7 Fakta Unik Burung Hering Kepala Putih, Gak Bisa Jauh dari Asem Buto

- Burung hering kepala putih berukuran sedang dengan sayap lebih dari 2 meter, betina lebih besar dari pejantan.
- Ciri khas burung ini mudah dikenali oleh orang awam, dengan kepala dan leher putih cemerlang yang kontras dengan bulu tubuhnya yang gelap.
- Hering kepala putih paling banyak hidup di kawasan lindung seperti taman nasional dan suaka margasatwa, serta memiliki kesukaan terhadap pohon asem buto.
Bibit penyakit tak pernah punya waktu yang cukup untuk menyebar di alam liar Afrika. Sebentar saja bangkai hewan sudah dikerumuni oleh hewan pemakan bangkai sampai lenyap tak bersisa. Di antara kerumunan ini, ada satu spesies yang paling berjasa dalam mendeteksi bangkai. Ia adalah hering kepala putih.
Hering kepala putih atau white-headed vulture merupakan burung bangkai asli Afrika. Kepala putihnya terlihat mencolok di latar belakang sabana yang kecokelatan. Selain kecepatannya dalam mendeteksi bangkai hewan, hering kepala putih juga terbilang unik dalam preferensinya terhadap pohon asem buto. Apa kaitannya? Yuk, kenalan dengan burung bangkai ini lewat tujuh fakta unik hering kepala putih atau white-headed vulture berikut ini!
1. Berukuran sedang dengan sayap lebih dari 2 meter

Hering kepala putih atau white-headed vulture (Trigonoceps occipitalis) merupakan jenis burung hering berukuran sedang asli Afrika. Rentang sayap burung ini mencapai 2,3 meter. Sementara itu, berat tubuhnya maksimal 5,3 kilogram.
Menariknya, spesies ini beda sendiri di antara burung bangkai asli Afrika lainnya. Pasalnya, betina lebih besar dari pejantan. Menurut informasi dari laman Oiseaux.net, hering kepala putih betina 2 persen lebih besar dan 17 persen lebih berat dari jantan. Dimorfisme seksual terbalik (reversed sexual dimorphism) ini umumnya ditemukan pada burung pemangsa seperti elang, tapi tidak pada burung bangkai.
2. Mudah dikenali oleh orang awam

Ciri khas yang dimiliki hering kepala putih membuatnya mudah dikenali oleh orang awam sekalipun. Sesuai namanya, kepala dan leher burung ini berwarna putih cemerlang yang kontras dengan bulu tubuhnya yang gelap. Kepalanya juga berbentuk segitiga dengan jambul putih lembut tumbuh di puncaknya. Paruhnya yang besar berwarna kemerahan, kulit di bagian pangkal berwarna biru muda. Burung jantan dan betina juga bisa dikenali dari warna bulunya. Pada jantan, bulu sekunder yang ada di ruas tengah tulang sayap berwarna abu-abu gelap, sementara pada betina berwarna putih.
3. Paling banyak hidup di kawasan lindung

Hering kepala putih bisa ditemukan di seantero Afrika sub-Sahara. Hanya saja, persebarannya terfragmentasi. Ia paling mudah terlihat di kawasan lindung seperti taman nasional dan suaka margasatwa.
Dilansir laman Animalia, Taman Nasional Kruger dan kawasan konservasi di sekitarnya menjadi rumah bagi populasi hering kepala putih terbesar di Afrika Selatan. Habitat pilihannya berupa dataran berhutan beriklim kering. Ia cenderung menghindari hutan lebat atau wilayah yang padat penduduk.
4. Punya kesukaan terhadap pohon asem buto

Gak cuma menghindari manusia dan hutan lebat, diketahui kalau persebaran hering kepala putih juga mengikuti keberadaan pohon favoritnya, yakni asem buto alias baobab afrika (Adansonia digitata). Asem buto menyediakan fondasi yang kokoh lewat batang-batangnya yang besar dan lebar untuk menyokong sarang hering kepala putih yang besar dan berat. Pohon ini juga cocok untuk mengawasi sekitar karena memberikan titik pandang yang menguntungkan. Asem buto merupakan bagian integral dari ekosistem padang rumput Afrika, ungkap laman Biodb. Kesehatan pohon ini menjadi indikator kesehatan populasi hering kepala putih.
5. Penyendiri yang gak suka dekat-dekat dengan tetangga

Beda dari burung bangkai lain yang berjiwa sosial dan suka berkelompok, hering kepala putih ke mana-mana lebih suka sendirian. Menurut informasi dari laman Peregrine Fund, ia paling sering terlihat sendirian atau bersama seekor burung lain. Bahkan saat makan bangkai, paling tidak cuma 2—6 ekor burung saja yang terlihat dalam sekali waktu. Itu pun ia mengambil sepotong untuk dimakan jauh-jauh dari yang lain. Saat musim bertelur, burung ini juga membangun sarang jauh dari tetangga satu spesies. Sarang hering kepala putih biasanya berjarak 8—15 kilometer dengan satu sama lain.
6. Bidang pandang lebar mirip elang-alap

Hering kepala putih sering jadi burung bangkai yang pertama kali mendeteksi bangkai hewan. Memang, burung ini terbang lebih rendah dari jenis burung bangkai lainnya. Gak cuma itu, ia juga punya bidang pandang yang lebih lebar menyerupai elang alap, ketimbang menyerupai kerabat burung bangkai terdekatnya dari genus Gyps. Menurut laman Animalia, bidang pandang hering kepala putih selebar 30 derajat, lebih besar dari burung bangkai genus Gyps yang cuma sebesar 20 derajat.
7. Pemakan bangkai yang aktif berburu mangsa hidup

Keunikan hering kepala putih gak berhenti sampai di situ saja. Memang ia jenis burung pemakan bangkai, tapi nyatanya ia juga burung pemangsa yang aktif berburu. Ia gak cuam mengandalkan bangkai hewan untuk mengenyangkan perut. Spesies ini jadi salah satu dari sedikit burung bangkai yang mencari dan membunuh mangsanya sendiri. Dengan cakar kuat, hering kepala putih memangsa hewan-hewan berukuran kecil untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Diyakini, bidang pandang yang lebih lebar bantu burung bangkai ini menerkam mangsa hidup dengan lebih akurat.
Sungguh burung bangkai yang unik, bukan? Segala keunikan hering kepala putih mendukung perannya dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan alam liar Afrika. Setelah tahu lebih banyak, bagaimana pendapatmu tentang hering kepala putih atau white-headed vulture?


















