6 Fakta Death's-head Hawk Moth, Kerap Disebut dalam Karya Literatur

- Death's-head hawk moth merupakan spesies ngengat unik dengan tanda tengkorak di thoraxnya.
- Ngengat ini melakukan migrasi musiman dan banyak ditemukan di Eropa, serta populer di kalangan penulis.
- Death's-head hawk moth berkelana dari habitat aslinya ke utara Eropa dan berdampak pada penggunaan insektisida.
Death's-head hawk moth merupakan spesies ngengat unik yang cukup langka. Mereka mendapatkan namanya dari tanda yang tampak seperti tengkorak di atas thoraxnya. Ukurannya saat menjadi ngengat dewasa cukup besar. Sebenarnya ada tiga spesies dalam genus Acherontia, yang terkecil adalah A. styx dengan panjang kepakan sayap kisaran 7,6--13 sentimeter. Sementara itu, A. lachesis yang terbesar mencapai 10--13,18 sentimeter dan A. atropos sekitar 8,8--13 sentimeter.
Menariknya, ngengat ini melakukan migrasi musiman dan bisa banyak ditemukan di Eropa pada periode tersebut. Death's-head hawk moth juga cukup populer di kalangan penulis, lho. Penjelasan lebih detailnya ada pada fakta berikut ini.
1. Wilayah penyebaran death's-head hawk moth

Penyebaran death's-head hawk moth berada di bagian selatan Eropa, Afrika dan Timur Tengah. Mereka banyak ditemui di allotment, taman dan kebun kentang. Wildlife Insight menginformasikan bahwa ngengat ini banyak berada di British Isles.
Di daerah tersebut dan area di bagian utara Eropa jauh lebih sejuk, mereka juga melakukan migrasi. Detail perjalanannya akan dijelaskan pada fakta selanjutnya.
2. Death's-head hawk moth melakukan migrasi

Berdasarkan informasi dari Butterfly Conservation, death's-head hawk moth hanyalah seorang pengunjung di Inggris. Mereka berkelana dan secara teratur bermigrasi dari habitat aslinya menuju utara untuk menjangkau seluruh wilayah Eropa.
Mungkin, mereka dulunya secara alami ada di Inggris. Tingkat populasi death's-head hawk moth nyatanya berdampak pada penggunaan insektisida selama beberapa dekade terakhir.
3. Melewati proses molting selama empat kali

Saat menjadi ulat, death's-head hawk moth terdiri dari tiga warna yaitu kuning terang, hijau dan cokelat. Menariknya, ulat tersebut mengalami masa molting atau pergantian kulit selama empat kali sebelum menjadi kepompong.
Setelahnya, mereka akan menutupi dirinya dengan cairan seperti air liur dan jatuh ke tanah. Ketika menemukan tempat yang cocok, ulat tersebut akan menggali sedalam 12,7--38 sentimeter dan melepaskan kulitnya, dilansir Mentalfloss.
4. Tahap ulat ngengat ini memakan lebih dari 100 jenis tanaman

Dijelaskan pada fakta sebelumnya bahwa ulat dari death's-head hawk moth memiliki tiga warna. Menariknya, tanduk ekornya juga berubah warna dan melengkung seiring bertambahnya usia larva. Mereka bisa memakan lebih dari 100 jenis tanaman, termasuk nightshade. Ulat ini bisa tumbuh hingga sepanjang 12,7 sentimeter.
Saat merasa terancam, ulat ini punya cara sendiri untuk melindungi dirinya, lho. Mereka mengklik mandibula dan mencoba menggigit penyerangnya. Jadi berhati-hatilah saat memegangnya, ya. Selain itu, ngengat dewasa juga bisa memekik saat merasa terancam, lho.
5. Kemampuan terbangnya sangat baik

Spesies ngengat yang digolongkan sebagai hawk moth memang memiliki keunggulan dari segi kemampuan terbangnya. Mereka semua bisa terbang cepat! Death’s-head hawk moth sendiri bisa terbang hingga kecepatan 48,28 km/jam. Ngengat ini juga bisa melayang seperti burung kolibri saat mereka sedang mengonsumsi nektar dari bunga.
6. Death's-head hawk moth telah banyak disebutkan dalam literatur

Ngengat ini telah muncul dalam banyak literatur, lho. Dalam Dracula karya Bram Stoker, seorang vampir tituler mengirimkan death's-head hawk moth pada budaknya yang bernama Renfeld. Tidak hanya itu, Thomas Hardy juga menuliskan tentang mereka dalam The Return of the Native.
John Keats juga menyebutkan death's-head hawk moth dalam puisnya berjudul Ode to Melancholy. Buku Silence of the Lambs karya Thomas Harris, ada satu plot di mana pembunuh menempatkan kepompong Acherontia styx dalam tenggorokan korbannya. Pada saat adaptasi filmnya, kru menggunakan kepompong dari death's-head hawk moth.
Sangat menarik, bukan? Death's-head hawk moth ternyata melakukan migrasi dari habitat aslinya menuju wilayah di Eropa. Selain itu, saat masih dalam bentuk ulat, mereka melakukan proses pergantian kulit selama empat kali. Hebatnya lagi, death's-head hawk moth sepertinya banyak menginspirasi para penulis dalam karyanya. Fakta apa yang baru kamu ketahui?