- https://reptile-database.reptarium.cz/Tropidophis/canus
- https://www.thebhs.org/publications/the-herpetological-bulletin/issue-number-150-winter-2019/2018-13-autohaemorrhaging-in-a-bahamian-pygmy-boa-i-tropidophis-curtus-barbouri
Fakta Menarik Bahamian Pygmy Boa, Menangis Darah untuk Bertahan Hidup

- Ular Bahamian Pygmy Boa dikenal dengan beberapa nama dan termasuk dalam keluarga Tropidophiidae serta berada dalam ordo Serpentes.
- Bahamian Pygmy Boa adalah hewan endemik Kepulauan Bahama, hidup di pepohonan dan permukaan tanah.
- Ular ini memiliki ukuran tubuh yang relatif mungil, bersifat ovovivipar, dan memiliki mekanisme pertahanan autohaemorrhage.
Sumber:
Pada umumnya, ular dikenal karena taringnya yang tajam, bisa yang mematikan, serta lilitan kuat yang dapat menewaskan mangsanya. Semua kemampuan tersebut berkaitan erat dengan perilaku berburu. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa beberapa spesies ular juga memiliki mekanisme pertahanan diri yang unik dan tidak biasa. Salah satunya adalah Bahamian Pygmy Boa, ular langka endemik Kepulauan Bahama yang mampu mengeluarkan darah dari mata atau mulutnya secara sengaja ketika merasa terancam. Yuk, kita bahas fakta-fakta menarik tentang ular kecil ini!
1. Klasifikasi dan identitas spesies

Menurut laman The Reptile Database, ular Bahamian Pygmy Boa dikenal dengan beberapa nama, seperti Inagua Trope atau Bahama Wood Snake. Secara ilmiah, spesies ini bernama Tropidophis canus, yang dahulu juga tercatat sebagai Ungalia cana. Ular ini termasuk dalam keluarga Tropidophiidae, yaitu kelompok boa kerdil berukuran kecil.
Secara taksonomi, Bahamian Pygmy Boa berada dalam ordo Serpentes (ular) yang merupakan bagian dari kelompok besar Squamata yang juga mencakup kadal. Genus Tropidophis sendiri berisi berbagai spesies boa kecil yang banyak ditemukan di Karibia.
2. Endemik Kepulauan Bahama

Sesuai namanya, Bahamian Pygmy Boa adalah hewan endemik Kepulauan Bahama, khususnya Great Inagua Island. Artinya, ular ini hanya dapat ditemukan secara alami di wilayah tersebut dan tidak hidup secara liar di tempat lain.
Di habitatnya, ular ini bersifat semi-arboreal, yaitu hidup di dua area sekaligus: di pepohonan dan di permukaan tanah. Ketika berburu atau menghindari predator, mereka sering terlihat merayap di vegetasi rendah, namun tidak jarang ditemukan melata di tanah, seperti dilansir laman The Reptile Database.
3. Berukuran kecil dan ovovivipar

Sebagai bagian dari kelompok boa kerdil, Bahamian Pygmy Boa memiliki ukuran tubuh yang relatif mungil. Panjang ular dewasa hanya sekitar 30–60 cm, jauh lebih kecil dibandingkan boa pada umumnya. Tubuhnya berwarna abu-abu kecoklatan, sementara ujung ekornya memiliki warna mencolok seperti kuning atau oranye. Warna pada ekor ini berfungsi sebagai “umpan visual” untuk menarik perhatian mangsa kecil, misalnya kadal.
Dari sisi reproduksi, ular ini bersifat ovovivipar, yaitu menghasilkan telur yang menetas di dalam tubuh induk betina. Dengan demikian, betina akan melahirkan anak ular yang sudah sepenuhnya terbentuk, seperti dilansir laman British Herpetological Society.
4. Memiliki mekanisme pertahanan autohaemorrhage

Menurut laman British Herpetological Society, salah satu perilaku paling unik dari Bahamian Pygmy Boa adalah kemampuannya dalam mempertahankan diri. Ketika merasa terancam, ular ini tidak menggigit atau melawan. Sebaliknya, ia berusaha tampak lemah atau sekarat.
Dalam kondisi terdesak, ular ini dapat mengeluarkan darah dari mata atau mulutnya secara sengaja. Perilaku ini disebut autohaemorrhage, yaitu mekanisme pertahanan yang membuat predator mengira bahwa ular tersebut terluka parah atau bahkan tidak layak dimakan. Strategi ini biasanya efektif untuk mengusir pemangsa yang tidak ingin mengambil risiko memakan hewan yang terlihat sakit atau rusak.
Dengan segala keunikan yang dimilikinya, mulai dari ukuran tubuh yang mungil, warna ekor mencolok, hingga kemampuan luar biasa untuk mengeluarkan darah sebagai bentuk perlindungan, Bahamian Pygmy Boa menjadi salah satu ular paling menarik di dunia. Keberadaannya yang terbatas di Kepulauan Bahama menjadikannya spesies yang perlu mendapatkan perhatian khusus agar tetap lestari di habitat alaminya. Melalui pemahaman tentang perilaku dan karakteristiknya, kita tidak hanya menambah wawasan tentang keanekaragaman reptil, tetapi juga belajar untuk lebih menghargai betapa uniknya kehidupan liar di bumi ini.


















