Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Drosera Collina, Daunnya yang Lebar dan Memukau

ilustrasi Drosera collina (inaturalist.org/arjonker)
ilustrasi Drosera collina (inaturalist.org/arjonker)
Intinya sih...
  • Drosera collina memiliki daun lebar berwarna merah atau jingga, dipenuhi tentakel merah muda yang mengeluarkan lendir lengket untuk menarik dan menangkap serangga.
  • Tentakel menghasilkan lendir asam lemak dan enzim, menjebak mangsa dalam 10-30 menit untuk dicerna secara efisien. Tanaman ini endemik di Australia Barat dengan adaptasi unik.
  • Spesies ini termasuk sundew termahal di pasaran karena pertumbuhannya lambat dan sulit diperbanyak, namun memiliki kemampuan antibakteri alami dari senyawa kimia dalam lendirnya.

Dunia tumbuhan karnivora tidak pernah berhenti memukau siapapun yang melihatnya. Drosera collina merupakan salah satu permata yang mematikan serta layak untuk diperhatikan.

Dikenal dengan daunnya yang lebar dan memesona, tumbuhan ini tidak hanya cantik tetapi juga mematikan bagi serangga yang terjebak di permukaannya. Dengan warna merah menyala dan tentakel yang berkilauan, Drosera collina menjadi favorit para kolektor dan pencinta alam. Mari kita telusuri 5 fakta menarik tentang sang "Sundew Lebar" yang memikat ini!

1. Daun yang lebar

ilustrasi Drosera collina (inaturalist.org/dustycat)
ilustrasi Drosera collina (inaturalist.org/dustycat)

Drosera collina memiliki daun berbentuk spatula (sendok) yang lebar, mencapai 2–3 cm, dengan warna merah darah atau jingga terang saat terkena sinar matahari penuh. Permukaan daunnya dipenuhi tentakel merah muda yang mengeluarkan tetesan mucilago (lendir lengket) berkilau seperti kristal.

Warna cerah ini berfungsi sebagai umpan visual untuk menarik serangga, sekaligus penanda kesehatan tanaman. Dibandingkan sundew lainnya, daunnya yang lebar membuatnya lebih efektif menangkap mangsa besar seperti lalat atau capung kecil.

2. Perangkap yang mematikan

ilustrasi Drosera collina (inaturalist.org/carotelfer)
ilustrasi Drosera collina (inaturalist.org/carotelfer)

Tentakel pada daun menghasilkan lendir asam lemak dan enzim yang tidak hanya lengket, tetapi juga mengandung senyawa penarik serangga mirip nektar. Ketika mangsa menyentuh lendir, tentakel sekunder akan membengkok dalam 10–30 menit untuk menjerat korban lebih erat.

Daunnya kemudian melipat perlahan membentuk "kantong pencernaan", mengoptimalkan penyerapan nutrisi. Sistem ini membuat Drosera collina mampu mencerna mangsa 2x lebih cepat dibanding sundew berdaun kecil.

3. Habitat unik di lahan basah berpasir

ilustrasi Drosera collina (inaturalist.org/hugo_innes)
ilustrasi Drosera collina (inaturalist.org/hugo_innes)

Tanaman ini endemik di dataran kwongan Australia Barat, tumbuh di tanah berpasir asam dengan drainase cepat di antara semak rendah. Spesies tanaman ini sering ditemukan di lereng bukit berbatu yang hanya mendapat air dari embun atau hujan musiman.

Kondisi ekstrem ini memicu adaptasi unik, akarnya pendek tapi daunnya tebal untuk menyimpan cadangan air. Di habitat alaminya, D. collina berbunga setelah kebakaran hutan, memanfaatkan ruang terbuka tanpa kompetisi tanaman lain.

4. Bunga yang tumbuh sangat cantik

ilustrasi Drosera collina (inaturalist.org/williamdomenge9)
ilustrasi Drosera collina (inaturalist.org/williamdomenge9)

D. collina menghasilkan tangkai bunga tinggi 15–25 cm dengan kuntum berwarna putih atau pink pucat, jauh lebih pucat daripada daunnya. Bunga ini sengaja dijauhkan dari daun perangkap untuk mencegah penyerbuk terperangkap.

Mekar hanya 2–3 hari di pagi hari, dengan pola penyerbukan khusus oleh lalat kecil atau kumbang. Setelah berbunga, tanaman menghasilkan bijinya yang mikroskopis, tersebar oleh angin ke area baru.

5. Salah satu tanaman primadona kolektor karnivora

ilustrasi Drosera collina (inaturalist.org/hugo_innes)
ilustrasi Drosera collina (inaturalist.org/hugo_innes)

Spesies ini termasuk sundew termahal di pasaran karena pertumbuhannya lambat dan sulit diperbanyak secara vegetatif. Kolektor menghargainya karena warna daunnya yang dramatis dan kemampuan beradaptasi di terrarium.

Perawatannya membutuhkan media sphagnum moss murni dan penyiraman air destilata untuk meniru habitat asamnya. Meski menantang, D. collina menjadi kebanggaan koleksi yang menunjukkan keahlian pemiliknya dalam merawat tanaman karnivora. Di alam liar, D. collina bersimbiosis dengan bakteri spesifik di lendirnya yang membantu mengurai mangsa lebih efisien. Penelitian terbaru menunjukkan senyawa kimia dalam lendirnya berpotensi sebagai antibakteri alami!

Itulah lima fakta menakjubkan tentang Drosera collina, tumbuhan karnivora yang memadukan keindahan visual dengan strategi bertahan hidup yang cerdas. Dari daun lebar berwarna merahnya hingga teknik perangkap yang efisien, tanaman ini membuktikan bahwa alam selalu punya cara untuk mengejutkan kita.

Jika kalian tertarik untuk memeliharanya, pastikan untuk menyediakan cahaya yang cukup dan media tanam yang lembap agar dapat tumbuh optimal. Siapa tahu, Drosera collina bisa menjadi hiasan eksotis di koleksi tanaman karnivora kalian! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us