi dengan cakar tajam sehingga dapat mencengkeram ikan dengan kuat. Untuk menghabisi mangsa, taring dan rahang kuat milik mamalia ini mampu menyelesaikan tugas mereka dengan cepat. 

Seperti spesies berang-berang lain pula, berang-berang leher tutul memiliki kemampuan berenang yang mumpuni. Menyelam selama beberapa menit bukan masalah bagi mereka dan mamalia ini lebih banyak menghabiskan waktu di dalam air. Supaya dapat berenang dengan bebas, berang-berang ini memanfaatkan ekor panjang dan pipih mereka untuk mendorong tubuh ke depan. Oh, ya, rambut berang-berang ini antiair, lho.

3. Hidup berkelompok dan sangat komunikatif

sepasang berang-berang leher tutul yang sedang bermain bersama (commons.wikimedia.org/Rennett Stowe)

Memang benar kalau berang-berang leher tutul hidup secara berkelompok, tapi mereka hanya memiliki jumlah yang kecil. Umumnya, kelompok berang-berang ini masih 1 keluarga sehingga hanya akan ada 1 jantan, beberapa betina, dan beberapa ekor anak. Malahan, kadang jantan lebih memilih hidup sendiri dengan batas wilayah yang lebih luas sehingga kelompok berang-berang ini lebih banyak diisi betina dan anak-anak mereka. Meski struktur sosial mereka tidak begitu kokoh, kehidupan sosial berang-berang leher tutul justru terbilang sangat baik.

Dilansir Animal Diversity, berang-berang leher tutul memiliki berbagai variasi suara yang digunakan untuk memanggil, berkomunikasi dan bercengkerama, hingga memperingatkan anggota kelompok dari bahaya. Selain komunikatif, anggota keluarga berang-berang ini selalu bersama, bermain, hingga merawat tubuh masing-masing. Sementara itu, saat jantan sedang menyendiri, mereka akan menjaga wilayah dari jantan lain dan mungkin saja saling bertarung jika kebetulan bertemu.

4. Sistem reproduksi

Dalam reproduksi berang-berang leher tutul, ternyata jantan tetap membantu betina dalam membesarkan anak mereka. (commons.wikimedia.org/derekkeats)

Musim kawin bagi berang-berang leher tutul dimulai pada Juni dan Juli. Mereka termasuk hewan poligini, jantan akan kawin dengan beberapa betina di dalam kelompok mereka. Setelah kawin, berang-berang leher tutul betina akan mengandung selama 2 bulan. Animalia melansir kalau dalam 1 musim kawin, berang-berang leher tutul betina dapat melahirkan sekitar 2—3 ekor anak.

Berang-berang leher tutul melahirkan anak-anak di lubang persembunyian yang sekaligus menjadi rumah bagi anggota kelompok. Uniknya, baik jantan atau betina akan sama-sama merawat anak-anak mereka dengan menjaga sembari memberi makan. Butuh waktu sekitar 12—16 minggu sebelum anak berang-berang leher tutul dapat dikatakan dewasa. Selain itu, setelah satu kali melahirkan, betina tidak akan kawin lagi setidaknya hingga anak-anak mereka yang baru lahir itu sudah berusia 2 tahun.

5. Status konservasi

seekor berang-berang leher tutul yang sedang bermain dengan botol plastik (commons.wikimedia.org/Derek Keats)

Saat ini, berang-berang leher tutul sedang menghadapi beberapa masalah yang perlahan menurunkan populasi mereka di alam liar. IUCN Red List mencatat kalau saat ini berang-berang leher tutul sudah masuk dalam kategori hampir terancam (Near Threatened) dengan tren populasi yang terus menurun. Alasan penurunan populasi hewan yang satu ini pun dapat dikatakan klasik, yakni disebabkan aktivitas manusia.

Dilansir Otter Specialist Group, habitat berang-berang leher tutul tergerus akibat aktivitas pertanian manusia atau polusi industri di sekitar sumber air yang menghancurkan vegetasi sungai, danau, dan rawa. Belum lagi, berang-berang ini cukup sering tertangkap manusia, baik secara sengaja atau tak sengaja terjaring oleh nelayan. Bagi pihak yang sengaja menangkap mamalia ini, mereka bertujuan untuk memperoleh kulit, rambut, dan daging berang-berang leher tutul karena memiliki nilai komersial.

Tak hanya masalah yang disebabkan manusia secara langsung, berang-berang leher tutul turut memiliki masalah serius di beberapa habitat. Di Danau Victoria, misalnya, berang-berang ini harus bersaing dengan ikan asing invasif yang sengaja atau tak sengaja dilepas manusia dan turut mengonsumsi ikan-ikan lokal danau tersebut. Duh, semoga saja dengan diiringi upaya konservasi dan perlindungan habitat yang maksimal, keberadaan berang-berang leher tutul tetap lestari hingga masa yang akan datang, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us