7 Fakta Aardwolf, Kerabat Hyena yang Memakan Serangga

Aardwolf merupakan spesies mamalia pemakan serangga. Hewan dengan nama ilmiah Proteles cristata ini masuk ke dalam famili Hyaenidae, famili yang sama dengan hyena. Walau berkerabat dengan hyena, aardwolf tidak memburu dan memakan hewan berukuran besar.
Aardwolf berasal dari Benua Afrika. Terdapat dua populasi aardwolf yang terpisah secara geografis, yaitu ada yang berpusat di Afrika Selatan, serta ada yang di Afrika Timur. Simak fakta lainnya dari aardwolf, yuk!
1. Berhabitat di wilayah kering

Aardwolf mendiami habitat yang kering, sabana terbuka, serta padang rumput. Habitatnya ini memiliki rata-rata curah hujan tahunan di bawah 80 mm. Ketika siang hari, saat melahirkan, atau kondisi lingkungan sedang ekstrem, aardwolf akan berlindung di lubang bawah tanah. Lubang ini biasanya digali oleh spesies springhare atau aardvark.
2. Bentuk kepala seperti hyena
Aardwolf memiliki warna rambut kekuningan dengan surai panjang yang berada di tengah garis leher dan punggung. Kaki bagian bawahnya berwarna hitam, dengan ekor lebat yang ujungnya berwarna hitam pula. Aardwolf memiliki moncong yang ramping. Gigi dan tengkorak kepalanya memiliki bentuk yang mirip dengan hyena, meskipun ukurannya jauh lebih kecil.
Gigi bagian samping teradaptasi khusus untuk memakan serangga. Aardwolf memang memiliki gigi taring, tetapi gigi ini digunakan untuk bertarung dan melindungi diri. Telinga aardwolf berukuran besar, mirip seperti telinga hyena belang.
3. Hidup dalam kelompok keluarga

Aardwolf merupakan hewan yang aktif pada malam hari. Namun, selama musim dingin, mereka lebih aktif pada siang hari. Mereka hidup dalam kelompok keluarga yang terdiri dari sepasang jantan dan betina beserta anak-anaknya. Ketika ada individu aardwolf lain atau penyusup datang, maka anggota kelompok aardwolf akan mengejar hingga berjarak 400 meter dari wilayah kekuasaannya. Ketika penyusup tertangkap, maka dapat terjadi perkelahian.
4. Pemakan serangga
Aardwolf merupakan insektivora atau pemakan serangga. Makanan utama mereka merupakan rayap, tetapi dapat pula memakan larva, telur, dan serangga lain. Terkadang aardwolf juga memakan mamalia kecil dan burung, tetapi persentasenya sangat kecil dari total makanan mereka.
Aardwolf menemukan makanannya melalui suara serta aroma yang dikeluarkan oleh rayap. Aardwolf akan memakan rayap dengan menjilati mereka dari tanah. Hewan ini tidak akan menghancurkan sarang rayap atau memakan seluruh koloni. Aardwolf memastikan rayap dapat mengembangkan kembali populasinya, sehingga dapat menyediakan makanan yang berkelanjutan bagi mereka. Aardwolf juga sering mengingat lokasi sarang tersebut dan akan kembali setiap beberapa bulan sekali.
5. Menggesek bokong untuk menandai wilayah

Aardwolf berkomunikasi dengan menggunakan penandaan aroma yang dihasilkan oleh kelenjar di bagian bokong. Mereka akan menggesekkan bokongnya pada dedaunan untuk menandai wilayah serta menarik calon pasangan. Individu jantan cenderung lebih sering melakukan penandaan aroma dibandingkan betina.
Komunikasi menggunakan suara cukup jarang dilakukan oleh aardwolf. Vokalisasi atau suara hanya digunakan ketika terkejut, berkelahi, atau stres. Aardwolf juga dapat mengeluarkan suara untuk memberi info adanya bahaya dengan suara seperti berdecak hingga raungan.
6. Sebagian besar bersifat monogami

Aardwolf bersifat monogami, atau satu jantan hanya kawin dengan satu betina, begitu pula sebaliknya. Umumnya mereka akan terus menjadi pasangan ke depannya. Namun, jantan dominan dapat kawin dengan lebih dari satu betina.
Selama musim kawin, jantan yang tidak berpasangan akan mencari betina untuk dikawini di wilayah mereka sendiri ataupun wilayah lainnya. Jantan dominan secara oportunistik juga akan mengawini betina yang seharusnya menjadi pasangan dari aardwolf yang tidak dominan. Hal ini dapat mengakibatkan konflik antara para jantan.
7. Induk jantan dan betina merawat anak bersama

Periode kehamilan aardwolf betina terjadi selama 89–92 hari. Akan dilahirkan sekitar 2–5 anak dengan berat sekitar 200–350 gram. Anak aardwolf yang baru dilahirkan tidak berdaya dan selama 6–8 minggu pertama hanya berada di sarang bersama induknya.
Induk jantan aardwolf akan mengawasi anaknya sekitar 6 jam ketika malam hari saat induk betina keluar sarang untuk mencari makan. Setelah berusia 3 bulan, anak aardwolf akan mulai mencari makan bersama induknya, dan ketika usia 4 bulan biasanya mereka sudah dapat hidup mandiri.
Aardwolf secara signifikan berperan dalam membatasi populasi rayap di seluruh wilayah jelajahnya. Hal ini dapat mengurangi kerusakan pada kayu yang diakibatkan oleh rayap. Teknik mencari makan yang dilakukan oleh aardwolf juga tidak merusak ekosistem karena tetap menjaga agar populasi rayap tetap ada. Sangat menarik kan hewan yang satu ini?