5 Fakta Menarik Penyu Pipih, Hanya Bersarang di Australia?

Penyu pipih merupakan salah satu spesies penyu pemakan daging seperti halnya penyu tempayan atau penyu belimbing. Penyu karnivora ini memiliki diet beragam. Dilansir Animalia, mereka memangsa udang, ubur-ubur, karang yang lunak, timun laut, dan invertebrata lainnya. Penyu pipih juga dapat memakan lamun meski sangat jarang dilakukan.

Penyu pipih memiliki tempurung berwarna hijau zaitun atau abu pucat dengan bagian bawah tubuh berwarna krem kekuningan. Jika dilihat dari atas, bentuk karapasnya ialah oval atau menyerupai bentuk hati. Yang membedakan dari spesies penyu lain ialah  karapasnya yang cenderung datar dengan pinggiran yang sedikit melengkung ke atas. 

Ukuran penyu pipih tergolong sedang-sedang saja jika dibandingkan dengan spesies penyu lainnya. Dilansir dari Sea Turtle Conservancy, panjang penyu pipih dewasa ialah sekitar 99 centimeter dengan bobot rerata 90 kilogram.

Penyu identik sebagai satwa yang mengarungi laut terbuka hingga ke berbagai belahan dunia. Jika spesies penyu lain bisa bermigrasi antarbenua sejauh ribuan kilometer, tidak demikian dengan penyu pipih yang memiliki zona penjelajahan yang terbatas. Oceana bahkan menyebutkan bahwa penyu pipih ialah satu-satunya spesies penyu yang tidak menyelami perairan benua Amerika.

Situs Pemerintah Negara Bagian Queensland menyatakan penyu pipih hanya bersarang di daerah Queensland, the Northern Territory dan Australia Barat saja. Namun, keberadaan satwa Australia ini juga tercatat di perairan Papua Nugini dan Indonesia yang merupakan lokasi foraging mereka.

Selama musim kawin, penyu pipih bisa empat kali melakukan nesting. Menurut Sea Turtle Conservancy, sebanyak 50 telur bisa dihasilkan setiap bersarang, namun biasanya jumlahnya kurang dari itu. Tidak heran kalau spesies ini merupakan spesies yang bertelur paling sedikit di antara penyu lain yang bisa mencapai 100-200 telur sekali bersarang.

Meski memiliki jumlah telur paling sedikit, ukuran telur dan tukik penyu pipih lebih besar dari spesies penyu lainnya. Masa inkubasi telur penyu pipih ialah sekitar 55 hari sebelum mereka menetas.

Di habitat aslinya, telur penyu serta tukik yang baru menetas merupakan incaran berbagai satwa predator. See Turtles melansir di berbagai wilayah peneluran, binatang seperti biawak, burung pelikan, burung heron kerap memangsa telur dan tukik penyu pipih.

Queensland Government bahkan menyatakan babi liar merupakan masalah serius bagi keberlangsungan penyu pipih karena mereka memangsa hampir seluruh sarang. Hal ini dikarenakan penciuman babi liar yang luar biasa sehingga selalu dengan mudah menemukan sarang penyu pipih di pantai.

Lantas, apa penyu pipih dewasa aman dari predator? Sayangnya tidak, karena penyu pipih juga menjadi buruan ikan hiu, buaya air asin, atau ikan besar lainnya seperti dilaporkan Oceana. Selain itu, polusi di perairan dan kerusakan habitat akibat alih fungsi lahan pesisir juga menjadi hal lain yang bisa mengancam keberadaan penyu pipih di habitat aslinya.

Tidak ada jumlah pasti mengenai besaran populasi penyu pipih secara global. Sea Turtle Conservancy memperkirakan jumlah penyu pipih betina yang bersarang ada sekitar 20.000 individu. Namun, menurut IUCN saat ini populasi penyu pipih berstatus data deficient sehingga risiko kepunahannya tidak bisa ditentukan secara akurat.

Lebih lanjut, Pemerintah Australia menyatakan spesies ini berstatus vulnerable atau memiliki risiko kepunahan. Jika wilayah laut dangkal dan pesisir tempatnya mencari makan dan bersarang terus mengalami kerusakan, tentu eksistensi penyu pipih akan menuju kelangkaan. 

Penyu pipih memiliki beberapa keistimewaan yang membedakannya dari enam spesies penyu lain yang ada di dunia, terutama bentuk tempurungnya yang khas. Semoga spesies ini mendapat lebih banyak perhatian ilmuwan dan pemerintah di masa depan agar kelestariannya bisa terjaga hingga generasi mendatang.