5 Fakta Kadal Moncong Punuk, Ternyata Endemik Sri Lanka!

- Kadal moncong punuk memiliki tonjolan di ujung moncongnya, unik dan menarik
- Dimorfisme seksual kadal ini mencolok dalam bentuk warna, corak, dan bentuk tubuh
- Penyebaran kadal ini sangat sempit di Sri Lanka bagian tengah dan barat daya, membuat populasi terus menurun
Keberagaman jenis kadal di Benua Asia memang tak perlu dipertanyakan lagi karena berbagai jenis kadal ada di benua ini. Mau itu kadal kecil seperti bunglon, kadal raksasa seperti biawak, sampai kadal pohon yang berasal famili Agamidae. Dari banyaknya kadal di Benua Asia Lyriocephalus scutatus atau kadal moncong punuk jadi salah satu kadal yang sangat unik.
Seperti namanya, kadal dari famili Agamidae ini punya punuk atau tonjolan di ujung moncongnya. Ia juga merupakan kadal arboreal yang hanya bisa ditemukan di negara Sri Lanka, karena penyebarannya yang sempit itu populasi kadal ini terus menurun. Tak cuma itu, kadal moncong punuk juga punya beberapa hal unik yang sangat menarik untuk dibahas!
1. Punya punuk atau tonjolan di ujung moncong

Hanya dari melihat fotonya saja sudah terlihat kalau kadal ini punya ciri fisik yang unik yaitu tonjolan atau punuk di ujung moncongnya. Tonjolan inilah yang akhirnya menginspirasi para ahli untuk menamai hewan ini sebagai kadal moncong punuk, terang iNaturalist. Namun sampai sekarang masih belum jelas apa kegunaan dari punuk atau tonjolan bulat di ujung moncongnya tersebut.
Tapi jika melihat dari hewan atau reptil lain kita bisa menebak beberapa kemungkinan dari kegunaan punuk tersebut. Pertama, punuk tersebut bisa digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis saat musim kawin. Kedua, punuk tersebut bisa digunakan sebagai alat kamuflasme di pepohonan. Ketiga, punuk tersebut bisa digunakan untuk menakuti-nakuti predator atau penganggu. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui fungsi sebenarnya dari punuk tersebut.
2. Kadal moncong punuk menunjukan dimorfisme seksual

Dilansir Britannica, dimorfisme seksual adalah keadaan di mana individu jantan dan betina di satu spesies punya perbedaan yang mencolok. Perbedaan tersebut bisa mencakup perbedaan warna, ukuran, corak, kebiasaan, sampai bentuk tubuh. Dalam hal ini kadal moncong punuk punya dimorfisme seksual yang cukup mencolok dalam bentuk warna, corak dan bentuk tubuh.
Umumnya individu jantan punya warna dan corak yang lebih terang serta mencolok. Hijau terang, kuning, putih, biru, dan totol-totol hitam dapat terlihat di tubuh individu jantan. Sementara itu individu betina punya warna yang lebih gelap seperti cokelat muda, cokelat tua, dan kehitaman. Namun pada beberapa kasus juga terdapat individu betina yang punya warna hijau walau hijau yang dimiliki tidak seterang dan secerah individu jantan. Selain itu individu jantan juga punya layar di bagian atas leher dan membran berbentuk kantung di bawah leher, dua hal ini tentunya tidak dimiliki oleh kadal betina.
3. Hanya bisa ditemukan di Sri Lanka

Kadal moncong punuk punya penyebaran yang sangat sempit karena hanya bisa ditemukan di Sri Lanka, jelas GBIF. Bahkan ia tidak bisa ditemukan di seluruh daerah Sri Lanka karena kadal ini hanya menghuni Sri Lanka bagian tengah dan barat daya. Kamu tidak akan bisa menemukan kadal ini di Sri Lanka bagian timur, utara, barat, atau selatan. Penyebarannya yang sempit inilah yang akhirnya membuat populasi kadal moncong punuk terus menurun. Karena populasinya terus menurun reptil ini sampai masuk dalam kategori hewan yang rentan atau vulnerable. Penyebaran yang sempit, kerusakan alam, persaingan dengan spesies invasif, dan penyakit jadi beberapa hal yang mengancam populasi kadal ini.
4. Punya tubuh berwarna hijau dan cokelat

Secara umum kadal moncong punuk punya beberapa varian warna yang berbeda tergantung dari jenis kelamin dan masa pertumbuhannya. Individu muda dan betina punya warna yang dominan gelap seperti cokelat dan kehitaman. Sementara itu individu jantan dewasa punya warna yang lebih terang seperti hijau muda, hijau tua, biru, putih, hitam, cokelat muda, dan kuning.
Warna hijau pada kadal jantan dapat terlihat di sekujur tubuhnya mulai dari kepala, badan, ekor, sampai kaki. Warna putih dan biru terlihat di perut dan bagian bawah tubuhnya. Untuk warna kuning sendiri terlihat di membran kantung yang terletak di bagian bawah kepalanya, walau terkadang ada juga individu yang punya warna kuning di seluruh tubuh namun hal ini jarang terjadi. Terakhir, warna cokelat muda dan hitam menyebar di tubuh kadal ini, biasanya dua warna tersebut hadir dalam bentuk totol-totol atau garis tipis. Selain warna yang beragam kadal ini juga punya duri dan sisik yang menonjol di punggung dan badannya
5. Merupakan insektivora yang ahli memanjat

Seperti kadal lain yang berasal dari famili Agamidae, kadal moncong punuk juga merupakan insektivora yang suka memakan serangga dan invertebrata lain. Laba-laba, lipan, cacing, belalang, jangkrik, lalat, ngengat, kumbang, sampai lintah masuk ke menu makanannya, jelas WILD FREAKS. Tentunya dalam upaya berburu dan mencari berbagai jenis serangga kadal satu ini harus bisa memanjat bebatuan sampai pepohonan yang tinggi.
Kakinya yang panjang, cakarnya yang kuat, ekornya yang panjang, dan badannya yang ramping jadi senjata utamanya saat memanjat. Ekornya membantu menyeimbangkan tubuh, kaki dan cakarnya membantu mencengkeram ranting dan batang pohon, sementara itu badannya yang ramping dan ringan membuatnya bisa bergerak dengan cepat. Bahkan tubuhnya yang didominasi warna hijau dan cokelat merupakan alat kamuflase yang sangat efektif. Dengan semua hal itu kadal ini mampu berburu dengan efisien dan tak perlu khawatir akan mangsa yang kabur.
Ada banyak kadal di Benua Asia yang punya bentuk tubuh unik, salah satunya adalah kadal moncong punuk. Tak seperti unta yang punya punuk di punggung, kadal ini malah punya punuk berbentuk tonjolan bulat di ujung moncongnya. Sayangnya sampai sekarang belum ada yang tahu apa fungsi dari punuk tersebut. Selain berpunuk kadal ini juga unik karena punya warna yang bervariasi, tak cuma itu individu jantan dan betina juga punya warna dan bentuk tubuh yang jauh berbeda. Sayangnya menjadi unik tidak bisa membuat populasi kadal ini meroket naik. Sampai sekarang ia masih dikategorikan sebagai hewan yang rentan dan populasinya terus menurun.