Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Tikus Hazel, si Imut yang Rutin Hibernasi

potret tikus hazel dewasa di sekitar tanaman buah (commons.wikimedia.org/Danielle Schwarz)
potret tikus hazel dewasa di sekitar tanaman buah (commons.wikimedia.org/Danielle Schwarz)
Intinya sih...
  • Tikus hazel adalah spesies tikus penidur dengan persebaran luas di Eropa, terutama di Inggris dan Wales.
  • Mereka merupakan hewan omnivor yang makanannya bervariasi sesuai musim, termasuk kacang hazel yang menjadi inspirasi nama mereka.
  • Tikus hazel tinggal di wilayah empat musim dan melakukan hibernasi panjang pada musim dingin untuk bertahan hidup.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tikus penidur atau dormice (famili Gliridae) bisa dibilang jadi keluarga pengerat yang punya penampilan sangat menarik. Ukuran kecil, seluruh tubuh yang ditutupi bulu, hingga wajah imut mereka punya kesan positif untuk sebagian besar dari kita. Total terdapat sekitar 29 spesies tikus penidur berbeda. Adapun, satu spesies yang paling dikenal luas bernama tikus hazel (Muscardinus avellanarius).

Tikus hazel punya ukuran yang sangat kecil jika dibandingkan dengan kebanyakan tikus penidur lain, yakni dengan panjang sekitar 6—9 cm dan bobot kurang dari 40 gram. Mereka tampil dengan bulu berwarna cokelat keemasan, sepasang mata besar dengan pupil berwarna hitam, dan ekor panjang dengan bulu ekstratebal. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan mengupas sejumlah fakta dari pengerat imut ini. Kalau sudah sangat penasaran, langsung gulirkan layarmu ke bawah, ya!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

Tikus hazel merupakan jenis pengerat yang dapat ditemukan di Eropa. (commons.wikimedia.org/Dave Hernon)
Tikus hazel merupakan jenis pengerat yang dapat ditemukan di Eropa. (commons.wikimedia.org/Dave Hernon)

Dibandingkan dengan tikus penidur lain, tikus hazel punya peta persebaran paling luas. Mereka bisa ditemukan hampir di seluruh wilayah Eropa, kecuali Skandinavia, Spanyol, dan Portugal. Bahkan, Animalia melansir bahwa persebaran utama dari tikus hazel sebenarnya berada di Inggris dan Wales. Untuk pilihan habitat, tikus ini utamanya akan berada di sekitar hutan dengan vegetasi lumayan rapat. Namun, mereka kadang juga ditemukan di kawasan semak belukar.

Untuk memenuhi perut, pengerat ini termasuk dalam kategori hewan omnivor. Secara khusus, nama tikus hazel ternyata terinspirasi dari jenis makanan favorit mereka, yaitu kacang hazel atau kacang bunduk. Untuk membuka cangkang bagian luar biji-bijian yang akan mereka konsumsi, tikus hazel akan menggigit sebuah lubang halus yang jadi ciri khas spesies ini jika dibandingkan dengan pengerat lain.

Oh, ya, meski makanan favorit mereka adalah kacang hazel, tikus hazel tetap bisa mengonsumsi berbagai jenis biji-bijian lain. Selain itu, makanan mereka juga tergantung pada musim yang sedang mereka jalani. Saat musim semi tiba, misalnya, pengerat ini akan banyak mengonsumsi bunga dan nektar. Makanan lain yang bisa dikonsumsi tikus hazel ada buah-buahan, telur burung, hingga serangga.

2. Rutin melakukan hibernasi

Saat hibernasi, tikus hazel akan tidur dalam posisi melingkar layaknya bola tenis. (commons.wikimedia.org/Михаил Малышев)
Saat hibernasi, tikus hazel akan tidur dalam posisi melingkar layaknya bola tenis. (commons.wikimedia.org/Михаил Малышев)

Sebagai hewan yang tinggal di wilayah yang memiliki empat musim dalam setahun, tikus hazel harus beradaptasi supaya bisa bertahan dengan baik. Khusus pada musim dingin, pengerat imut ini mampu bertahan dengan baik karena rutin melakukan hibernasi panjang yang dimulai sejak Oktober—April. Sebelum mulai beristirahat, tikus hazel sebisa mungkin akan mengumpulkan cadangan lemak di dalam tubuh mereka melalui makanan. 

Setelah itu, tikus ini mulai mempersiapkan sarang sebagai tempat mereka beristirahat. Dilansir Animal Diversity, sarang tikus hazel berada di tanah, tepatnya di dekat batang pohon yang dibangun dari rumput, bulu burung, ataupun kulit kayu hingga membentuk seperti bola tenis. Mereka juga akan memanfaatkan sisa lubang milik hewan lain sebagai tempat istirahat jika kebetulan bertemu.

Tikus hazel kemudian akan tidur dengan posisi melingkar dengan ekor yang akan menutupi kepala dan badan demi menjaga kehangatan. Menariknya, tubuh tikus hazel dapat mengontrol suhu tubuh yang ditandai dengan penurunan suku sekitar 0,25—0,5 derajat celsius dari suhu normal. Sebagai perbandingan, suhu normal tikus ini biasanya berada antara 34—36 derajat celsius.

3. Sangat suka berada di atas pohon

seekor tikus hazel yang sedang memanjat pohon pinus (commons.wikimedia.org/Massimo L.)
seekor tikus hazel yang sedang memanjat pohon pinus (commons.wikimedia.org/Massimo L.)

Tikus hazel merupakan hewan nokturnal yang hidup secara menyendiri. Bahkan, tikus jantan tak segan bertindak agresif jika ada individu lain yang masuk ke wilayah mereka. Selain itu, tikus yang satu ini terkenal sebagai hewan arboreal yang dapat memanjat pohon dengan baik.

Dilansir Animalia, ketika beraktivitas, khususnya dalam mencari makan, tikus hazel akan melompati pepohonan yang ada di sekitar wilayah mereka. Kaki mereka sangat kuat dan bisa bekerja layaknya tangan pada manusia. Oleh sebab itu, tikus ini dapat dengan mudah menggenggam ranting ataupun memanjat pohon secara vertikal ketika sedang bergerak. Sebagian besar hidup tikus hazel banyak dihabiskan di atas pohon. Mereka hanya akan menginjak tanah pada saat tertentu, semisal ketika akan melakukan hibernasi dengan sarang yang berada di tanah.

4. Sistem reproduksi

induk tikus hazel yang sedang memindahkan anaknya (commons.wikimedia.org/Massimo L.)
induk tikus hazel yang sedang memindahkan anaknya (commons.wikimedia.org/Massimo L.)

Tak banyak fakta yang kita ketahui tentang perkawinan tikus hazel. Bahkan, sejauh ini, kita masih menduga kalau tikus ini merupakan hewan poligini karena jantan sangat teritorial di luar musim kawin. Adapun, musim kawin bagi tikus hazel dimulai sejak Juni hingga Oktober. Masa kehamilan betina bisa dibilang sangat singkat, yakni antara 22—28 hari saja.

Animal Diversity melansir kalau tikus hazel betina dapat melahirkan sekitar 1—7 ekor anak dalam 1 musim kawin. Betina akan merawat anak sendirian, terutama pada fase 3 minggu pertama anak mereka. Tak butuh waktu lama bagi anak tikus ini untuk bisa hidup mandiri. Pada minggu kelima, mereka sudah dapat hidup sendiri dan mempersiapkan kebutuhan hibernasi saat musim dingin tiba.

5. Status konservasi

Meski ukuran mereka kecil, tikus hazel jadi spesies yang sangat penting bagi ekosistem mereka. (commons.wikimedia.org/Dimitǎr Boevski)
Meski ukuran mereka kecil, tikus hazel jadi spesies yang sangat penting bagi ekosistem mereka. (commons.wikimedia.org/Dimitǎr Boevski)

Dari populasi dan peta persebaran, sebenarnya tikus hazel bisa dibilang ada pada angka yang aman. IUCN Red List juga masih menempatkan tikus ini dalam kategori kekhawatiran rendah (Least Concern). Akan tetapi, di alam liar, tikus hazel sebenarnya sedang mengalami masalah yang mirip seperti kebanyakan hewan lain di seluruh dunia.

Dilansir People's Trust for Endangered Species, masalah utama yang dialami tikus hazel adalah kerusakan habitat. Padahal, hutan tempat tinggal tikus hazel juga membutuhkan pengerat kecil ini agar bisa menyebarkan benih. Ketika pohon itu ditebang karena aktivitas manusia, baik tikus hazel maupun pohon tersebut akan sama-sama kehilangan tempat tinggal.

Ya, tikus hazel merupakan salah satu spesies hewan polinator alami. Mereka dapat menyebarkan benih dari pohon maupun bunga yang mereka konsumsi sehingga roda ekosistem dapat tetap terjaga. Selain itu, si imut ini juga jadi mangsa potensial bagi banyak predator, khususnya pada musim dingin, yang membuat kehadiran tikus hazel di alam Eropa menjadi semakin penting.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us