Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Ilmiah Mengenai Gigitan Komodo, Mengandung Racun!

ilustrasi komodo (pexels.com/Fajar Setiawan)

Komodo merupakan salah satu predator puncak yang memiliki cara berburu cukup unik, namun sekaligus mematikan. Gigitan yang dimiliki komodo bukan hanya kuat, namun juga memiliki efek biologis yang dapat melemahkan atau bahkan berpotensi membunuh mangsa yang digigitnya, termasuk dalam hal ini adalah hewan lain atau bahkan manusia.

Ada penelitian ilmiah yang mengungkapkan bahwa gigitan komodo bukan hanya mengandalkan pada kekuatan rahang yang dimilikinya, namun juga terdapat racun dan bakteri yang memiliki peran dalam proses perburuan. Berikut ini merupakan beberapa fakta ilmiah mengenai gigitan komodo yang membuatnya menjadi salah satu predator paling efektif dan mematikan.

1. Memiliki rahang yang kuat dan gigi bergerigi

ilustrasi komodo (pexels.com/Dimitri Dim)

Komodo ternyata memiliki gigi yang berbentuk bergerigi dan tajam, sehingga terlihat mirip seperti gigi hiu yang memang dirancang secara khusus untuk merobek daging mangsanya. Struktur yang dimiliki pada gigi komodo sangat memungkinkan mereka untuk bisa menggigit dengan kecepatan yang tepat, sehingga menyebabkan adanya luka robek yang cukup parah.

Walau memang gigitan komodo tidak sekuat gigitan buaya, namun tekanan pada gigitan komodo ternyata cukup untuk bisa menembus daging atau bahkan memicu adanya pendarahan hebat. Gigi bergerigi yang dimilikinya ternyata sangat efektif untuk membantu hewan tersebut dalam mencari-cabik daging dengan gerakan kepala yang sangat cepat pada saat berburu mangsa.

2. Mengandung racun yang dapat melemahkan mangsa

ilustrasi komodo (pexels.com/Erika Birdy)

Pada awalnya ilmuwan mengira bahwa komodo dapat membunuh mangsanya dengan infeksi akibat bakteri yang terdapat di mulutnya. Namun, penelitian terbaru justru menemukan bahwa komodo sebetulnya memiliki kelenjar racun di bagian rahang yang mengandung adanya zat antikoagulan, sehingga inilah yang dapat memicu bahaya.

Racun yang mengandung zat koagulan pada komodo dapat menimbulkan tekanan darah mangsanya menjadi menurun secara drastis, serta mencegah terjadinya pembekuan darah, sehingga korban akan terus-menerus mengalami pendarahan yang berkepanjangan dan pada akhirnya lemas. Efek racun tersebut dapat mempercepat kematian pada mangsa, sehingga memudahkan komodo untuk melacak dan menghabisinya dengan mudah.

3. Air liurnya penuh bakteri berbahaya

ilustrasi komodo (pexels.com/Mikhail Nilov)

Walau komodo memiliki racun, namun air liurnya ternyata tetap mengandung berbagai jenis bakteri yang sangat berbahaya dan berpotensi memperparah infeksi yang terdapat pada luka mangsa. Hal ini diakibatkan karena kebiasaan komodo yang sering memakan daging busuk, sehingga membuat kondisi mulutnya menjadi lingkungan yang sangat ideal untuk pertumbuhan bakteri patogen.

Jika mangsa berhasil melarikan diri setelah digigit, maka infeksi akibat bakteri dari gigitan komodo dapat menyebabkan sepsis, kelemahan, hingga bahkan kematian dalam beberapa hari. Melalui cara tersebut, maka komodo tetap dapat menemukan dan juga memakan mangsa yang kondisinya sudah mulai melemah.

4. Menggunakan teknik menyergap untuk menyerang mangsa

ilustrasi komodo (pexels.com/abimanyu photowork)

Komodo bukanlah tipikal hewan yang mau mengejar mangsanya dalam jarak jauh, sehingga mereka lebih sering bersembunyi dan menyerang secara tiba-tiba dengan menggunakan gigitan yang cepat. Komodo pada umumnya akan selalu membidik bagian kaki atau leher untuk bisa melumpuhkan korban dengan secepat dan seefektif mungkin.

Setelah selesai menggigit biasanya komodo akan terus mengikuti mangsanya yang sedang terluka dengan menggunakan indra penciuman yang tajam. Jika korban tidak langsung mati, maka komodo akan menunggu hingga efek racun dan juga infeksi yang dialami mangsanya bekerja sebelum akhirnya benar-benar menghabisi mangsa tersebut.

Gigitan komodo ternyata merupakan senjata yang paling mematikan, sebab menggabungkan adanya kekuatan fisik, racun, hingga bakteri yang dapat melumpuhkan mangsa dengan mudah. Tidak heran apabila keberadaan gigitan komodo dianggap berbahaya dan tidak boleh diabaikan. Komodo menjadi predator yang sangat efisien di habitatnya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us