Dalam dunia fauna, kemiripan antarspesies hewan kerap terjadi. Namun, uniknya, mereka yang terlihat mirip tersebut sebetulnya berbeda jenis dan memiliki karakter yang berbeda pula. Itu sebabnya, dalam ilmu biologi ada pembagian atau klasifikasi makhluk hidup berdasarkan famili, ordo, genus, dan lain sebagainya.
Nah, penasaran dengan kelompok-kelompok hewan yang unik tersebut, bukan? Inilah beberapa spesies hewan yang terlihat sama, tetapi ternyata berbeda. Yuk, disimak!
Slender glass lizard adalah kadal tanpa kaki yang dapat tumbuh sepanjang 75--90 cm. Hewan ini masuk pada golongan Ophisaurus, yakni genus dari kadal tanpa kaki yang penampakannya sangat mirip dengan ular. Secara harfiah, penamaan mereka didasarkan pada fakta tentang ekor panjang mereka yang mudah putus untuk mengelabui predator.
Orang-orang awam sering salah menyangka bahwa hewan endemik Amerika Serikat ini adalah ular tidak berbisa. Dengan ekor yang panjang dan tidak adanya kaki, sepintas memang kadal ini sangat identik dengan ular kecil. Menurut data dari Wisconsin Department of Natural Resources, kadal bernama ilmiah Ophisaurus attenuatus ini masuk dalam daftar spesies yang terancam punah.
Biasanya, mereka gemar memangsa serangga. Sayangnya, penggunaan pestisida oleh manusia telah merusak habitat mereka. Dengan lingkungan yang semakin tercemar, keberadaan serangga sebagai makanan utama mereka juga semakin sulit untuk didapatkan.
Mungkin masih ada banyak orang yang awam dalam membedakan katak dengan kodok. Keduanya memang sama-sama amfibi dan masuk dalam golongan Anura, tetapi secara karakter keduanya sangat berbeda. Dicatat dalam laman Live Science, kedua spesies tersebut dapat dibedakan berdasarkan fisik dan perilakunya.
Katak memiliki fisik yang lebih kecil, kaki yang panjang, dan kulit halus yang berlendir. Sementara, kodok umumnya memiliki fisik lebih besar dengan kaki yang pendek. Kulit kodok juga cenderung kasar dan lebih tebal. Perilaku mereka dalam meletakkan telur juga berbeda. Katak meletakkan telur dalam kelompok, sedangkan kodok meletakkan telur-telurnya dalam untaian yang memanjang.
Sampai saat ini, katak dan kodok masih disamakan dalam satu golongan yang sama, yakni ordo Anura. Namun, beberapa ilmuwan sudah mulai mengajukan disertasi dan studi untuk memisahkan keduanya pada spesies yang berbeda. Jika disertasi tersebut disepakati oleh mayoritas ilmuwan, klasifikasi biologis pada katak dan kodok akan berbeda di kemudian hari.
Ketungging atau Uropygi adalah serangga beruas yang sepintas mirip dengan kalajengking (Scorpiones). Jika pada bagian belakang kalajengking terdapat sengat yang mengeluarkan bisa, pada bagian belakang ketungging terdapat ekor menyerupai cambuk. Dalam bahasa Inggris, hewan kecil ini bahkan disebut sebagai whip scorpions atau kalajengking bercambuk.
Laman Britannica menjelaskan bahwa ketungging adalah satu-satunya spesies hewan kelas Arachinda yang sangat mirip dengan kalajengking sejati. Namun, hewan ini tidak memiliki sengat layaknya kalajengking. Ekor yang menyerupai cambuk adalah organ sentuhan yang berfungsi untuk mendeteksi lingkungan dan kadang juga membantu kegiatan seksual.
Dengan panjang tubuhnya yang mencapai 15 cm, tentu akan membuat banyak orang percaya bahwa ketungging adalah kalajengking berbisa. Sepasang capit berduri di bagian depan tubuhnya berfungsi untuk membantu mereka dalam mendapatkan mangsa. Hewan yang kerap mengeluarkan bau tak sedap ini sering ditemukan di Amerika Serikat, Meksiko, Jepang, hingga India.
Burung loon adalah spesies unggas yang masuk dalam genus Gavia. Sepintas burung loon sangat serupa dengan bebek. Namun, keduanya ternyata dari jenis yang sangat berbeda. Burung loon masuk ke dalam famili Gaviidae, sedangkan bebek masuk dalam famili Anatidae. Laman All About Birds mencatat bahwa selain perenang yang gesit, loon juga dapat terbang dengan kecepatan lebih dari 100 km per jam.
Loon memang termasuk unggas atau burung yang kerap melakukan migrasi pada musim-musim tertentu. Uniknya, sebelum terbang, loon membutuhkan landasan pacu sepanjang 27 meter untuk mengepakkan sayap mereka di atas permukaan air. Lepas landas ini diperlukan karena memang loon memiliki bobot cukup berat, yakni sekitar 8 kilogram.
Di alam liar, loon dapat bertahan hidup sekitar 25 hingga 30 tahun. Loon dewasa akan meninggalkan anak-anaknya pada saat mereka berusia 12 minggu dan dianggap cukup mandiri untuk bertahan hidup. Sepasang loon dewasa akan melakukan perkawinan pada usia 6 tahun setelah melakukan beberapa kali migrasi.
Ada banyak orang yang masih kesulitan membedakan antara anjing laut, singa laut, dan walrus. Sebenarnya, ketiganya masih masuk dalam golongan keluarga besar Pinniped, tetapi mereka terpisah dalam garis evolusi sejak waktu yang lama. Laman National Park Service menulis bahwa ketiganya bisa dibedakan secara tegas berdasarkan ciri fisik dan karakternya.
Anjing laut tidak memiliki penutup telinga eksternal. Sementara, singa laut memiliki penutup telinga eksternal. Singa laut juga biasanya memiliki ukuran fisik yang lebih besar ketimbang anjing laut. Singa laut dapat berjalan dengan keempat sirip yang ada di bawah tubuh mereka.
Walrus secara umum bisa terlihat yang paling mencolok karena memang memiliki ukuran tubuh yang paling besar. Bobot walrus jantan dewasa dapat mencapai 1,3 ton dan dilengkapi dengan senjata sepasang taring di mulut mereka yang akan mengoyak mangsa dengan mudah.
Itulah lima kelompok hewan yang terlihat mirip, tetapi ternyata berbeda. Bagaimana? Kamu sudah bisa membedakan mereka secara tegas, bukan? Semoga dapat memperkaya pengetahuan kamu di bidang fauna, ya!