4 Fakta Ilmiah dari Sistem Pernapasan Semut, Gak Punya Paru-paru!

- Semut bernapas lewat spirakel, bukan hidung atau paru-paru
- Trakea membawa oksigen langsung ke sel tubuh
- Ukuran tubuh membatasi sistem pernapasan semut
Semut dikenal sebagai makhluk kecil yang sangat aktif dalam bergerak, bahkan memiliki kemampuan untuk mengangkat beban berkali-kali lipat dari bobot tubuhnya sendiri. Namun, dibalik kemampuan fisik yang dimiliki oleh semut ternyata ada sistem pernapasan unik yang dimiliki hewan kecil tersebut dan sangat berbeda jika dibandingkan dengan manusia atau mamalia lainnya.
Fakta menariknya semua ternyata tidak memiliki paru-paru sebagai organ utama untuk menunjang sistem pernapasan, melainkan mengandalkan adanya sistem khusus yang memungkinkan adanya pertukaran gas secara efisien. Oleh sebab itu, perhatikan beberapa fakta ilmiah berikut ini terkait sistem pernapasan yang dimiliki semut, sehingga dapat menopang tubuh mereka yang kecil dengan aktivitas tinggi yang dilakukannya.
1. Semut bernapas lewat spirakel, bukan hidung atau paru-paru

Spirakel merupakan lubang-lubang kecil yang terdapat di sepanjang sisi tubuh semut dan memiliki fungsi utama sebagai pintu masuk, serta pintu keluar dari udara. Lubang ini ternyata terhubung secara langsung ke jaringan tabung halus yang disebut sebagai trakea yang memang berfungsi untuk mengantarkan oksigen ke seluruh sel-sel tubuh.
Berbeda dengan paru-paru yang membutuhkan sistem pemompaan, justru udara masuk ke bagian spirakel secara pasif melalui difusi. Hal inilah yang membuat semut bisa bernafas tanpa perlu organ besar, seperti paru-paru yang mungkin tidak akan efisien pada tubuh dengan ukuran yang kecil seperti mereka.
2. Trakea membawa oksigen langsung ke sel tubuh

Sistem trakea pada semut memungkinkan oksigen untuk bisa masuk secara langsung ke jaringan tubuh tanpa melalui darah sebagai pengantar utamanya. Tabung-tabung yang dimiliki trakea bercabang sangat halus dan dapat menyebar ke seluruh tubuh semut untuk bisa menjangkau setiap sel yang dimiliki hewan tersebut.
Melalui sistem tersebut, maka tidak heran apabila oksigen bisa langsung mencapai bagian tubuh yang memang memerlukan energi untuk bergerak atau bekerja. Hal ini membuat proses metabolisme tetap terasa efisien, meski ukuran tubuh semut sangatlah kecil dan kecepatan difusi oksigen dalam sistem ini juga mendukung adanya gaya hidup aktif yang dimiliki oleh semut.
3. Ukuran tubuh membatasi sistem pernapasan semut

Dikarenakan lebih mengandalkan pada difusi udara melalui spirakel dan trakea, maka tidak heran apabila semut hanya tumbuh hingga ukuran tertentu. Semakin besar tubuh serangga, maka biasanya semakin sulit oksigen untuk bisa menyebar secara merata ke seluruh bagian tubuh melalui adanya difusi pasif.
Hal ini tentu menjelaskan mengapa semut dan serangga lain dianggap tidak bisa tumbuh sebesar hewan bertulang belakang, sebab memang memiliki sistem pernapasan yang berbeda. Sistem pernapasan yang dimiliki serangga tidak dirancang untuk mengatasi kebutuhan oksigen dalam volume tubuh yang relatif besar dari yang dimilikinya sekarang.
4. Spirakel bisa dibuka dan ditutup untuk menghemat energi

Spirakel pada semut ternyata tidak selalu dibuka terus menerus, melainkan dapat dikontrol untuk bisa membuka dan menutup sesuai dengan kebutuhan oksigen yang dimiliki tubuh. Saat aktivitas rendah atau istirahat, maka spirakel tersebut akan ditutup untuk mengurangi kehilangan air dan juga menjaga efisiensi energi yang ada.
Kemampuan untuk mengatur spirakel dapat membantu semut untuk bertahan hidup di lingkungan yang kondisinya kering dan juga penuh debu. Mekanisme tersebut juga dianggap sebagai bentuk adaptasi yang evolusioner dan cukup efektif untuk menunjang keberlangsungan hidup semut di berbagai kondisi habitat.
Sistem pernapasan semut memang berbeda jauh dari makhluk hidup yang ukurannya besar, namun tidak kalah efisien dan mengagumkan. Dengan mengandalkan spirakel dan trakea, maka semut bisa memenuhi kebutuhan oksigen secara optimal tanpa memiliki paru-paru. Dari semut kita belajar bahwa kesederhanaan tentu merupakan kunci efisien untuk bisa bertahan hidup di berbagai habitat yang ada!