Fakta Komet Thatcher, Induk Hujan Meteor Lyrid April 2024

Pada pertengahan April 2024, tepatnya mulai 15 April hingga 29 April 2024, bakal ada sebuah fenomena astronomi spektakuler yang dinamakan hujan meteor Lyrid. Diketahui, hujan meteor tersebut berasal dari serpihan komet Thatcher yang sempat melintas di orbit Bumi sekitar 1,5 abad yang lalu. Setiap tahunnya, yakni pada bulan April, puing-puing komet itu berubah menjadi meteor saat memasuki atmosfer Bumi.
Menariknya, fenomena tersebut bisa disaksikan dengan mata telanjang. Ini artinya, kamu bisa mengamati hujan meteor Lyrid tanpa alat bantu atau teleskop. Namun, sebelum menyaksikannya, yuk, simak fakta-fakta komet Thatcher yang merupakan induk hujan meteor Lyrid berikut ini!
1. Ditemukan pada tahun 1861 oleh A. E. Thatcher

Komet Thatcher ditemukan pada tahun 1861 oleh seorang ilmuwan bernama A. E. Thatcher. Nama lain dari komet ini adalah C/1861 G1. Thatcher ditemukan ketika ia berada pada titik perihelion atau jarak terdekatnya dengan Matahari.
Diketahui, NASA belum mengklasifikasikan Thatcher sebagai objek astronomi yang berbahaya lantaran orbitnya tidak begitu dekat dengan Bumi. Untuk saat ini, komet Thatcher sedang berada di suatu tempat yang sangat jauh. Ilmuwan memperkirakan C/1861 G1 akan kembali lagi pada tahun 2283.
2. Membutuhkan waktu sekitar 415 tahun untuk mencapai titik terdekatnya dengan Matahari

Thatcher merupakan komet periode panjang, yaitu komet yang membutuhkan waktu lebih dari 200 tahun untuk menyelesaikan satu kali orbitnya pada Matahari. Sejak ditemukan pada tahun 1861, hingga saat ini Thatcher belum terlihat lagi. Ini lantaran, mengutip dari NASA, benda langit tersebut membutuhkan waktu sekitar 415 tahun untuk menyelesaikan orbitnya terhadap Matahari.
Dilansir Earth Sky, saat ini C/1861 G1 masih berkelana ke tempat yang sangat jauh di luar angkasa. Ia akan mencapai di titik terjauhnya dari Matahari pada tahun 2070 dan diperkirakan kembali pada tahun 2283. Oleh sebab itu Thatcher diklasifikasikan sebagai komet periode panjang.
3. Serpihannya jatuh ke Bumi sebagai hujan meteor Lyrid setiap tahunnya

Saat berkelana mengitari Matahari, Thatcher meninggalkan debu atau serpihan pada lintasan yang dilewatinya. Ketika Bumi mencapai lintasan yang penuh dengan serpihan komet Thatcher, maka terjadilah hujan meteor Lyrid. Fenomena astronomi itu terjadi lantaran serpihan komet C/1861 G1 tertarik oleh gravitasi Bumi.
Saat memasuki Bumi, puing-puing komet Thatcher akan terbakar lantaran bergesekan dengan atmosfer. Gesekan itulah yang menyebabkan meteor yang turun ke Bumi terlihat berkilau atau bak bola api yang menyala. Kendati demikian, meteor yang jatuh ke Bumi tersebut tidaklah berbahaya.
Diketahui, hujan meteor adalah fenomena astronomi yang umum terjadi setiap tahun. Untuk kali ini, hujan meteor Lyrid akan memuncak sekitar 21 April 2024. Selain Lyrid, ada banyak hujan meteor yang turun ke Bumi pada bulan-bulan lainnya, seperti Perseid, Orionid, Eta Aquarid, dan lain sebagainya. Sama seperti Lyrid, semua hujan meteor yang menghiasi langit berasal dari serpihan komet yang pernah melintasi orbit Bumi.