5 Fakta Barakuda Besar, Ikan yang Suka dengan Objek Berkilauan

Ikan barakuda (genus Sphyraena) terkenal sebagai kelompok ikan bertubuh panjang layaknya torpedo dengan kecepatan dan kekuatan yang sangat menakjubkan. Total ada sekitar 29 spesies ikan barakuda berbeda yang tersebar di seluruh lautan. Di antara seluruh spesies itu, ada satu yang dinobatkan sebagai ikan barakuda paling masif secara ukuran, yakni barakuda besar (Sphyraena barracuda).
Bayangkan saja, panjang tubuh yang dapat diraih barakuda besar berkisar antara 1,7—3 meter dengan bobot 40—50 kg. Untuk penampilan, spesies barakuda ini punya sisik berwarna perak berkilau dengan deretan 23 garis vertikal berwarna kehitaman pada masing-masing sisi tubuh. Selain itu, di dalam mulut barakuda besar, terdapat barisan gigi taring dengan dua tipe berbeda, yakni taring berukuran besar dan berukuran kecil. Masing-masing gigi tersebut mengarah ke dalam mulut sehingga meminimalisir peluang mangsa lari setelah digigit.
Di luar penampilan yang nyentrik itu, barakuda besar tentu menyimpan berbagai fakta menarik. Salah satunya terkait warna kesukaan mereka yang kadang mengakibatkan serangan pada manusia. Penasaran dengan pembahasan lengkapnya? Yuk, langsung simak di bawah ini!
1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

Barakuda besar adalah ikan spesialis penghuni perairan hangat. Menariknya, ikan ini ditemukan hampir di seluruh perairan tropis di dunia. Mulai dari kawasan Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, Samudra Hindia, Laut Bermuda, Laut Karibia Laut Merah, sampai Laut Mediterania. Mereka hanya absen di sekitar Pasifik Timur saja.
Pilihan habitat barakuda besar terbilang cukup beragam. Dilansir Florida Museum, mereka dapat hidup nyaman di sekitar terumbu karang, kawasan rumput laut, sampai hutan bakau. Kadang-kadang ikan ini turut berada di perairan lepas dengan kedalaman antara 0—100 meter di bawah permukaan laut.
Tentunya, ikan yang satu ini termasuk karnivor sejati. Mereka mengonsumsi berbagai jenis ikan yang ada di sekitar, baik berukuran besar maupun kecil. Karena termasuk predator oportunistik, barakuda besar tak akan melewatkan kesempatan sekecil apa pun untuk mengonsumsi makanan. Kalau ukuran mangsa kecil, mereka bisa langsung menelannya, sementara kalau yang berukuran besar, mereka masih perlu menggigit mangsa sampai jadi bagian-bagian yang mudah ditelan.
2. Mata yang tajam sampai bahaya bagi manusia

Barakuda besar lebih banyak aktif selama Matahari terbit alias tergolong hewan diurnal. Menariknya, ketika berburu mangsa, ikan yang satu ini ternyata lebih mengandalkan indera penglihatan ketimbang penciuman. Malahan, salah satu cara ikan ini mengidentifikasi ikan-ikan yang biasa jadi makanan adalah lewat kilauan warna perak yang dipancarkan target.
Secara naluri, barakuda besar tahu kalau objek yang berkilauan itu merupakan mangsa yang sesuai. Sayangnya, hal ini kadang menimbulkan bahaya sendiri bagi manusia. Sea World melansir, barakuda besar sering menganggap objek berkilauan yang dibawa penyelam—mulai dari jam tangan sampai tombak—itu sebagai mangsa potensial. Alhasil, pernah tercatat serangan pada penyelam akibat kesalahpahaman itu. Oleh sebab itu, penyelam yang hendak masuk ke sekitar habitat barakuda besar selalu diperingatkan untuk melepas peralatan yang mungkin dapat berkilau saat ada di bawah air.
Sebenarnya, serangan barakuda besar terhadap manusia itu sangat jarang. Selama tidak di provokasi atau tidak membawa alat berkilauan, ikan ini cenderung tenang atau menghindari manusia. Namun, sekalinya terjadi serangan, ikan yang satu ini mampu memberikan gigitan yang menyakitkan sekaligus meninggalkan bekas luka yang tak akan dilupakan. Jadi, hati-hati kalau sedang menyelam di sekitar ikan ini, ya!
3. Kehidupan sosial

Kalau sudah dewasa, sebenarnya barakuda besar lebih condong sebagai hewan soliter. Namun, ada momen tertentu dimana ikan ini akan membentuk kelompok dalam jumlah tertentu. Menariknya, anggota kelompok itu berjumlah antara ratusan sampai ribuan individu. Biasanya, kelompok tersebut banyak terbentuk di antara barakuda berusia muda ataupun dewasa dengan kondisi khusus.
Animal Diversity melansir bahwa kondisi khusus yang dimaksud adalah sewaktu barakuda besar usia dewasa sedang mencari makan pada siang hari. Mengingat jumlah mangsa yang juga sering bergerombol serta demi menghindari serangan predator, maka barakuda besar akan membentuk kelompok sementara sepanjang siang hari. Begitu malam hari tiba, mereka kembali menjadi hewan yang soliter karena hendak beristirahat.
4. Sistem reproduksi

Sebenarnya masih banyak hal tentang sistem reproduksi barakuda besar yang belum kita ketahui. Bahkan, soal kapan waktu yang tepat bagi ikan ini bereproduksi masih jadi tanda tanya. Diperkirakan kalau waktu paling sesuai itu sekitar musim semi. Meskipun demikian, ada pula yang menyebut kalau barakuda besar mampu bereproduksi kapan saja sepanjang tahun. Perbedaan pandangan ini kemungkinan besar disebabkan karena rentang persebaran ikan ini yang sangat luas
Yang jelas, mereka bereproduksi dengan cara bertelur yang dibuahi secara eksternal. Artinya, betina mula-mula akan mengeluarkan telur di dalam air sebelum jantan mengeluarkan sperma untuk membuahi telur tersebut. Jumlah telur diperkirakan antara 5 ribu—30 ribu butir dalam satu kali masa reproduksi. Animal Diversity melansir bahwa telur barakuda besar akan dibiarkan begitu saja oleh kedua induk setelah proses pembuahan selesai.
Oleh sebab itu, telur yang berhasil menetas jadi anak barakuda besar sudah mampu hidup mandiri sejak awal. Mula-mula, anak barakuda besar akan tinggal di perairan dangkal dan seiring berjalannya waktu dan bertambahnya ukuran, mereka akan bergerak ke perairan lebih dalam. Di alam liar, barakuda besar diketahui mampu mencapai usia 14 tahun.
5. Status konservasi

Kalau melihat catatan IUCN Red List, barakuda besar masuk dalam kategori hewan dengan risiko rendah (Least Concern). Namun, sejauh ini tidak diketahui berapa populasi di alam liar serta tren populasi yang terjadi dalam beberapa tahun ke belakang. Hal ini terbilang wajar karena persebaran barakuda besar yang sangat luas sehingga sulit untuk memperoleh data yang pasti.
Ditambah lagi, tak ada ancaman yang serius bagi barakuda besar, tentunya selain perubahan iklim dan kerusakan habitat. Meski terlihat besar dan punya potensi daging yang banyak, mereka tidak jadi target tangkapan nelayan. Dilansir Sea World, hal ini disebabkan karena daging barakuda besar menyebabkan keracunan yang disebut ciguatera. Diperkirakan kalau hal ini disebabkan oleh kebiasaan barakuda besar untuk mengonsumsi alga yang mengandung racun dalam jumlah besar.
Uniknya, kalau kita berbicara soal para pemancing di laut, barakuda besar punya reputasi yang sangat baik. Tenaga tarikan ikan ini terbilang sangat kuat dan agresif sehingga begitu disukai. Apalagi, kecepatan renang barakuda besar sangat impresif, yakni mencapai 56 km per jam. Oleh sebab itu, di perairan lepas, sensasi tarikan dari barakuda besar pasti dinantikan dan sangat dinikmati oleh para pemancing.