Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Gagak Paruh Besar, Burung yang Ahli dalam Beradaptasi

potret gagak paruh besar dewasa
potret gagak paruh besar dewasa (commons.wikimedia.org/Laitche)
Intinya sih...
  • Gagak paruh besar tersebar luas mulai dari Iran hingga Asia Tenggara.
  • Makanan favoritnya bervariasi, termasuk sisa makanan manusia.
  • Gagak paruh besar hidup dalam kelompok besar dan memiliki suara vokal yang beragam.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mungkin masih banyak yang mengira kalau burung gagak (genus Corvus) adalah burung dalam spesies tunggal karena ciri mereka terbilang mirip-mirip. Padahal, ada sekitar 50 spesies burung gagak berbeda yang tersebar di seluruh dunia. Salah satu yang akan kita bahas kali ini adalah gagak paruh besar (Corvus macrorhynchos).

Sesuai dengan nama mereka, ciri khas dari spesies gagak ini terletak pada paruh yang relatif besar dan melengkung kalau dibandingkan dengan kepala yang kecil. Warna bulu gagak paruh besar didominasi abu-abu gelap dengan beberapa bagian seperti sayap, ekor, wajah, dan leher berwarna hitam mengkilap. Soal ukuran, mereka ternyata masuk dalam salah satu spesies burung gagak berukuran besar.

Gagak paruh besar diketahui punya panjang tubuh antara 46—59 cm, rentang sayap 100—130 cm, dan bobot 450—1.000 gram. Ada berbagai fakta menarik lain dari burung gagak yang satu ini yang akan kita kupas satu per satu. Jadi, kalau sudah penasaran, simak ulasannya sampai selesai, ya!

1. Peta persebaran dan habitat pilihan

Gagak paruh besar mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan manusia.
Gagak paruh besar mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan manusia. (commons.wikimedia.org/Michael Cornelius)

Gagak paruh besar tersebar di area yang sangat luas. Bayangkan saja, burung ini ditemukan mulai dari Iran, Afghanistan, seluruh negara Asia Selatan, seluruh negara Asia Timur (termasuk Jepang), sedikit bagian Rusia bagian timur, dan Asia Tenggara sampai Timor Leste. Menurut Data Zone by Birdlife, luas area yang jadi persebaran spesies gagak ini mencapai 39,1 juta km persegi!

Soal pilihan habitat, gagak paruh besar terbilang sangat fleksibel. Mau itu di kawasan hutan tropis, hutan sub tropis, pesisir pantai, sabana, sekitar sumber air tawar, sampai kawasan pemukiman dan pertanian manusia bisa ditinggali dengan nyaman oleh burung ini. Malahan, mereka tak terlalu peduli mau itu ada di dataran rendah maupun dataran tinggi. Sebab, elevasi yang jadi pilihan gagak paruh besar itu antara 0—4.500 meter di atas permukaan laut.

2. Makanan favorit dan cara memperolehnya

gagak paruh besar sedang makan bangkai ikan
gagak paruh besar sedang makan bangkai ikan (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Tak hanya pilihan habitat, makanan yang dapat dikonsumsi gagak paruh besar juga sama beragamnya. Hal ini menunjukkan betapa adaptifnya burung yang satu ini. Tentunya, mereka tergolong hewan omnivor sehingga tak masalah makanan yang diperoleh itu berasal dari tanaman, hewan-hewan berukuran kecil, bangkai, maupun sisa-sisa makanan manusia.

Dilansir Birda, gagak paruh besar sangat oportunis karena mampu memperoleh makanan saat sedang bertengger di atas pohon, bergerak di atas tanah, maupun ketika sedang terbang. Kelompok yang tinggal di dekat pemukiman manusia diketahui sering mengacak-acak sampah yang disisakan manusia untuk memperoleh makanan dengan mudah. Masalahnya, kadang-kadang burung gagak ini kedapatan mencuri kawat jemuran penduduk guna dijadikan sarang sehingga menimbulkan konflik dengan manusia.

3. Kehidupan sosial

potret kawanan gagak paruh besar
potret kawanan gagak paruh besar (commons.wikimedia.org/Fariee)

Dilansir Animalia, gagak paruh besar termasuk hewan berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Bayangkan saja, dalam satu kelompok burung ini bisa mencapai angka seribu individu. Kelompok gagak paruh besar bergerak dari tempat yang jauh dan beristirahat ketika malam hari dalam satu tempat yang sama.

Meski begitu, di antara kelompok besar itu, masing-masing gagak paruh besar akan memiliki wilayah masing-masing bersama dengan pasangan. Wilayah itu akan dijaga ketika siang hari, tetapi mereka akan bergabung lagi dalam kelompok besar menjelang Matahari tenggelam. Untuk berkomunikasi, gagak paruh besar memanfaatkan berbagai jenis suara vokal karena sejatinya burung ini masih masuk dalam kelompok burung pengicau (ordo Passeriformes).

Suara gagak paruh besar utamanya terdengar agak dalam dengan nada caa-haa-caa. Selain itu, ada banyak suara lain, semisal cau-cau dan suara yang mirip seperti burung pelatuk. Hal ini membuat suara gagak paruh besar sering dikira sebagai suara burung lain.

4. Sistem reproduksi

pasangan gagak paruh besar
pasangan gagak paruh besar (commons.wikimedia.org/Imran Shah)

Musim kawin bagi gagak paruh besar berbeda-beda, tergantung lokasi tempat kita mengamati. Rata-rata berlangsung antara Maret—Mei, tetapi ada pula yang dimulai sejak Desember. Spesies burung gagak ini termasuk hewan monogami sehingga pasangan yang terbentuk akan bersama sepanjang tahun ataupun beberapa musim kawin berbeda. Menariknya, kadang-kadang ada pasangan yang selingkuh dengan individu lain, khususnya pada pasangan burung yang sudah terjalin dalam waktu panjang.

Meskipun begitu, pasangan yang sudah terbentuk ini termasuk kompak dalam urusan merawat anak. Keduanya saling bantu untuk menyiapkan sarang sampai memberi makan anak-anak yang ada di dalamnya. Oh iya, Birda melansir kalau jumlah telur yang dikeluarkan betina dalam satu musim kawin sekitar 3—5 butir dan menjalani masa inkubasi selama 17—19 hari.

Pada usia sekitar 35 hari pasca-menetas, sebenarnya anak gagak paruh besar sudah dapat terbang. Namun, mereka baru akan benar-benar meninggalkan kedua induk ketika berusia 2—3 bulan. Di alam liar, gagak paruh besar diketahui dapat hidup sampai usia 6,3 tahun.

5. Status konservasi

Gagak paruh besar sering mencuri makanan dari manusia karena relatif mudah memperolehnya.
Gagak paruh besar sering mencuri makanan dari manusia karena relatif mudah memperolehnya. (commons.wikimedia.org/Alpsdake)

Dalam catatan IUCN Red List, status konservasi gagak paruh besar masih masuk dalam kategori hewan dengan kekhawatiran rendah (Least Concern). Selain itu, tren populasi mereka juga terbilang stabil sehingga tidak ada masalah terhadap keberadaan mereka di masa yang akan datang. Hal ini wajar kalau kita mengingat peta persebaran burung gagak ini yang sangat luas.

Apalagi, gagak paruh besar termasuk sangat adaptif. Jadi, sekalipun kehilangan habitat alami, burung ini bisa dengan nyaman pindah ke tempat baru, semisal pemukiman manusia. Hal yang menjadi masalah adalah konflik yang sering terjadi antara burung ini dengan manusia karena mereka gemar mengacak-acak sampah dan mencuri barang. Namun, tingkatan konflik ini tidak sampai menyebabkan perburuan secara besar-besaran.

Kalau bicara kemampuan adaptasi di lingkungan manusia, keluarga burung memang jadi salah satu yang terbaik. Buktinya, gagak paruh besar dengan ukuran yang relatif besar pun bisa hidup dengan nyaman di sekitar kita. Hal ini membuktikan kalau sekalipun manusia mampu mengubah rupa alam, penghuni yang ada di dalamnya selalu punya cara untuk beradaptasi dengan keadaan yang terjadi di rumah mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Science

See More

Berapa Lama Anjing Hamil? Ini Tahapan Kehamilan Anjing

26 Sep 2025, 18:04 WIBScience