4 Fakta Unik dari Trenggiling, Punya Sisik yang Khas

Banyak orang yang mungkin merasa bahwa trenggiling masih sangat jarang ditemukan di berbagai tempatnya, sehingga penasaran dengan asal usul dari hewan unik yang satu ini. Sebetulnya trenggiling berasa dari dua tempat yang berbeda, yaitu Asia dan Afrika yang masing-masing memiliki ragam spesies berbeda.

Dilansir National Geographic, trenggiling sebetulnya memiliki delapan spesies dan empat spesies diantaranya ditemukan di Asia, yaitu trenggiling Cina, Sunda, India, dan Filipina yang sudah terdaftar oleh IUN sebagai hewan yang sangat terancam punah. Sementara empat spesies lagi berasal dari Afrika, yaitu trenggiling tanah, trenggiling raksasa, trenggiling perut putih, dan trenggiling perut hitam yang terdaftar sebagai spesies yang cukup rentan.

Kamu mungkin penasaran bagaimana cara trenggiling dalam memproteksi dirinya dari berbagai ancaman yang ada di sekitar, termasuk dari predator. Trenggiling sebetulnya memiliki kemampuan memproteksi diri dengan baik dan hal ini berkaitan dengan nama yang dimilikinya, sehingga bisa diketahui dengan jelas.

Dilansir WWF, trenggiling termasuk satu-satunya mamalia yang melindungi dirinya dengan cara meringkuk dan menggunakan ekornya yang tajam untuk melawan. Tidak heran jika memang dinamakan trenggiling karena hewan ini senang sekali menggulung dirinya dalam keadaan yang mendesak.

Jika dilihat dengan seksama memang trenggiling memiliki bentuk khas yang tidak biasa dibandingkan jenis hewan mamalia lainnya. Perbedaan paling signifikan memang dapat terlihat dari kulit yang dimiliki trenggiling, sehingga bisa membedakannya dengan jenis mamalia lain.

Dilansir WWF-UK, trenggiling termasuk hewan yang menarik karena memiliki sisik yang unik diseluruh bagian tubuh, hingga ke bagian ekornya. Sisik ini sebetulnya digunakan untuk pertahanan diri, meski memang tidak benar-benar bisa melindungi trenggiling secara ampuh karena tidak seluruh bagiannya benar-benar tajam. Namun, ini membuat trenggiling menjadi satu-satunya mamalia yang memiliki kulit bersisik.

Ternyata di balik tubuhnya yang penuh sisik justru trenggiling memiliki risiko yang cukup serius dari ancaman pemburu liar. Hal inilah yang kemudian membuat jumlah trenggiling yang ada di berbagai negara serasa terus menurun seiring berjalannya waktu, apalagi dengan perburuan liar yang dianggap tidak terkendali.

Dilansir WWF, trenggiling banyak diburu karena dianggap sebagai makanan lezat di negara-negara seperti Vietnam dan Tiongkok. Selain itu, ada pula pengobatan tradisional yang menggunakan sisik trenggiling, meski memang hal ini belum terbukti secara ilmiah. Sisik trenggiling biasa digunakan sebagai berbagai jenis produk, seperti ikat pinggang, sepatu bot, hingga tas.

Trenggiling memang menjadi hewan unik karena karakteristik yang dimilikinya. Namun, di lain sisi hewan ini juga tengah berjuang dari ancaman perburuan liar yang terjadi. Pernah melihat trenggiling secara langsung?