Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Hiu Sirip Merah, Kenapa Tidak Mirip Hiu pada Umumnya?

potret samping dari hiu sirip merah (commons.wikimedia.org/MerlinSenger)
potret samping dari hiu sirip merah (commons.wikimedia.org/MerlinSenger)
Intinya sih...
  • Hiu sirip merah bukanlah hiu sejati karena masuk dalam ordo Actinopterygii.
  • Hiu sirip merah agresif dan dapat mengonsumsi berbagai jenis makanan.
  • Habitat alami ikan ini di perairan Asia Tenggara.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau membaca atau mendengar nama hiu, pikiran kita pasti langsung tertuju pada sosok ikan predator dengan deretan gigi taring tajam dan sanggup memangsa apa pun yang ada di hadapan mereka. Akan tetapi, faktanya ada banyak spesies hiu yang jauh dari anggapan tersebut. Malahan, ada jenis hiu yang bisa memikat mata siapa saja yang melihat mereka. Nah, salah satu ikan hiu yang bisa dibilang punya perawakan menarik adalah hiu sirip merah atau hiu pelangi (Epalzeorhynchos frenatum).

Secara ukuran, mereka terbilang sangat kecil, yakni dengan panjang tubuh sekitar 15 cm saja. Selain itu, dari penampilan luar, ikan yang satu ini memang tak memiliki bentuk layaknya ikan hiu yang ditemukan di laut. Justru, ikan ini terbilang mirip seperti keluarga ikan karper, tetapi dengan ujung masing-masing sirip berwarna merah. Lantas, kenapa mereka diberi nama hiu, ya? Sembari mencari jawaban untuk pertanyaan tersebut, yuk, simak fakta-fakta menarik lain dari ikan air tawar yang satu ini!

1. Bukan keluarga hiu sejati

hiu sirip merah bukan termasuk hiu sejati (commons.wikimedia.org/Gonzalo Valenzuela)
hiu sirip merah bukan termasuk hiu sejati (commons.wikimedia.org/Gonzalo Valenzuela)

Meski ada kata hiu dalam nama mereka, sebenarnya hiu sirip merah tak termasuk dalam keluarga hiu sejati. Sebab, ordo dari kedua ikan ini sangat berbanding terbalik. Dilansir WebMD, hiu sirip merah masuk dalam ordo Actinopterygii yang merupakan kelompok ikan dengan sirip bersirip pari. Sementara itu, hiu sejati masuk dalam ordo Chondrichthyes

Lantas mengapa ikan yang satu ini mendapatkan nama hiu kendati berasal dari takson yang berbeda? Ternyata alasan utamanya berasal dari temperamen ikan yang satu ini. Meski memiliki ukuran mungil, sebenarnya hiu sirip merah cukup agresif jika dipelihara di akuarium. Ikan ini tak segan untuk menyerang satu sama lain ataupun ikan lain yang ada di sekitar. Bahkan, tak jarang ikan yang satu ini akan menyerang ikan lain hingga mati.

Selain dari temperamen, ada bagian tubuh dari ikan ini juga membuat mereka menyandang nama hiu. Bagian tubuh tersebut adalah bentuk tubuh secara keseluruhan serta sirip punggung hiu sirip merah yang tampak mirip seperti hiu sejati. Kalau menurutmu, ikan yang satu ini cukup mirip dengan hiu sejati, tidak?

2. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

Hiu sirip merah merupakan spesies ikan yang menghuni dasar sungai. (commons.wikimedia.org/Gonzalo Valenzuela)
Hiu sirip merah merupakan spesies ikan yang menghuni dasar sungai. (commons.wikimedia.org/Gonzalo Valenzuela)

Hiu sirip merah ternyata merupakan ikan yang berasal dari perairan Asia Tenggara. Mereka dapat ditemukan mulai dari Thailand, Laos, dan Kamboja. Sementara itu, habitat alami ikan air tawar ini berupa sungai-sungai besar yang ada di sepanjang peta persebaran mereka. Dilansir Seriously Fish, hiu sirip merah bisa ditemukan dekat dengan dasar sungai yang berpasir ataupun berbatu. Mereka kadang bergerak menuju dataran banjir ataupun hutan ketika musim hujan tiba.

Hiu sirip merah tergolong sebagai ikan omnivor. Artinya, mereka dapat mengonsumsi makanan apa pun, mulai dari tanaman air hingga hewan kecil. Alga, larva serangga, cacing, krustasea, hingga zooplankton bisa jadi makanan bagi mereka. Bahkan, diketahui kalau ikan ini juga dapat mengonsumsi bayam, selada, dan cacing beku. Hiu sirip merah termasuk ikan krepuskular sehingga mereka lebih aktif mencari makan ketika Matahari belum terbit atau baru terbenam.

3. Ikan soliter yang menjaga ekosistem

potret pasangan hiu sirip merah (commons.wikimedia.org/Drachenschwertträger36)
potret pasangan hiu sirip merah (commons.wikimedia.org/Drachenschwertträger36)

Dilansir Ocean Info, hiu sirip merah lebih suka hidup menyendiri. Mereka menghindari hidup berkelompok. Kalaupun sedang bersama hiu sirip merah lain, mereka hanya akan bergerak bersama pasangan.

Menariknya, keberadaan ikan yang satu ini di alam ternyata sangat membantu menjaga kebersihan ekosistem, lho. Hal ini karena salah satu makanan favorit mereka, yakni alga. Seperti yang kita ketahui, jika satu badan sungai ditutupi alga dalam jumlah besar, penghuni di dalamnya akan mengalami masalah, semisal kekurangan sinar Matahari ataupun kerusakan tubuh. Karena itu, spesies ikan yang dapat mengonsumsi alga dalam jumlah besar menjadi sangat penting untuk menjaga kebersihan sungai.

Di sinilah peran penting dari hiu sirip merah. Mereka merupakan jenis ikan yang menghuni dasar sungai dan selalu aktif mencari makan. Jika mereka tetap dijaga dalam jumlah besar di habitat alami, sudah pasti populasi alga di sungai-sungai tempat mereka berada dapat terkontrol dengan baik.

4. Sistem reproduksi

kumpulan hiu sirip merah yang masih muda dalam satu tangki (commons.wikimedia.org/Yercaud-elango)
kumpulan hiu sirip merah yang masih muda dalam satu tangki (commons.wikimedia.org/Yercaud-elango)

Musim kawin bagi hiu sirip merah berlangsung sekitar Oktober—November. Tak banyak hal yang kita ketahui tentang ritual perkawinan mereka karena di alam liar tak pernah didokumentasikan dan sangat sulit bagi ikan ini untuk bereproduksi dengan campur tangan manusia. Yang jelas, pembuahan telur ikan ini terjadi secara eksternal. Betina akan mengeluarkan telur di dalam air dan pejantan akan langsung membuahi telur tersebut.

Dilansir AZ Animals, telur hiu sirip merah hanya butuh waktu seminggu sebelum menetas dan anak ikan ini dapat langsung berenang. Sementara itu, agar bisa jadi dewasa sepenuhnya, mereka memerlukan waktu hingga 1 tahun. Menariknya, usia maksimal ikan ini berbanding terbalik antara individu yang tinggal di alam dan akuarium. Hiu sirip merah yang ada di alam liar bisa hidup hingga 8 tahun. Sementara, jika dipelihara manusia, mereka hanya bisa bertahan selama 6 tahun.

5. Sangat populer untuk mengisi akuarium

Jika dipelihara, hiu sirip merah tak segan untuk menyerang ikan lain yang ada dalam satu akuarium dengan mereka. (commons.wikimedia.org/Vengolis)
Jika dipelihara, hiu sirip merah tak segan untuk menyerang ikan lain yang ada dalam satu akuarium dengan mereka. (commons.wikimedia.org/Vengolis)

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, hiu sirip merah memang sering dipelihara manusia. Bahkan, ikan yang satu ini cukup populer untuk mengisi akuarium dan bisa ditemui relatif mudah di toko-toko yang menjual ikan hias. Hanya saja, mereka sebenarnya bukan jenis ikan yang direkomendasikan untuk dipelihara pemula karena sejumlah alasan.

Dilansir Animalia, temperamen hiu sirip merah bisa jadi agresif jika dipelihara di akuarium. Ikan ini akan menyerang ikan apa pun yang ada di sekitar mereka jika berukuran hampir sama atau lebih kecil. Parahnya lagi, tak jarang hiu sirip merah dewasa mengejar ikan lain di akuarium hingga mati, mengingat mereka menjadikan akuarium sebagai teritori dan tidak suka dengan kehadiran ikan lain.

Dengan demikian, perlu pemelihara yang sudah berpengalaman jika ingin mengisi hiu sirip merah ke dalam akuarium. Salah satu hal penting yang perlu diingat ialah membuat akuarium memiliki ukuran jumbo supaya ikan ini bisa berenang dan menandai teritori dengan leluasa. Selain itu, jangan lupa menutup bagian atas akuarium karena tak jarang ikan ini akan melompat ke atas. Terakhir, pemilihan jenis ikan lain di dalam akuarium untuk menemani hiu sirip merah wajib dilakukan supaya temperamen agresif ikan ini dapat diredam.

Meski menyandang nama hiu dalam nama mereka, ternyata hiu sirip merah sama sekali tak berkerabat dengan hiu sejati yang kita kenal di lautan. Ikan air tawar ini justru jadi spesies ikan yang diminati untuk menghuni akuarium. Selain karena penampilan mereka yang menarik, ikan ini juga bisa berfungsi sebagai pembersih akuarium karena bisa mengonsumsi sisa-sisa makanan ikan lain ataupun lumut yang tumbuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us