Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Kumbang Oriental, Jadi Momok bagi Petani Nanas dan Tebu

Kumbang oriental (commons.wikimedia.org/Judy Gallagher)
Kumbang oriental (commons.wikimedia.org/Judy Gallagher)

Exomala orientalis atau kumbang oriental memang termasuk jenis serangga berukuran kecil. Warnanya cokelat dan ia bisa terbang, pokoknya hampir tidak ada bedanya dengan serangga lain jika hanya dilihat sekilas. Tapi jika diulik lebih kamu pasti akan terpukau karena sebenarnya kumbang kecil ini menyimpan banyak hal unik. Hal-hal unik tersebut muncul pada beberapa aspek, seperti kebiasaan, penyebaran, kemampuan, sampai reproduksinya. Hal-hal unik tersebut juga jarang diketahui, karenanya kita akan membahas beberapa diantaranya di artikel ini. Simak dengan seksama supaya kamu paham tentang seluk-peluk hewan ini!

1. Penyebarannya alaminya mencakup wilayah Asia

Kumbang oriental (commons.wikimedia.org/B. Schoenmakers)
Kumbang oriental (commons.wikimedia.org/B. Schoenmakers)

Dilansir CABI Compendium, kumbang oriental merupakan serangga yang bisa ditemukan di beberapa daerah, seperti Amerika dan Asia. Namun sebenarnya wilayah penyebaran hewan ini adalah wilayah benua Asia, seperti Jepang, Cina, dan Korea. Nah, jika kumbang ini ditemukan di Amerika dan Eropa maka statusnya adalah sebagai spesies introduksi. Spesifiknya, kumbang ini mulai diintroduksi ke wilayah Amerika pada tahun 1990an dan pertama ditemukan di Eropa ada dekade 2010an. Sebagai spesies introduksi kumbang oriental memberikan efek buruk pada banyak aspek seperti ekosistem dan pertanian.

2. Jadi hama berbahaya bagi nanas, jagung, dan tebu

Kumbang oriental (commons.wikimedia.org/Koichi Oda)
Kumbang oriental (commons.wikimedia.org/Koichi Oda)

Laman iNaturalist menjelaskan kalau kumbang oriental jadi salah satu serangga yang paling merugikan, khususnya bagi pohon jagung, tebu, nanas, dan tumbuhan-tumbuhan sejenis. Tak cuma di wilayah penyebaran alaminya, kumbang ini juga jadi momok di wilayah introduksinya. Alhasil, kumbang oriental jadi spesies invasif yang sangat berbahaya. Terdapat dua hal yang membuat kumbang ini berbahaya, yaitu individu dewasanya yang merusak daun dan bunga serta larvanya yang kerap menggerogoti akar tumbuhan.

Untungnya ada banyak cara untuk mengatasi serangan serangga ini. Pertama, penggunaan pestisida berjenis imidacloprid sangat efektif untuk memusnahkan kumbang oriental. Kedua, penggunaan nematoda juga terbukti efektif untuk membunuh kumbang oriental. Spesifiknya, nematoda dari genus Heterorhabditis jadi pembasmi yang sangat efektif karena punya presentase sebesar 96.5 persen dalam membunuh larva kumbang oriental. Pemanfaatan predator alami seperti tawon dan bakteri juga bisa dilakukan, namun hal ini agak sulit diaplikasikan.

3. Sangat bergantung kepada kemampuan terbang untuk mencari pasangan

Kumbang oriental (commons.wikimedia.org/Keisotyo)
Kumbang oriental (commons.wikimedia.org/Keisotyo)

Dalam upaya memperebutkan hak kawin, individu jantan kumbang oriental bisa melakukan banyak hal. Tak hanya itu, individu betina juga punya pilihan dan kriterianya sendiri dalam memilih pasangan. Pertama, individu betina akan mengeluarkan feromon yang nantinya feromon tersebut akan dideteksi oleh individu jantan. Nah, nantinya individu jantan yang berhasil mendeteksi feromon lebih cepat akan memiliki kesempatan kawin yang lebih besar, jelas penelitian yang dilakukan oleh Henry Tagalog Facundo.

Tak hanya itu, individu jantan juga punya dua cara dalam menjangkau individu betina. Pertama, ada individu jantan yang hanya berjalan dalam menjangkau individu betina. Di sisi lain, ada individu jantan yang mengkombinasikan kemampuan berjalan, memanjat, dan terbang. Tentunya individu jantan yang memadukan kemampuan berjalan, terbang, dan memanjat punya kesempatan yang lebih tinggi untuk kawin. 

4. Diklasifikasikan ke dalam famili Scarabaeidae

Kumbang oriental (commons.wikimedia.org/KKPCW)
Kumbang oriental (commons.wikimedia.org/KKPCW)

Dilansir Britannica, famili Scarabaeidae merupakan salah satu famili kumbang terbesar yang memiliki sekitar 30,000 spesies. Famili ini kerap disebut sebagai kumbang scarab atau scarab beetle. Scarabaeidae sendiri punya ciri khusus yang membuatnya mudah dikenali dan diidentifikasi. Ciri khusus tersebut adalah bentuk tubuh dan kebiasaan. Secara umum, kumbang dari famili Scarabaeidae punya tubuh oval yang tidak terlalu memanjang dan tidak bulat sempurna. Kulitnya keras dan ia punya sepasang sayap yang tersembunyi di bawah lapisan kulit keras tersebut.

Tak hanya itu, tiap spesies juga punya warna bervariasi, ada yang berwarna cokelat, hitam, kekuningan, sampai hijau. Habitatnya juga cukup beragam dan mencakup daerah lembab, hutan, kebun, savana, padang rumbut, wilayah kering, sampai area pemukiman. Famili ini juga dibagi lagi menjadi lima subfamili, yaitu Cetoniinae, Melolonthinae, Rutelinae, Scarabeinae, dan Scarabeinae. Terakhir, Scarabaeidae punya ukuran yang cukup bervariasi, mulai dari 5 milimeter sampai 12 centimeter.

5. Jadi inang bagi satu spesies parasit

Kumbang oriental (commons.wikimedia.org/KKPCW)
Kumbang oriental (commons.wikimedia.org/KKPCW)

Sebenarnya kumbang oriental tidak memilik parasit alami, namun para ahli menemukan fakta kalau individu yang hidup di laboratorium rentan akan serangan parasit. Secara khusus, ada satu parasit yang menyerang hewan ini, yaitu Tiphia vernalis, jelas artikel di jurnal The Great Lakes Entomologist. Uniknya temuan ini memberikan satu kemungkinan yang unik. Saat ini para ahli sedang meneliti T. vernalis untuk digunakan dalam pembasmian hama kumbang oriental. Namun hal ini masih harus diteliti dan sepertinya belum bisa diaplikasikan dalam waktu dekat.

Setelah diulik ternyata kumbang oriental punya berbagai fakta unik yang jarang terlihat pada hewan lain. Fakta-fakta unik yang dimiliki hewan ini juga sudah terbukti dan diteliti oleh banyak orang. Nah, hal tersebut juga membuktikan kalau banyak ahli dan ilmuwan yang tertarik dengan serangga ini. Penelitian-penelitian tersebut juga ada banyak, ada yang membahas tentang penyebaran, perkawinan, sampai efek yang ditimbulkan kumbang oriental terhadap kehidupan manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us