Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pemandangan kota Brazzaville dari udara
Pemandangan kota Brazzaville dari udara (commons.wikimedia.org/Prével EPOTA)

Republik Kongo, yang biasa disebut Kongo-Brazzaville untuk membedakannya dari tetangganya, Republik Demokratik Kongo (Kongo-Kinshasa), adalah sebuah negara di Afrika bagian tengah. Negara tersebut berbatasan dengan Kamerun di barat laut, Republik Afrika Tengah di utara, RD Kongo di timur dan selatan, eksklave Cabinda di Angola di barat daya, dan Gabon di barat. Selain itu, Republik Kongo memiliki garis pantai Atlantik yang pendek, sekitar 160 kilometer (100 mil) di selatan perbatasannya dengan Gabon.

Secara keseluruhan, Republik Kongo memiliki kepadatan penduduk yang rendah, dengan mayoritas penduduknya terkonsentrasi di wilayah perkotaan. Ibu kotanya, Brazzaville, adalah kota terbesar dan terpadat di negara Afrika bagian tengah tersebut. Terletak di sebelah tenggara, Brazzaville berfungsi sebagai pelabuhan pedalaman utama di sepanjang Sungai Kongo.

Yuk, simak fakta menarik tentang Kongo berikut ini!

1. Ibu kotanya dinamai berdasarkan seorang penjelajah Prancis

potret sekumpulan taksi di Brazzaville (commons.wikimedia.org/Africany)

International Driving Authority mengungkapkan bahwa Brazzaville, ibu kota Republik Kongo, mengambil namanya dari Pierre Savorgnan de Brazza, seorang penjelajah dan pejabat kolonial Italia-Prancis. Ia merupakan tokoh penting dalam penjelajahan Afrika Tengah pada akhir abad ke-19. De Brazza terutama dikenang karena menentang perdagangan budak dan mempromosikan kehadiran Prancis di wilayah tersebut.

Pada tahun 1880, dalam perjalanannya menyusuri Sungai Kongo, Pierre Savorgnan de Brazza mendirikan kota Brazzaville, yang segera berkembang menjadi pusat penting pemerintahan kolonial Prancis. Warisannya tak lepas dari advokasinya untuk kesejahteraan penduduk setempat dan pendiriannya yang teguh menentang perdagangan budak yang merajalela pada masa itu. Berkat upayanya, berbagai perjanjian pun dibuat untuk melindungi komunitas Afrika dari eksploitasi.

2. Memiliki dua Situs Warisan Dunia UNESCO

potret sekelompok gajah hutan di Taman Nasional Odzala-Kokoua (commons.wikimedia.org/Matt Muir)

Sangha Trinational, yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2012, membentang melintasi Republik Kongo, Kamerun, dan Republik Afrika Tengah. Kawasan tersebut terkenal karena hutan hujan tropisnya yang kaya, rumah bagi beragam satwa liar seperti gajah hutan, gorila dataran rendah, dan simpanse. Melindungi kawasan ini sangat penting karena nilai ekologisnya dan beragam spesies unik yang hidup di dalamnya.

International Driving Authority menambahkan bahwa Taman Nasional Odzala-Kokoua ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2023. Dikenal karena keanekaragaman hayatinya yang luar biasa, taman ini mencakup beragam ekosistem seperti hutan Kongo dan Guinea Hilir, serta kawasan sabana. Pengakuan ini menyoroti pentingnya taman ini sebagai tempat perlindungan bagi gajah hutan, gorila dataran rendah barat, dan berbagai primata lainnya, sekaligus meningkatkan dukungan konservasi dan potensi ekowisata.

3. Dikenal karena subbudaya "La Sape"

potret seorang sapeur di Brazzaville sedang diwawancarai oleh dua pembuat film Spanyol (commons.wikimedia.org/Enric Bach)

Republik Kongo terkenal dengan "La Sape", singkatan dari Société des Ambianceurs et des Personnes Élégantes. Berawal di akhir tahun 1990-an, International Driving Authority melaporkan bahwa gerakan budaya ini berfokus pada mode dan seni keanggunan, yang dipraktikkan oleh para anggotanya yang disebut sapeurs. Gerakan ini ditandai dengan gaya berpakaian yang berani dan elegan, termasuk setelan berwarna cerah, sepatu modis, dan aksesori yang menarik perhatian.

Bagi para sapeur, mode berfungsi sebagai bentuk seni sekaligus cerminan identitas pribadi, yang memungkinkan mereka mengekspresikan kelas, status, dan individualitas melalui gaya. Bahkan dalam menghadapi kesulitan ekonomi, mereka tetap berkomitmen tinggi pada citra elegan mereka. Kreativitas dan kebanggaan mereka tercermin dalam cara-cara unik mereka dalam memadukan dan menampilkan busana.

4. Ekspor utamanya adalah minyak

ilustrasi kilang minyak (commons.wikimedia.org/Quintin Soloviev)

Perekonomian Republik Kongo sangat bergantung pada ekspor minyak, yang merupakan sumber utama pendapatan nasional. Sejak produksi minyak dimulai pada awal 1970-an, minyak telah berkembang menjadi pilar utama struktur ekonomi negara tersebut, menurut International Driving Authority. Saat ini, minyak bumi menyumbang hampir 90% dari total ekspor Republik Kongo.

Sebagai salah satu produsen minyak terkemuka di Afrika, Republik Kongo biasanya memproduksi lebih dari 300.000 barel per hari. Ketergantungan yang tinggi pada minyak bumi membuat perekonomiannya rentan terhadap fluktuasi harga minyak global, yang berdampak langsung pada pendapatan dan stabilitas. Meskipun negara tersebut juga mengekspor kayu, mineral, dan produk pertanian, industri-industri ini hanya memainkan peran yang sangat kecil dibandingkan dengan minyak.

5. Dihuni oleh sekitar 30.000 orang pigmi

potret tempat tinggal pigmi di utara Republik Kongo (commons.wikimedia.org/Yelm)

Di Republik Kongo, sebagian besar komunitas pigmi ditemukan di hutan lebat di wilayah Sangha utara dan Likouala, serta di Pegunungan Chaillu barat. Mereka biasanya hidup dalam kelompok keluarga kecil yang erat. Berburu tetap menjadi mata pencaharian utama mereka.

Afrikanza menggambarkan bahwa pigmi diakui sebagai penduduk asli Cekungan Kongo. Mereka dikenal karena perawakan mereka yang lebih pendek, dengan sebagian besar orang dewasa mencapai kurang dari setengah tinggi rata-rata manusia. Karena sebagian besar hidup di hutan, mereka terus mempertahankan gaya hidup tradisional mereka yang berbasis berburu dan meramu.

Republik Kongo luar biasa bukan hanya karena kekayaan budaya dan signifikansi historisnya, tetapi juga karena peran vitalnya dalam melestarikan hutan hujan Cekungan Kongo. Dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa dan tradisi khas seperti La Sape, negara tersebut memiliki banyak hal untuk dikagumi dan dijelajahi. Melindungi rakyat dan kekayaan alamnya sangat penting bagi masa depan Afrika dan dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo Sy