3 Fakta Bintang Ular, Hewan Tak Berotak, tapi Bisa Belajar Hal Baru

Ukuran otak sering kali digunakan sebagai indikator kecerdasan hewan. Makin besar otaknya, makin cerdas hewan itu. Ini pandangan umum yang dimiliki banyak orang. Namun, beberapa hewan bisa mematahkan pandangan itu. Pasalnya, ada beberapa hewan gak punya otak, tapi mereka tetap bisa belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya.
Yuk, kenalan dengan bintang ular atau brittle star! Kerabat bintang laut ini gak punya organ vital lain selain organ pencernaan. Meski begitu, bintang ular tetap bisa belajar hal baru. Hal ini dibuktikan dalam studi yang diterbitkan jurnal Behavioral Ecology and Sociobiology pada November 2023 lalu. Lalu, bagaimana cara bintang ular bisa belajar hal baru kalau gak punya otak untuk memproses informasi? Simak kumpulan fakta bintang ular berikut ini!
1. Bintang ular cuma punya tali saraf

Bintang ular atau brittle star hidup malu-malu di balik terumbu karang. Dengan kelima lengan yang mirip cambuk, mereka bisa berenang dan merangkak gesit di dasar laut. Lengannya cekatan menangkap bahan organik mati yang jatuh ke dasar laut (detritus) dan organisme kecil-kecil. Makanannya diantar ke dalam mulut oleh kaki-kaki tabung untuk kemudian dicerna oleh sistem pencernaan yang ada di calyx atau pusat tubuhnya.
Dengan ukuran rentang yang menurut laman Earth.com cuma berkisar beberapa sentimeter sampai 1 meter, bintang ular gak punya otak atau sistem saraf terpusat seperti kita. Pergerakannya bergantung pada kaki tabung kelima lengannya. Mereka cuma punya tali saraf yang menjalar ke tiap lengan dan bergabung membentuk cincin di dekat mulut.
Julia Notar, penulis utama studi yang dilakukan di Duke University mengungkapkan keunikan sistem saraf bintang ular pada laman ZME Science. Bintang ular gak punya pusat pemrosesan. Masing-masing tali sarafnya bertindak mandiri, bukan diperintah oleh pimpinan pusat. Ternyata itu saja sudah cukup bagi mereka untuk hidup dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Pertanyaannya, bagaimana bintang ular bisa menangkap rangsangan dan merespons lingkungan sekitarnya tanpa otak?
2. Bintang ular bisa mengasosiasikan rangsangan yang berbeda

Untuk mencari tahu secara langsung apakah bintang ular bisa belajar, tim peneliti meletakkan 16 ekor bintang ular Ophiocoma echinata ke dalam tangki air, dilansir ZME Science. Sebagian “dilatih” keluar dari persembunyian untuk makan usai lampu dimatikan. Caranya padamkan lampu selama beberapa menit dan letakkan potongan udang. Pada sebagian lainnya, tim cuma menempatkan potongan udang dengan cahaya ruangan siang hari beberapa jam setelah lampu dipadamkan.
Pada tahap awal percobaan selama 10 bulan, semua hewan tetap bersembunyi saat lampu dipadamkan. Lama-kelamaan, bintang rapuh yang sudah dilatih akhirnya mengasosiasikan kegelapan dengan adanya makanan. Tiap kali lampu dipadamkan, mereka langsung keluar dari persembunyian mengharapkan ada makanan. Bahkan, ini terjadi saat potongan udang gak dimasukkan ke dalam tangki oleh tim peneliti.
Sekelompok bintang ular ini belajar untuk mengasosiasikan cahaya redup dengan kemungkinan adanya makanan, tanpa mencium atau merasakan udang. Mereka bahkan masih ingat asosiasi antara kegelapan dengan adanya makanan setelah tim memadamkan lampu tanpa memberi makan selama 13 hari. Adapun, cuma bintang ular yang dilatih saja yang mengasosiasikan kegelapan dengan makanan. Lantas, apa artinya ini?
3. Mereka belajar lewat pengondisian klasik, seperti manusia

Penelitian ini menemukan kalau bintang ular belajar lewat asosiasi. Jenis pembelajaran ini disebut pengondisian klasik atau classical conditioning. Mereka belajar dengan mengasosiasikan beberapa rangsangan yang berbeda.
Contoh paling populer dari pengondisian klasik ini ditunjukkan oleh eksperimen Pavlov terhadap anjing. Menurut laman ZME Science, eksperimen anjing Pavlov menunjukkan kalau anjing yang dilatih untuk diberi makan saat bel berbunyi akan otomatis mengeluarkan air liur saat mendengar suara bel. Kamu sendiri juga mengalami hal ini, lho.
Kamu sudah familier dengan suara notifikasi HP-mu karena berulang kali mendengarnya. Kalau mendengar suara notifikasi HP orang lain dengan nada yang sama, kamu akan refleks tanpa berpikir menyalakan HP-mu. Kamu mengharapkan ada pemberitahuan pesan atau semacamnya. Hal ini karena kamu mengasosiasikan suara notifikasi HP dengan adanya potensi pesan masuk.
Pengondisian klasik sendiri sudah pernah terbukti pada bintang laut. Namun, pembelajaran ini belum pernah diuji sebelumnya pada kelompok hewan, seperti bintang ular, bulu babi, sampai teripang, yang juga sama-sama jenis Echinodermata seperti bintang ular. Itu sebabnya, penelitian ini jadi langkah awal untuk mengetahui bagaimana hewan yang gak punya sistem saraf terpusat atau otak bisa belajar dan merespons lingkungannya.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan kalau ukuran dan ada atau tidaknya otak gak jadi satu-satunya penentu kemampuan suatu organisme untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya. Bintang ular sudah mengubah pemahaman kita. Mereka tetap bisa belajar dan bertahan hidup meski tanpa otak.